🔗 say my name

120 12 2
                                    

——












Aku berjalan pelan dibelakang Mingi yang juga berjalan pelan mengikuti arah langkah laki-laki itu, sampai langkah seorang Mingi terhenti dan aku hampir menabrak punggungnya karena sedikit melamun. Laki-laki itu lalu membuka pintu dari sebuah ruangan dan mempersilahkan kami berdua untuk masuk. Aku dan Mingi tanpa ragu masuk kedalam ruangan itu bersamaan dengan laki-laki itu.

Didalam ruangan itu, yang lebih seperti sebuah tempat yang biasa disebut dengan teller dari sebuah bank. Apakah ini dulunya sebuah bank?! Atau sebuah galeri?!

Karena kebetulan ketika aku berjalan menuju ruangan ini tadi, terlihat semua ruangan tidak mempunyai pintu dan hanya ruangan inilah satu-satunya yang mempunyai pintu. Di sepanjang berjalan itu pula, aku melihat didalam ruangan-ruangan lain yang ku lewati terdapat banyak sekali patung-patung bergaya yunani kuno yang sangat senada dengan bangunan ini. 

Diruangan ini, ada satu lagi seorang laki-laki yang tengah duduk, seperti sedang menunggu rekannya yaitu laki-laki yang menuntun kami tadi. Bahkan pakaian mereka pun seragam. Setelah aku dan Mingi duduk tepat didepan mereka berdua, dengan sebuah kaca sebagai batasan antar wajah kami.

 Setelah aku dan Mingi duduk tepat didepan mereka berdua, dengan sebuah kaca sebagai batasan antar wajah kami

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Kemudian mereka memberi kami sebuah Name tag yang lebih seperti Hang tag dengan masing-masing tertulis nama kami.




Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Aku dan Mingi saling pandang terheran dengan maksud semua ini, sebelum akhirnya kami menerima Hang tag itu. Tiba-tiba Mingi memberanikan diri mengetuk-ngetukkan jari telunjuknya diatas foto buronan itu yang kebetulan tergeletak diatas meja bersamaan dengan sebuah berkas-berkas milik mereka, memberi isyarat bahwa kami hanya segera menginginkan buronan itu. Salah satu dari laki-laki itu memberikan sebuah kertas yang terlihat seperti hasil dari sebuah print, dimana isi kertas itu adalah foto dengan kualitas buruk dari mobil kami. Lalu disertai dengan diserahkannya foto buronan itu tengah berada dalam mobil kami, dengan keadaan yang tidak sadarkan diri.

Aku dan Mingi saling tatap lagi, kali ini kami benar-benar tidak tau harus bereaksi seperti apa lagi. Tanpa aba-aba, aku dan Mingi bahkan berdiri dari kursi itu secara bersamaan. Membungkukkan badan 90° tanda kami harus segera mengakhiri pertemuan ini, lalu dibalas anggukan dari mereka berdua. Kali ini kami berjalan keluar tanpa layanan pengantar seperti tadi, aku dan Mingi mulai menyusuri lorong-lorong dari bangunan ini untuk menuju pintu keluar. Tiba-tiba Mingi menghentikan langkahku dan membuatku memasang ekspresi heran kepadanya, dia menunjuk sebuah ruangan tanpa pintu yang juga termasuk bagian dari lorong ini.

K-REEPY PASTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang