Hyeri dan Yeoreum berbaring di kedua ranjang yang berseberangan. Waktu sudah menunjukan pukul 2 pagi, namun mereka baru bisa beristirahat.
"Hyeri-ya mian karenaku kau dan lainnya kesulitan." seru Yeoreum sambil terus menatap langit-langit kamarnya. Pikirannya terus terganggu karena hal itu. Sungguh, Yeoreum tidak ingin menyusahkan orang lain. Mendengar itu Hyeri pun menoleh memperhatikan Yeoreum. Ia mengubah posisi tidurnya menghadap Yeoreum.
"ya! jangan meminta maaf, aku tahu ini berat bagimu. Tarianmu akan semakin baik jika terus berlatih, bertahanlah sebentar lagi."
"aku merasa buruk setelah Riana eonnie dihapus marah tadi, aku pikir benar juga. aku sangat lambat."
"benar, memang kau sangat lambat. Sebenarnya akupun kesal denganmu. jadi sekarang tidurlah, aku lelah babo-ya!"
Hyeri menarik selimutnya dan mulai memejamkan mata. Yeoreum melirik Hyeri datar lalu iapun mencoba memejamkan matanya.
'
'
'
'
'
Seora duduk di ranjangnya memperhatikan Riana yang sudah siap berbaring di ranjangnya. Seora merasa bahwa Riana terlalu keras pada Yeoreum. Mengingat kejadian tadi, Seora berusaha untuk bicara, namun ia tahu bagamana sifat Riana. Walaupun begitu tetap saja Seora merasa Riana harus sedikit menurunkan egonya untuk Yeoreum.
"Riana, aku rasa kau sudah menyakiti perasaan Yeoreum." Seru Seora perlahan.
Riana memutar matanya malas mendengar pendapat Seora.
"aku tidak peduli." Jawab Riana tanpa menoleh sedikitpun pada Seora.
"maksudku, perkataanmu sedikit kejam---
"sudahlah. itu belum seberapa, ia harus mempersiapkan mental yang kuat jika ia ingin debut. Berhenti bicara dan tidurlah sekarang." seru Riana memotong kalimat Seora yang terus mmebicarakan Yeoreum.
Riana berbaring sambil membelakangi Seora.
Mendengar itu Seora menyerah dan langsung menarik selimutnya.
'
'
'
'
'
Pagi ini Yeoreum berada di toko perhiasan tempat ibunya bekerja. Ia bertopang dagu sambil sedikit bersenandung.
"bagaimana tempat tinggalmu sekarang ?" tanya ibunya sambil duduk di hadapan Yeoreum.
Yeoreum mengangkat kepalanya. "tidak buruk, aku sekamar dengan Hyeri. Cukup menyenangkan tinggal bersama banyak teman dalam satu atap." jelas Yeoreum sambil tersenyum.
"apa ibu boleh datang berkunjung ?"
"tentu saja boleh, tapi sepertinya tidak untuk saat ini." jawab Yeoreum sambil terus memainkan jarinya di meja.
"hmm, ibu akan meminta tanda tangan mereka." serunya bersemangat.
Yeoreum menyipitkan matanya sambil menatap ibunya. "sudah ku duga, ibu cobalah tidak bersikap berlebihan"
"berlebihan apanya, kau juga nantinya akan seperti mereka bukan. Apa salahnya aku meminta tanda tangan teman saru grup mu" seru ibunya bergerutu.
"arra, nanti pasti ibu akan mendapatkan tanda tangan mereka tenang saja." Seru Yeoreum tanpa menatap ibunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Summer Rain°✔️
FanfictionBahkan Langit ikut menangis seakan tahu sang Musim Panas sedang bersedih° ©Pristeralf2019