1.Moving

14 6 0
                                    


" Suatu benda selalu dapat mewakilkan seluruh emosi juga kenangan yang tak ternilai "

Abigail mulai bosan menatap langit yang akan menjadi teman perjalanannya selama 11 jam kedepan, setelah berdebat hebat dengan ayahnya semalam, akhirnya Abigail dengan berat hati meninggalkan rumah dan teman-teman yang ia sayangi di Vancouver, bahkan ia belum sempat menyampaikan kabar kepindahannya ini kepada teman-temannya. Dengan malas ia memakai headphone merah muda kesayangannya lalu terlelap dengan perlahan.

Abigail perlahan membuka matanya, merasakan seseorang mengusap kepalanya lembut, hal pertama yang dilihatnya adalah ibunya yang membuat isyarat agar ia melepas headphone yang ia pakai " wake up sweety, kita sudah sampai ". Kekesalan Abigail terhadap ayahnya yang belum surut membuatnya hanya mengikuti kemana ayah dan ibunya pergi juga membuatnya bungkam selama perjalanan.

§

" Ini rumah baru kita " ucap ibu Abigail berusaha menghibur anaknya, menunjukan sebuah rumah minimalis yang didominasi warna krem.

" Bisakah kita cepat masuk ? aku Lelah " ujar Abigail menghiraukan ucapan ibunya.

" Ayolah sweety bisakah kau bersemangat sedikit ? ini tidak seburuk yang kau bayangkan, disini mempunyai banyak teman dan masih banyak lagi " hibur ibunya

" Tapi mama aku lebih suka Vancouver dari pada Seoul, dan aku yakin hidupku pasti akan membosankan disini " ucap Abigail meninggalkan ibunya dibelakang.

§

Abigail POV

Huft... kesal itulah yang menggambarkan perasaanku, tiba-tiba pekerjaan Papa dipindahkan ke Seoul, Korea Selatan, walaupun aku memiliki darah Korea dari Papa tetap saja aku tidak senang, terakhir kali aku menginjakan kakiku di Korea ketika aku berumur 11 tahun, sejak saat itu aku pindah ke negara asal Mama di Kanada. Kini aku berada dikamar baruku, dengan perasaan kesal aku mulai membereskan kamarku, kamarku berada dilantai kedua, kamarku memiliki jendela yang langsung menghadap ke jalan raya, didominasi dengan warna putih membuat kamarku terasa lebih luas, tetapi tetap saja kamar ini tidak bisa menggantikan kamarku di Vancouver.

" Sweety bisakah kau turun ? kami ingin membicarakan sesuatu " tiba-tiba Mama memanggilku, aku pun dengan malas menuruti perintah Mama lalu turun menuju ruang tengah, sesampainya disana aku mendapati Mama dan Papa sedang berbincang dengan seorang cowok dan tiba-tiba cowok itu tersenyum padaku, tapi... tunggu ! siapa cowok itu ? sepertinya aku pernah melihatnya, tapi dimana ?

" Itu dia Abigail, kemari ada yang ingin Papa bicarakan " panggil Papa.

" Kau masih marah pada Papa ? " tanya Papa kemudian.

" sedikit "

" Papa minta maaf, baru memberitahu kalian kemarin malam, tapi untuk menebus kesalahan yang Papa buat Abigail boleh kembali ke Kanada setelah satu tahun tinggal di Seoul "

" Benarkah !? "tanyaku memastikan.

" Benar, Papa janji " Papa mengacungkan kelingkingnya.

" Papa harus menepati janji Papa " tegasku, lalu mengaitkan jari kelingkingku pada Papa.

" Tapi ada syaratnya " sahut Mama.

" Baiklah apa syaratnya ? "tanyaku pada Mama.

" Kau harus berbuat baik, pakai tata kramamu, dan berlakulah sebagai orang korea "

" Baiklah aku akan memenuhi syaratnya "

" Oh iya apa kau mengenal dia ? " tanya Papa lalu merangkul cowok yang tadi tersenyum padaku.

" Tidak " jawabku singkat.

" Coba kau ingat-ingat lagi " jawab Mama lalu merangkul bahuku, aku mengamati cowok itu dari atas sampai bawah berkali-kali, tapi tetap saja aku tidak mengingat siapa cowok itu.

" Aku tidak ingat " jawabku tetap singkat.

" Kau tidak mengingatku ? " tanya cowok itu, Ia mengeluarkan sesuatu dari dalam kantongnya, dan menunjukannya padaku, sebuah karcis sirkus yang sudah menguning, tunggu ! sepertinya aku mengingat sesuatu, bukankah itu sirkus terakhir yang aku datangi Bersama kakakku, aku memandang karcis dan cowok itu secara bergantian, apa dia kakakku ? lalu tanpa sengaja aku melihat tahi lalat di pipi kiri cowok itu, benar tidak salah lagi Ia adalah kakakku.

" Kau Lucas ? " tanyaku ragu.

" Kau memang sama Abigail, kau tetap adikku yang pelupa " Lucas menghampiriku lalu mengacak-acak rambutku.

" Ah, akhirnya kita berkumpul kembali, keluarga kita akhirnya lengkap " ucap Papa merangkul Mama.

--------------------------------------------------------

Hi I'm newbie here ^_^

Please vote and comment, maaf partnya masih agak Geje 😅.

Please support me for my first fanfiction (^^)

thx for your visit !!!!!

èchapper (탈출해)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang