PROLOG

12 1 0
                                    

Alunan musik kini menemani malamku. Alunan yang membuatku tenang. Alunan yang selalu menjadi teman baikku di kala suasana hatiku sedang sedih. Ya memang semua tidak akan ada akhir. Jika kita harus menunggu itu, akan kah kita bahagia? Belum tentu! Karena bahagia itu mudah. Tak usah memikirkan hal yang membuat dirimu tersakiti.

Ya. Alunan musik itu menggambarkan bahwa aku sedih. Mungkin ini hanyalah masalah kecil, namun sekecil apapun itu, untukku itu hal yang besar. Komentar negatif akan postinganku, membuatku enggan untuk membacanya. Hanya sebuah pemandangan, yang di temani oleh tulisan kecilku, dan... semua langsung mengomentari, hal ini lah, itulah, aku baperan lah, aku cengeng, aku puitislah. Salah jika aku membuat tulisan kecil yang selalu menemani postinganku? Apa postinganku negatif? Apa aku salah memposting pemandangan yang Allah berikan? Salah?.

Namun satu kata yang membuatku terus semangat dan tak menangis hanya karena masalah kecil. Sebuah komentar yang membuatku tersenyum, bahkan aku merasakan ada kehangatan pada pelipisku.

Azdan. Mas Azdanku. Ya dia kakakku, kami saling memantau, kadang dia selalu membuka media sosialku, tanpa meminta izin. Ya karena dia tahu password ku. Untuk apa aku melarangnya? Toh gak ada hal yang buruk? Untuk apa kita takut pada kebenaran?

Hari ini adalah jadwal malamku, sebenarnya aku bener-bener gak suka, tapi ya apalah dayaku? Jujur sih, aku mau pulanggg!!, kata rindu sudah terimplentasikan pada diriku. Rindu akan Bunda, Mas Azdan, juga Ayah.

" permisi Dok!" Suara asing itu memanggilku.

" iya kenapa?"

" ada pasien gawat darurat Dok!" Ujarnya. Aku pun langsung mengrutkan dahi.

" kenapa kamu gak bilang dari tadi? Terus kenapa alarmnya gak nyala?" Tanyaku seraya berlari menuju sang pasien berada.

Setelah sampai, noda darah telah memenuhi tubuh sang pasien. Aku pun langsung terjun.

" dia kenapa Dok?" Tanyaku pada Dokter Fany yang bertugas di ruang IGD

" kecelakaan berat. Kaki kanannya patah. Dan sepertinya ia mengalami trauma hidung Dok!"

" trauma hidung? Baiklah! Suster tolong panggilkan Dokter THT !!" Ujarku cepat.

Setelah ditangani olehku juga Dokter THT. Aku langsung keluar dari ruang IGD. Rumah sakit ini masih saja ramai, padahal jam rumah sakit menunjukan pukul 11.30 WIB.

Kalian mungkin tahu aku siapa? Sosok berbaju putih yang selalu berteman dengan darah. Dan menjadi sahabat baik perlatan medis. Dan lebih "bersarang" di dalam ruangan yang lembab.

Syakira Assa'diyah. Panggilanku Kira. Kadang para Dokter lainnya memanggilku Dokter Ira, mungkin karena nama akhir dari Syakira adalah Ira.

Tak lama setalah aku keluar, dering ponselku berbunyi. Itu dari Mas Azdan. Langsung ku angkat panggilannya.

" Assalamualaikum Mas...kenapa?" Tanya ku.

"..."

" kok bisa? Sekarang Mas dimana? Biar aku susul!"

"..."

" udah! Aku tanya Mas dimama sekarang?".

"..."

" yaudah...tunggu aku disitu!!".

Seusai aku membayar ojek online, aku secepatnya menemui Mas Azdan. Namun Mas Azdan gak ada di tempatnya. Dan kemana? Aku merogok ponsel di saku jaketku. Langsung ku telpin ke nomornya.

" Hallo. Assalamualaikum Mass??"

"..."

" mas dimana sih? Kok gak ada? "

"..."

" sekarang kemana? Gak jelas suaranya"

"..."

" aku sekarang ke tempat bermain? Mau apa udah malem juga ih..."

"..."

" yaudah iya...tungguuu".

Untung saja dia kakakku, kalau bukan akan ku hujar dengan wajah tampannya. Tapi...sayang.

Aku menuju tempag bermain. Ya. Ini adalah tempat kita sewaktu kecil. Aku ingat betul saat seorang anak lelaki merebut boneka teddy pemberian Tante Fani. Dan Mas Azdan lah yang menolongku.

" Ehem " deheman itu membuatku berbalik badan. Entah siapa lelaki itu, membuatku bertanya-tanya dalam hati.

" siapa?" Tanyaku.

Ia mengatupkan kedua tangannya di depan dada. Sepertinya dia santri banti ku.

Aku mengikutinya. " nama saya Alfarizi, kamu bisa panggil saya Al ".

" nama aku Syakira AsS'adiyah, kamu bisa panggil aku Kira " ujarku.

" ehemmm". Suara deheman yang tak asing lagi di telingaku. Mas Azdan.

" Udah kenalan ya??" Tanya Mas Azdan membiatku jengkel.

" Mas apa-apaan sih?" Bisikku.

" Mas sengaja telpon kamu, mas sih awalnya mau kenalin waktu kamu masish di rumah, eh kamunya udah pulang, terus kamu bilang gak akan bisa pulang, jadwal bulan ini padet, dan ceritanya panjang dehhh"

" tapi kenapa harus malem-malem gini? Kan Mas tahu jadwal shift aku. Dan hari ini bagian malem ihh!!" Bisikku kesal.

" Maafin mas ya dek"

" sekarang Mas maunya apa?"

" Mas mau kalian berdua saling kenalan sama satu sama lain  "

" maksud mas apa sih??" Tanyaku tak mengerti.

" Mas mau kalian ta'aruf"

Hah?

.
.
.

GIMANA? MAAF KALAU KURANG SERU YAA...MAKANYA KALAU MAU SERU VOMMENT DULU YA...SUPAYA SEMANGAT NULISNYA OKE😉

Sebuah PenantianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang