Play mulmed, and... ready for new fact.
***
Jimin menghela napas.
Pria itu mendapati Jiyeon yang tertidur pulas sembari memeluk buku kesayangannya. Gadis itu bahkan tidak melepaskan kaos kaki dan juga jaket denimnya. Jimin mengganti pakaian kerjanya menjadi piyama berwarna dongker kesukaannya.
"Anak ini." Jimin membuka kaos kaki merah yang menyelimuti sepasang kaki Jiyeon. "Sudah bagus mendapatkan jatah libur, kenapa terlihat berat sekali?"
Jimin terkesiap kala Jiyeon memutar posisinya menjadi membelakangi dirinya. Helaan napas pun lolos dari bibirnya. Perlahan, Jimin membuka jaket denim yang belum Jiyeon lepas.
Jimin menggelengkan kepalanya. Jiyeon sangat pulas sampai tidak menyadari dirinya yang sedang membuka kaos kaki dan juga jaketnya.
"Huh, engh." Jiyeon meremas bantalnya. "J-jangan..."
Jimin tertegun. Pria itu mengurungkan niatnya untuk berbaring. Perlahan, Jimin menarik bahu Jiyeon. Sepasang maniknya membulat mendapati salah satu sudut mata Jiyeon basah karena keluarnya air mata.
"J-jangan tinggalkan aku..." Jiyeon mengigau dan juga menangis dalam tidurnya. "Aku merindukanmu..."
Jimin menahan napas. Sebegitu rindunya, kah? Sampai Jiyeon mengigau? Jimin pun membaringkan tubuhnya tepat di samping Jiyeon. Tangannya pun terangkat untuk mengusap sepasang mata Jiyeon yang terpejam sangat erat.
Ajaibnya, Jiyeon kembali tenang dalam tidur.
Jimin mengecup kedua kelopak mata Jiyeon yang masih setia tertutup.
"Your imagiantion is real, Princess. I'm here, your boy is here..."
***
"Jangan bilang kau menangis ketika tidur?"
"Jangan tanya lagi, astaga." Jiyeon menunjuk kedua matanya. "Ini sudah bukti, kenapa bertanya lagi?!"
"Yah, mungkin saja kau menangis sampai tengah malam." Hyera terkekeh sebelum memakan roti cokelatnya. "Memangnya kau sedang bermimpi tentang apa?"
Jiyeon menenggelamkan kepalanya dalam lipatan tangannya. "That boy... make me crazy..."
Hyera menepuk bahu Jiyeon. "Lupakan sejenak, ya?"
Jiyeon mengangguk. "Ayo, kita lanjutkan lagi mengerjakan tugasnya."
Brak!
"Kalian melupakanku!"
Jiyeon hanya bisa mengusap dadanya karena terkejut akan kemunculan Soojin yang tiba-tiba memukul meja. Hyera sampai tersedak dan harus berlari ke dapur untuk mengambil segelas air putih. Soojin menggaruk tengkuknya, merasa tidak enak karena Hyera tersedak karenanya.
"Kau semakin ceria saja."
Soojin terkekeh. "Akhir-akhir ini, Jungkook sangat manis."
Jiyeon tersenyum. "Aku senang melihatmu seperti ini."
Hyera kembali sembari meminum segelas air. Gadia itu meletakkan gelasnya dengan kasar. Sepasang maniknya memincing ke arah Soojin.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] S. Daddy - P. Babygirl
Fanfic[BACA TERLEBIH DAHULU TRILOGY = SD + BG] S. Daddy [Sexy Daddy] P. Babygirl [Princess Babygirl] Lee Jiyeon -Siswa tingkat akhir- tidak pernah diberi kebebasan dalam mengejar cita-citanya oleh ayahnya. Kerja, kerja dan kerja. Ayahnya selalu saja menek...