——
Lippy sedang membantu neneknya memasak untuk makan malam nanti.
"Hmmm. Sepertinya nenek harus memasak sesuatu yang sangat lezat untuk dinikmati selagi melihat langit yang indah nanti malam."
"Memangnya ada apa nanti malam nek?!"
"Tentu saja hanya gerhana bulan seperti biasa pada tanggal-tanggal seperti ini. Kita akan makan malam ditaman belakang untuk menikmati indahnya langit malam, oke?!"
Lippy tidak tau menahu bahwa hari ini adalah tanggalnya untuk sesuatu yang disebut gerhana itu.
"Waahhhh oke nek!!" Lippy menyetujui ide bagus neneknya.
Setelah makan malam dengan neneknya, Lippy yang masih duduk ditaman tiba-tiba teringat akan sesuatu. Ia mendongakkan kepalanya, melihat begitu terangnya cahaya berbentuk bulat itu dengan titik-titik cahaya yang biasa disebut dengan bintang mengelilingi disekitarnya.
Gerhana bulan. Ya, gerhana bulan adalah bagian dari syarat itu. Dimana ini adalah finalnya. Namun Lippy sedikit ragu untuk mengambil finalnya malam ini juga. Ia merasa ini terlalu cepat dan lancar. Yang Lippy pikirkan setelah melakukan syarat pertama dan kedua adalah, menunggu beberapa hari untuk sebuah gerhana bulan. Namun yang ia dapati sekarang adalah seperti semuanya secara kebetulan mempercepat proses cupid itu.
•••
Waktu menunjukkan pukul 11 malam. Seorang gadis mengayuh sepedanya begitu cepat, seperti mengejar sesuatu. Mengejar target, itu adalah Lippy yang sedang menuju gedung tua. Ia mengendap-endap mengeluarkan sepedanya dari garasi rumah neneknya, setelah semua pertimbangan yang ia pikirkan. sampailah Lippy digedung tua itu tepat 10 menit sebelum jam 12. Ia memang membawa hp, alih-alih membawa senter. Namun tidak ia gunakan sebagai bantuan cahaya untuk menunjukkan jalan, karena memang cahaya alami dari gerhana sudah sangat cukup membantu Lippy.
Baru saja satu langkah Lippy akan masuk ke dalam gedung itu, ia tiba-tiba terpaku mendapati sebuah cahaya merah yang lurus dari arah langit menembus atap gedung itu dan masuk tepat ditengah gedung itu bercampur cahaya gerhana. Lippy sedikit merinding sekaligus takjub. Apa yang dikatakan temannya itu benar-benar telah ia saksikan sendiri sekarang juga.
Ketika Lippy sampai dipertengahan pintu gedung itu, ia mendapati seluruh ruangan itu dipenuhi dengan cahaya merah. Sampai-sampai bekas air hujan yang tadi siang Lippy lihat ikut menjadi berwarna merah hampir seperti darah. Lippy membenarkan penglihatannya untuk mencari-cari letak panggung merah tadi, karena terdapat banyak kabut pula disitu entah kenapa. Ketika kabut-kabut itu mulai sedikit demi sedikit menipis, sesuatu yang Lippy cari mulai terlihat. Namun saat itu bukan hanyalah sebuah panggung merah, melainkan Lippy juga menemukan pemandangan samar-samar seperti manusia terbaring.
Kabut itu sekarang semakin tipis keberadaannya, menjadikan cahaya merah itu semakin transparan saja. Lippy semakin melihat dengan jelas sesuatu seperti apa itu diatas panggung merah. Kini Lippy bersembunyi dibalik pintu masuk gedung itu, tepatnya ia diluar gedung dan mengintip ke dalam. Lippy benar-benar kaku dan ingin lari dari tempat itu, ia juga sangat mual.
Dimana sesuatu yang ia lihat diatas panggung merah itu adalah manusia dengan keadaan organ dalamnya yang berantakan dan penuh darah dimana-mana, dimana sesuatu seperti jantung dari manusia itu masih berdegup namun melayang keatas bersamaan dengan cahaya merah yang mengarah lurus ke lubang yang ada pada atap gedung tersebut.