Author POV
“Kau!” ujar Karin sedikit membentak karena Bara beraninya membuang map hasil pekerjaannya tersebut tanpa melihatnya dulu. Karin pun memungut kembali mapnya yang di buang oleh Bara.
“Kau-!” ucap Karin terpotong.
“Kau lihat ini? Ini yang baru bisa disebut mengatur informasi. Oke?” potong Bara sambil memperlihatkan map dari Aisha tadi yang terlihat lebih menarik. Karin yang merasa kalah pun tidak bisa melawan.
“Aku akan ulangi lagi secepatnya,” ujar Karin lalu pergi keluar dari ruangan Bara. Setelah keluar, ia melihat para rekan sekretarisnya dan Aisha berkumpul membicarakan sesuatu.
“Ambil kue ini,” ujar Aisha pada Silvi.
“Ini untukku?” tanya Silvi menyakinkan. Aisha pun hanya menjawabnya dengan mengangguk dan tersenyum.
“Terima kasih! Ini kue kesukaanku!” balas Silvi girang. Aisha pun tersenyum. Ternyata Aisha sedang memberikan beberapa dessert kepada para sekretaris.
Beberapa saat kemudian Bara keluar dari ruangan dan mendapati Karin yang masih di depan pintunya sedang memerhatikan Aisha dan para sekretaris lain.
“Kau tidak pernah melakukan sesuatu seperti itu, kan?” tanya Bara tiba-tiba mengagetkan Karin.
“Aku sibuk bekerja. Aku tidak punya banyak waktu,” ujar Karin mengelak.
“Tentu, kau terlalu sibuk. Sedangkan Aisha lebih bijaksana,” ujar Bara singkat lalu masuk ke dalam ruangannya lagi meninggalkan Karin dengan hatinya yang dongkol.
Karin pun memutuskan untuk pergi sejenak ke kamar mandi sekedar mencuci tangan dan menenangkan diri.
Karin POV
“Situasi macam apa ini?” gumamku yang sejak tadi pagi merasa janggal pada sikap Bara ditambah dengan kedatangan Aisha hari ini. Jujur saja, aku merasa benar-benar tersaingi oleh Aisha.
“Apa aku benar-benar tidak cukup baik?” tanya bertanya pada diriku sendiri lewat cermin. Saat aku akan keluar, tiba-tiba Aisha keluar dari salah satu bilik kamar mandi sambil memegang hp hingga kami bertubrukan dan membuat hp Aisha terjatuh.
“Ya Ampun! Maafkan aku! Apakah itu retak?” tanyaku panik lalu memungut hp Aisha yang terjatuh dan memberikannya pada Aisha. Aisha pun menerimanya dan mengeceknya.
“Hp nya tidak apa-apa. Jangan khawatir!” ujar Aisha setelah mengecek hp nya yang ternyata masih dalam kondisi baik.
“Maafkan aku! Aku tidak bermaksud mengintip, aku hanya ingin memeriksa apakah ini retak atau tidak,” ujarku takut Aisha salah paham karena aku kepergok sedang melihat apa yang ada di dalam ponsel Aisha.
“Hey! Tidak apa-apa juga kalau kau ingin melihat,” ucap Aisha santai sambil sedikit tertawa menghilangkan suasana tegang diantara kami.
“Aku baru saja bergabung dengan perushaan ini. Jadi aku masih melewatkan beberapa informasi. Punyamu pasti lebih detail dibanding punyaku. Masih banyak hal yang masih dipelajari darimu. Tolong bantu aku.” Ujar Aisha padaku yang hanya bisa kubalas dengan senyuman.
“Aisha benar-benar teliti.” Batinku sambil terus melihat Aisha.
Author POV
TOK...TOK...TOK...
“Silakan Masuk!” ujar Bara mendengar pintunya diketuk. Tidak lama kemudian, muncullah Karin membawa sebuah kertas.
“Ini jadwalmu besok.” Ujar Karin sambil meneyrahkan kertas tersebut pada Bara dan Bara menerimanya dan melihatnya sebentar.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boss to My Boyfriend
Teen FictionBagaimana rasanya bertemu dengan teman lama yang sering kita remehin dulu, tapi sekarang jadi bos kita? Takdir tidak ada yang tahu, maka jangan menyepelekan siapapun.