Gadis cantik dengan rambut hitam panjang terurai itu hanya duduk sambil menatap kosong foto keluarga di ruang tengah. Beberapa jam yang lalu ia baru saja pulang dari pemakaman ibunya. Ibu yang begitu ia sayangi, satu-satunya orang yang berada disisinya selama ini harus pergi meninggalkannya. Yewon ingin menangis lagi, tapi ia sudah terlanjur berjanji untuk jadi anak yang kuat. Sudah cukup dirinya mengeluarkan banyak air mata di rumah sakit tempat ibunya terbaring kaku semalam. Sekarang Yewon benar-benar sendiri. Sang ibu pergi menyusul ayahnya yang sudah tiada semenjak dirinya kecil.
Ting tong
Yewon sedikit terkejut saat alunan bell rumah kecil keluarganya berbunyi, ia berjalan ke depan membuka pintu.
Ceklek
"Ah anyeonghaseyo!"
Yewon menyapa wanita paruh baya di depannya. Tamu kehormatannya adalah Nyonya besar keluarga Im. Im Hyejun. Wanita itu sudah sangat berjasa bagi Yewon. Bagaimana tidak jika seluruh biaya rumah sakit dan pemakaman di urus olehnya. Yewon tau wanita ini adalah teman orang tuanya. Hanya sebatas tau karena dirinya memang hanya mendengar dari cerita Ny. Im. Entah bagaimana ceritanya keluarganya yang sederhana ini bisa memiliki hubungan pertemanan dengan keluarga terpandang pemilik I.M Corporation. Perusahaan teknologi terbesar di Korea. Pertemuan mereka pun bisa dibilang tidak sengaja. Ny. Hyejun yang sedang berbelanja di supermarket tidak sengaja melihat ibunya kejang-kejang. Ia langsung membawanya ke rumah sakit begitu menyadari bahwa wanita tersebut adalah orang yang dikenalnya. Sampai di rumah sakit ternyata nyawa ibu Yewon sudah tidak tertolong akibat penyakit tremor ditangannya sudah menyebar parah dan berakhir stroke.
"Kau sudah bersiap sayang?" Tanyanya dengan lembut.
Yewon mengangguk pada wanita yang masih terlihat cantik di usianya yang tak lagi muda. Ia masuk mengambil beberapa koper dan kembali keluar. Ia melihat sekilas rumahnya yang akan ia tinggalkan dengan tatapan sendu. Yewon akan pindah ke kediaman keluarga Im. Setelah pemakaman selesai, Ny. Im meminta Yewon agar pindah dan tinggal dengannya. Awalnya Yewon menolak, namun wanita itu terus memaksa. Membuat Yewon tidak enak menolak karena Ny. Im sudah berbuat banyak mengurus peristirahatan ibunya.
"Kau bisa mengunjungi rumah ini kapan pun kau mau Yewon. Aku akan mencari orang untuk membersihkannya setiap bulan."
"Terimakasih Nyonya. Aku sungguh merepotkanmu."
"Eomma Yewon, bukan Nyonya. Mulai sekarang kau sudah jadi bagian keluarga Im."
"Iya eomma!" Yewon menjawab pelan sambil tersenyum. Sudah berapa kali ia membatin betapa baiknya wanita ini.
Yewon duduk dalam mobil mewah yang membawanya menuju perumahan elit kota Seoul. Sesekali ia tersenyum menanggapi celotehan Ny. Im. Dua puluh menit kemudian mereka sampai. Para bodyguard Ny. Im turun membawakan koper Yewon. Yewon sendiri hanya berjalan membuntuti Ny. Im yang berjalan di depannya.
Yewon melihat-lihat betapa besar bangunan ini. Rasanya jika diukur mungkin berpuluh-puluh kali lipat lebih besar dari rumahnya.
Tap tap tap
"Ah Changkyun, kemarilah! Ini Yewon yang akan jadi adikmu."
Ny. Im membawa Yewon di hadapan anak laki-lakinya Im Changkyun yang baru saja turun dari tangga. Dua tangannya ia masukkan kedalam saku celana. Yewon menatap pria tinggi tegap di hadapannya. Wajahnya tampan, tapi aura angkuh dan dinginnya benar-benar terasa. Mungkin putra tunggal keluarga Im adalah definisi dari para pengusaha muda kaya yang sesungguhnya. Tatapan tajam Changkyun membuat Yewon sedikit gemetar. Dengan mengumpulkan segenap keberanian, Yewon akhirnya bersuara sambil membungkukkan badan.
"A-anyeong, Ye-Yewon imnida!" Suara Yewon terdengar bergetar.
"Hn!" Jawab Changkyun dingin.
Yewon sedikit berjengit karena gumaman singkat Changkyun yang kelewat dingin di telinganya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Winter warmth
FanfictionHidupnya seketika berubah setelah di adopsi keluarga Im yang kaya raya dan menjadi adik dari putra tunggal mereka yang dingin. Update tiap senin & kamis