Jina POV
Gue nggak salah ngerasain kan?? Gue nggak mimpi kan?? Apaan itu tadi? Kenapa gue nginget masa lalu lewat ciumannya tadi??
Setelah gue denger willy dah keluar dari kamar gue, gue langsung terduduk. Muka gie memerah mengingat apa yang dia lakukan tadi. Kok gue kayak orang yang bersalah ya? Padahal mungkin gue nggak ngelakuin hal yang salah. Gie langsung turun dari kasur lalu kebawah untuk minum. Gue buat kopi buat gue sendiri, lalu ke balkon kamar gue. Gue merenung.. kenapa dia masih saja mencoba untuk mendekatiku? Bingung sendiri aku.
"Nggak ada kata cinta... nggak ada kata cinta." Aku tarik napas dalam dalam lalu aku keluarkan dengan perlahan, karena itu membuat aku rilex.
"Kenapa selalu seperti ini? Selalu saja muncul... aku lelah memendam perasaan ini sendiri. Aku nggam tau harus apa." Aku lalu menghabiskan minumku lalu kebawah untuk mencucinya.
"Oiya.. kan ada piano.. aku boleh main tidak ya?" Aku jalan ke arah piano lalu duduk disana. "Bisa aku mulai dari mana ya? Sudah lama nggak pegang piano." Aku mulai membunyikannya... dan ini seperti lagi yang aku buat sendiri karena aku memainkannya acak jadi aku nggak tau yang aku mainkan sekarang.
"Apa yang kamu lakukan malam malam dengan piano itu?" Suara willy terdengar saat aku masih memainkan lagu yang tidak jelas judulnya. "Kenapa kamu belum tidur?"
"Aku tadi kebangun... nggak tau apa yang membuatku terbangun.." aku tidak pandai menipu.
"Yasudah.. tidurlah. Kau bisa bermain piano itu besok saja. Kan kau masih kerja besok.."
"Baiklah.. aku mau tidur duluan ya?" Aku langsung jalan ke arah kamarku lalu menutup diriku dengan selimut setinggi dagu.
.
.
.
.
.Willy POV
Kenapa serasa ada yang aneh? Jina bahkan nggak akan kebangun walaupun aku menggelitikinya. Kenapa sekarang ia terbangun? Apakah jina belum tidur saat aku menciumnya? Gawat ini....
.....
Aku kali ini bangun lebih awal, saatnya aku buat sarapan... kalau aku masih ingat cara memasak tanpa resep.
Aku turun kedapur dan melihat orang yang pernah aku cintai selama lebih dari 2 tahun itu. Dia mungkin bukan orang pertama yang aku miliki.. tapi dia orang yang paling aku cintai selama hidupku tapi aku menyianyiakan waktuku bersama dia.
"Jina.. masak apa lo?" Aku bertanya dengan caraku berbicara dengannya.
"Gue buat omelette untuk kita berdua. Kamu suka pedas kan?"
"Lumayan.. emang kenapa?"
"Aku campur telur sama saus tadi.." yasudahlah.
"Buatkan aku kopi ya?" Dia hanya menjawab dengan 'hmm' saja.
Setelah makanan sudah tersedia, kami berduq langsung makan.
....
"Sihan.. niat kerja nggak?" Orang yang berada didepanku namanya sihan.. dia sering mabuk mabukan di kantor, nggak pernah mengumpulakan kerjanya tepat waktu. Padahal kehidupannya yang dulu berbanding terbalik dengan yang sekarang.. dia dulu adalah orang yang selalu aku andalkan dalam setiap pekerjaan. Semenjak dia naik pangkat, dia jadi seperti ini. "Kalau kerjamu nggak pernah bener saya terpaksa menurunkan pangkatmu."
"Jangan pak... saya masih butuh tempat saya sekarang.. saya janji saya akan mengerjakan tugas saya secepat mungkin.."
"Baiklah.. ini kesempatan terakhirmu karena jika pekerjaanmu nggak selesai dengan waktu yang saya tetapkan, saya terpaksa langsung memecatmu lalu menggantikan dengan yang baru."
KAMU SEDANG MEMBACA
Fake girl? I love you!!
RomansaJina welterson anak laki laki yang menyukai pakaian perempuan. Hampir semua bajunya ada baju perempuan seperti, rok, dress dll. Karena tubuhnya yang kecil dan ramping macam perempuan, mungkin perempuan kalah.Tapi juga ada bajunya yang gentleman, dia...