Deno

4 0 0
                                    

Kaki ku berlari cepat menuju gerbang sekolah yang perlahan mulai tertutup. Pukul 07.05, telat. Lagi.

"Pak Yono! tunggu-tunggu ih! Gak asik banget asli jangan ditutup dulu elah!" Kata ku semakin panik ketika gerbang sekolah tertutup sepenuh nya. "Udah neng pulang aja."

Pulang? Sinting kali ya.

"Ya Ampun pak. Saya cuma terlambat 5 menit doang. Doang loh pak."

"Alah, kemarin juga bilang nya gitu."

Ku tekuk muka ku, tak suka. Dalam hati mengutuk. Ingin saja ku robohkan pagar yang ada di depan ku ini. "Pak, ini yang terakhir deh ya saya janji banget nih sama bapak."

"Kemarin juga janji nya begitu kan."

"Bapak pelit banget deh asli. Tolong lah pak, saya hari ini ulangan sosiologi nih. Udah belajar pak, stratifikasi sosial. Banyak loh pak itu. Bapak mau buat ilmu saya terbuang sia-sia gitu?" Aku merengek dengan muka memelas, berharap satpam sekolah ku ini memberi sedikit kelonggaran.

Pak Yano hanya menggeleng, "Itu mah dikit neng. Dulu saya SMA ambil ips juga. Mau kibul-kibul nih?"

Aku menggaruk kepala, tak gatal, hanya kesal, "Ga cuma ulangan itu aja pak. Ada ulangan Matematika, Bahasa Inggris, Bahasa Indonesia juga."

"Kamu ulangan harian apa ujian nasional?" Ucap Pak Yano sembari tertawa.

"Gak lucu pak."

"Saya gak ngelawak."

"Yaudah bukain ih!"

Pak Yano menggeleng, tangan nya membentuk huruf 'x' bertanda bahwa aku tak di izinkan masuk.

Aku diam, masih mencari cara untuk masuk. Aku mulai menjauh dari gerbang sekolah. Lalu tiba-tiba...

"Val, lo ngapain?"

Kepala ku menengok ke arah sumber suara. Deno, sahabat ku.

"Lah? Lo abis darimana?"

Deno mengangkat bungkusan yang ia pegang, "Ini abis beli perlengkapan buat osis. Lo telat lagi?"

Aku mengangguk. Deno tersenyum lalu mendekat dan mengacak-acak rambut ku. "Ayo masuk. Gue yang bilang ke pak Yano."

"SERIUSAN? ANJIR LO BAIK BANGET ASLI MAU GUA PELUK AJA RASANYA." Ucap ku penuh antusias, Deno hanya menggeleng lalu menggandeng tangan ku kembali ke gerbang sekolah.

Dan berkat bantuan Deno, Pak Yano mengizinkan ku masuk, namun dengan peringatan "awas aja besok telat lagi, nanti saya jadikan istri ke 3"

Masa bodo.

Tapi, kalo dilihat-lihat, aku dan Deno bagaikan langit dan bumi.
Deno, ketua osis, pintar, banyak bakat nya, banyak disukai pula.
Aku? gak usah dijelasin deh ya.


_____________

Vote comment.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 02, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Deno KuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang