Alice masuk ke gudang seperti biasa. Tempat paling sunyi dan jarang di datangi para murid di sekolah ini. ia duduk di dekat jendela, dengan wajah kesal yang masih melekat.
“sial sial sialll!!!”
Pikirannya terus berkecamuk, semua tentang Stive. Dia ketahuan merokok di depan Stive, dia juga sangat marah dengan perlakuan Stive. Kenapa cowok itu seenaknya mendekati Alice. Apa dia menganggap Alice sebagai cewek cupu dan miskin yang bisa dia permainkan? Disaat orang lain menganggap Alice tak ada, kenapa Stive tiba-tiba ingin memacarinya? Apa dia kekurangan kacung dan ingin menjadikan Alice menjadi salah satu pesuruhnya? Apa dia pikir Alice akan menerimanya karna dia tampan dan kaya?
Alice terdiam. Teringat suatu hal. Ia perlahan melihat ke belakang, teringat cowok tampan tempo hari yang membuat jantungnya berdegup kencang.
Tak ada siapa-siapa. Tak puas, Alice kembali memeriksa. Ia berjalan dan memeriksa seluruh bagian ruangan, terutama di bagian kursi-kursi yang bertumpuk itu.
“huhh.. untung gk ada”
Alice bernapas lega, tapi itu hanya sementara.
“lo nyariin gue?”
Suara berat itu terdengar di seluruh penjuru ruangan. Tubuh Alice tiba-tiba mematung tak berani melihat ke belakang karena ia tahu siapa cowok itu. tidak lain tidak bukan cowok di belakangnya ini pasti Kevin Alvaro, cowok yang tidak ia inginkan keberadaannya.
Suara langkah kaki mendekat, Alice masih mematung. Suara langkah itu berhenti tepat di belakang Alice.
“gue udah disini sekarang, kenapa lo malah munggungin gue gini?”
Alice berbalik perlahan, tak berani melihat mata Kevin. Berbeda dengan Stive yang memiliki wajah ramah dan manis, Kevin memiliki sorot mata yang sangar. Bagi Alice, wajah datar tanpa ekspresinya itu... benar-benar seram! Tapi tampan juga.
“si-siapa juga yang nyariin!”
Kevin membungkuk, menyetarakan tingginya dengan wajah Alice. Kini wajah mereka sudah saling berhadapann membuat jantung Alice terus berpacu.
“kenapa lo selalu gagap kalo ngomong sama gue? gugup ya?”
‘sialan’ umpat Alice dalam hati. Tapi kalau dipikir-pikir benar juga. Kenapa ia selalu gugup di hadapan Kevin? Tidak, tapi kenapa ia harus gugup di hadapan Kevin?? Sebenarnya apa yang ia takutkan? Lagi pula cowok ini tidak mungkin membunuhnya kan?
“gugup? Gk tuh” ucap Alice dengan mantap sambil menatap Kevin.
Namun, cowok itu malah menyungingkan senyum miring. Entah apa artinya itu.
Kevin memajukan wajahnya hampir menyentuh bibir Alice, jika Alice tidak menghindar beberapa detik yang lalu mungkin mereka sudah...kalian pikirkan sendiri.“yakin lo gk gugup?”
“pe-pergi!”
Alice mendorong badan Kevin, namun kedua tangannya malah di tahan oleh cowok itu. Alhasil kini Alice benar-benar tak bisa mengelak.
“gue sedih loh kalo di usir” ucapnya masih tanpa ekspresi.
Kevin melepaskan genggamannya pada Alice. Setelah itu ia tertawa terbahak-bahak sambil memegangi perutnya.
“hahahahah.. muka lo hahahah sumpah bikin ngakak!! Hahahah”
Wajah kesal Alice mulai terukir kembali. ia langsung mengambil tasnya dan pergi meninggalkan Kevin yang masih tertawa di sana.
“arrghhh kenapa sih hari ini nyebelin banget!! Dasar cowok-cowok aneh!”
Alice terus mengomel sambil berjalan menghentakkan kakinya dengan keras karena kesal. Hari ini tak ada tempat yang tenang untuknya. Di rooftop ia di ganggu Stive si cowok berwajah ramah namun menyebalkan itu, sementara di gudang ia di datangi sosok meyeramkan Kevin. Kenapa akhir-akhir ini krhidupan sekolahnya mulai terasa tak tenang?
Disisi lain, di ruang OSIS.
Beberapa orang yang menjabat sebagai anggota osis berkumpul. Mereka tengah membicarakan sesuatu dengan serius.“pokoknya, kita harus ungkap siapa orang dibalik nama SecretWoman ini” ucap salah satu dari mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Shttt... I'm a Nerd
Teen FictionAlice Shintialaudy. "lo semua belum tau aja rahasia gue"