A Date👟

5.8K 872 114
                                    

Selamat hari raya nyepi bagi yang merayakan🤗

Jangan lupa tinggalkan jejak😉
Enjoy and happy reading💕
Sorry for the typos.

***

Eleanor menggigit bibirnya dengan bingung ketika melihat pantulan dirinya dalam cermin. Ia menggerakan tubuhnya ke kanan dan kiri hingga rok yang digunakannya ikut bergerak-gerak.

Ganti.

Jangan.

Ganti.

Jangan.

Astaga, Eleanor benar-benar bingung saat ini. Apakah pakaiannya terlalu rapi dan feminim? Bagaimana jika pria itu hanya menggunakan kaos dan celana jeans?

Karena terlalu bingung dengan pilihannya, tanpa gadis itu sadari, jam sudah menunjukan pukul delapan lewat empat puluh lima menit.

Setelah menyadarinya, Eleanor langsung menyambar ponsel, dompet dan peralatan lainnya untuk dimasukan ke dalam tas. Kemudian bergegas keluar dari apartemen kecilnya. Ia berjalan tertatih karena masih memakai sepatu hak walau sudah mulai terbiasa dengan rasa sakit dan pegalnya.

Gadis itu naik ke dalam bus yang untungnya sedang sepi sehingga ia dapat duduk. Manik matanya menatap ke luar jendela dengan perasaan senang. Sebentar lagi ia akan mendapatkan sepatunya kembali!

Walau harus pergi berduaan dengan pria menyebalkan yang sudah menyandera sepatunya itu, setidaknya ia bisa memeluk sepatunya lagi.

Pukul sembilan lewat sepuluh menit, akhirnya Eleanor sampai di taman luas yang berada di pusat kota. Taman itu dihiasi pepohonan rindang dan air mancur besar. Tidak lupa beberapa kursi juga turut menghiasi sekitar taman tersebut.

Rasanya sudah lama ia tidak menikmati waktu santai seperti ini di sebuah ruang terbuka. Jika tidak sedang bekerja, biasanya Eleanor hanya akan mengistirahatkan tubuhnya dan tidur seperti orang mati. Ia akan bangun untuk makan, setelahnya berakhir tidur kembali.

Ia menghirup dalam-dalan udara segar pagi hari sebelum beralih mencari pria bernama Andrew.

Eleanor memincingkan matanya ketika melihat sesosok pria jangkung yang sedang duduk santai di depan air mancur. Pria itu menggunakan kaos polo berkerah dengan celana bahan pas di kaki jenjangnya itu. Santai namun tetap rapi dan berkelas.

Gadis itu baru ingat jika Andrew merupakan orang yang kaya raya, pasti akan berpenampilan layaknya orang kaya.

"Hey," sapa Eleanor setelah berhasil menghampiri pria itu tanpa tersandung.

Andrew menoleh dan hanya menganggukan kepalanya untuk menyapa gadis itu. Diam-diam ia meneliti penampilan Eleanor yang tumbennya terlihat rapi dan feminim. Tidak aneh seperti saat pesta ulang tahunnya.

"Kau telat tiga belas menit." Pria itu melihat jam tangannya sejenak sebelum mengembalikan tatapannya pada air mancur di hadapannya. "Itu berarti kau harus membayar denda."

Sontak saja Eleanor langsung tercengang. "Kau bercanda?! Aku hanya mau mengambil kembali sepatuku tapi kenapa rasanya sulit sekali?"

"Salahmu sendiri meninggalkannya di rumahku," jawab Andrew dengan acuh sambil mengedikkan bahunya.

Eleanor langsung berdecih kesal. Jika mereka tidak sedang di tenpat umum seperti saat ini, sudah dipastikan ia akan mencekik pria itu sampai kehabisan oksigen.

"Jadi sekarang apa yang harus aku lakukan?" Gadis itu bertanya sambil mendudukan dirinya di samping Andrew. Sesekali memijat kakinya yang pegal karena sepatu hak yang digunakannya.

Cinderella With A Converse HighTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang