Namaku Frisca Stafany, kalian bisa memanggil ku dengan sebutan tercinta yaitu isca atau juu. Tak masuk akal sebenarnya panggilan juu, tapi sebagian orang memanggil ku dengan sebutan itu. Yasudah tak penting, siapapun namanya apapun bentuknya aku adalah wanita cantik nan keras kepala imut nan manis di aplikasikan sebuah lesung pipit sebelah kiri pipiku dan hidung sedikit pesek nan kecil. Terbayangkah wajahku yang begitu manis dan lucu, semoga setelah membaca kalimat ini tak mual-mual ya para teman-teman ku iloveyou.
Aku sekolah di salah satu SMK favorite yang berada di Bogor yaitu Smk Bogor Centre School. Kali ini aku naik ke kelas XII, kelas dimana semua masa masanya serius dan tak mainmain. Pada masa smk ini dari awalku masuk sampe kenaikan kelas XII aku sangat bodoh sekali dengan masalah cinta, namun tidak dengan materi materi di sekolahnya ya.
Aku memiliki banyak teman, dan kalian harus tau. Teman-teman ku lawan jenis semua (atau laki-laki), mereka sangat berarti, menurut ku mereka adalah keluarga terutuh dan terlengkap ku di masa masa sekolah. Banyak sekali kenangan kenangan indah di masa masa smk ku ini dengan mereka, tak mudah untuk berpisah nanti. Kejadian mainstream, aku menyukai satu sahabat laki-laki ku, sungguh sangat bodoh, mengapa harus menyimpan perasaan terhadap sahabat sendiri seperti ini, perjuanganku untuknya cukup memakan waktu yang sangat lama ia begitu keras seperti batu dan dingin seperti ice di kutub.
Dulu memang ku terlihat begitu mencintai dan menyayanginya, sampai akhirnya hati dan pikiran selalu buntu tak ingin merelakan seseorang yang tak sama sekali peduli dengan kehadiranku.
Sampai saat itu ia bertanya,
"Mau sampe kapan lo kayagini terus juu?" cakapnya dingin.
"Entahlah, gue ga sanggup. Mungkin sampe nanti." Jawabnya melemass dan senyuman getir.
"Sampe mati?" dengan tatapan dingin dan nada cukup tinggi.
"Iyaaa." mata memanas tak sanggup dengan pembicaraan seperti ini.
"Juu, gue gamau liat lo kesiksa terus kayagini karena ulah gue sendiri, banyak laki-laki lain disana yang sayang sama lo juu. Sampe kapanpun perasaan gue gaakan ngerubah perasaan sahabat gue jadi perasaan cinta sama lo, gue gabisa cinta sama sahabat gue sendiri juu." jelasnya cukup menggentirkan suasana.
Yang hanya bisa juu lakukan saat itu hanya diam menunduk bibir bergetar menahan sesak di dada mata memanas tak terbendung, dan akhrinya air mata jatuh kepipi manis seorang juu.
Sangat begitu bodoh, sedangkan saat itu banyak sekali laki-laki yang menyayangi ku dan mencintai ku dengan tulus. Aku menyingkirkan semua laki-laki yang mencintai ku demi satu laki-laki yang tidak mencintai ku.
Tapi, perjuanganku itu berjalan hanya sampai setengah jalan. Tujuan ku yang katanya, "ingin mencintai nya sampai mati itu salah besar." Cinta ku memudar dan rasaku menghilang ketika menemukan sosok baru tetapi masih sahabatku sendiri. Mungkin memang kalian pasti memandangku dengan sebutan perempuan bodoh, perempuan tidak punya harga diri, perempuan tak tahu malu. Ya, memang. Aku akui itu, kita tidak tahu cinta datang kapan datang pada siapa dan dengan siapa ia akan hadir. Akupun tidak tahu jika yang mencintai ku tulus adalah sahabatku sendiri, ini mungkin sudah jadi skenario tuhan dan tuhan berikan terbaik untukku jalani setelah sekian lama aku mengharapkan sesuatu yang tidak akan pernah terjadi dan tuhan beri yang akan pasti terjadi. Tuhan adil yakini itu. And, as always believe that. Remember everything will be allright, you can do it, if you want to try.
Part selanjutnya, akan ku ceritakan semuanya. Jadi stay terus ya akan lebih seruu dan menyebalkan.
Terimakasih atas doa dan dukungannya, jangan lupa tinggalkan vote nya untukku ya. Jika tidak menyukai tolong jangan judge, aku pun masih dalam tahap belajar dan aku pun hanya melakukan hobby ku jadi thank u for your support!!!
-hikmaaaawps.
KAMU SEDANG MEMBACA
After-
RomanceMencintai bukanlah kesalahan besar, memaksa agar di cintai itu sebuah kebodohan besar. Dan cinta bisa datang kapan saja dan dari siapa saja, seperti teman bisa jadi pacar, pacar bisa jadi mantan, dan mantan bisa jadi pacar teman. cakapnya.