Sore ini langit dikuasai awan kelabu. Langit biru menyembunyikan rupanya. Angin berhembus kencang menerpa apa pun. Gemuruh dilangit mulain menunjukan bahwa dirinya ada, bersamaan rintik rintik hujan yang mulai jatuh.
Hari ini, setelah dinding tinggi yang menjaga jiwanya, takdir membawa mereka pada satu tempat di bumi. Rintik hujan seakan menjadi ucapan selamat datang dari bumi.
Poros di sekitar mereka menyatu.
Seseorang yang membuat malamya terasa lama dan harinya begitu berat. Kini langkahnya menuju seseorang itu.
Binar Fallage
Manusia yang begitu sempurna bagi Aksa, ya itulah dirinya.
Aksara Zuri
Dua nama itu telah semesta sematkan pada daun daun yang akan terus berguguran.
Melihat Binar memegang buku, walau tak dibaca. Aksa hanya diam. Angin menyampaikan salamnya pada Binar.
"Terlihat sama, masih sempurna. Namun, ada yang kurang...
binar di mata indahnya," guman Aksa
Diam. Semua kaku bagi Aksa. Tak ada yang terlintas dalam pikirannya. Ia harap semesta akan memberinya keberanian dan kesempatan untuk bertemu dengan Binar lagi. Cukup sampai situ, ia harus pergi.
Bekasi [3/3/19] - [3/6/20]
KAMU SEDANG MEMBACA
(not) OUR STORY
Teen FictionTentang rasa yang tak dapat dirasakan. Tentang kepercayaan yang tak dapat dipercaya. Tentang sebuah janji yang tak dapat dilihat. Tentang luka yang membekas.