Anthonyginting
Gue udah di lobby.Gabrilea
Otw beybih!Ginting mematikan mobilnya sembari menunggu Lea.
"Mana Ting orangnya?" Tanya Kevin.
"Lagi turun katanya"
Kevin membulatkan mulutnya.
Kali ini Ginting dan Lea akan fitting baju yang akan dipakainya bersama Lea saat nanti pemberkatan dan juga resepsi. Ginting juga mengajak Kevin, Fajar, Rian, dan Jonatan untuk fitting karena mereka akan menjadi groomsman diacara pernikahannya nanti.
Setelah 5 menit menunggu, terdengar ketukan dikaca yang membuat Ginting menolehkan kepalanya untuk melihat siapa yang mengetuk.
Setelah mengetahui itu Lea, Ginting langsung membuka pintu sampingnya agar Lea duduk didepan.
"Eh sorry lama ya?" Tanya Lea yang baru masuk.
Ginting menggeleng. "Engga kok, oh iya ini temen temen Gue yang nantinya bakal jadi Groomsman kita."
"Uhuk kita" celetuk Fajar.
Lalu mereka berkenalan satu persatu dengan Lea.
"Yaudah, kita sekarang langsung ke butik aja ya?"
Lea mengangguk, kemudian Ginting menyalakan mobil dan mulai melajukan mobilnya menuju butik.
-----
Sesampainya di Butik. Ginting, Lea dan yang lainnya langsung disambut oleh sang pemilik butik tersebut yang bernama Tuti.
"Ini Ginting sama Lea ya? Anaknya Lucia sama Marlene?" Tanya tuti sambil mencium pipi kiri dan kanan mereka berdua.
"Iya tante, oh iya tante kenalin ini temen temen Ginting yang nantinya jadi groomsman." Ujar Lea sambil menunjuk teman teman Ginting.
Tuti pun bersalaman dan berkenalan dengan mereka.
"Yaudah sekarang si calon pengantin ikut Aku ya, kalau groomsman nya ikut sama asisten aku aja, oh iya, bridesmaid nya kemana ini?"
"Katanya sih nyusul nanti malem, Tan." Jawab Ginting.
Tuti membulatkan mulutnya. "Oh okelah, yaudah yuk ikut aku, kalian nanti ikut ke asisten aku ya"
"Iya tante"
Beda dengan Ginting yang hanya melakukan pengukuran sekali dan mencoba beberapa tuxedo akhirnya bisa menemukan pakaian yang pas untuk pernikahannya nanti.Lea saat ini sudah melakukan beberapa kali pengukuran, bahkan puluhan gaun sudah ia coba untuk mencari yang pas. Bukan karena perutnya yang membesar, tapi Tuti takut beberapa gaun dari koleksinya akan menekan Janin yang ada di perutnya.
"Duh, Tan, lagian Lea gak ngerasa si utun kegencet kok, lagian perut Lea masih rata kan?" Tanya Lea sambil melihat penampilannya di cermin yang cukup besar.
"Iya kamu sih ngerasanya fine-fine aja, tapi si utun tuh ngerasanya sesek tau"
Ginting yang cukup bosan sedari tadi menunggu Lea mencoba berjalan keliling ruangan yang dipenuhi koleksi gaun buatan dari Tuti ini.
Sesaat pandangannya terpaku pada salah satu gaun yang tergantung dihadapannya.
"Kenapa, Ting? Kok diliatinnya gitu banget?"
Ginting menoleh sesaat pada Lea, lalu ia mengambil Gaun yang ada di hadapannya itu. "Ini bagus"
"Iya emang bagus, tapi lo kan gaboleh pake gaun ting, lagian kalau lo pake gaun ini nanti lo kelelep, gaunnya panjang terus lebar, lo kan pendek terus kecil."
Ginting menghela nafasnya. "Buat lo Gabrilea"
Lea menatap gaun itu, kemudian ia mengambilnya dan membawa pada Tuti.
"Tante bantu aku cobain gaun ini dong!"
Tuti mengangguk, kemudian mereka berdua masuk kedalam fitting room.
Ginting tau, satu gaun akan memakan waktu sekitar 5 menit lebih untuk memasangnya, jadi dia menunggunya sambil memainkan ponselnya.
"Ginting, bagus gak?"
Mendengar pertanyaan Lea, ia langsung mendongkakan kepalanya agar dapat melihat Lea.
Pandangannya kembali terpaku melihat pemandangan gaun yang melekat di tubuh Lea.
Begitu Indah, dan pas. Beda dengan gaun gaun sebelumnya.
"Pilihan Ginting emang top! Aku kok bisa lupa ya punya koleksi Gaun ini?" Ucap Tuti yang membuyarkan pandangannya.
"Cantik."
Satu kata yang bisa keluar dari mulut Ginting, tapi mampu membuat wajah Lea menjadi Merah.
Lea tersenyum. "Tante aku fix ambil ini! Soalnya Ginting suka"
"Oke, nanti Aku bakal siapin yang terbaik buat kalian."
Lea dan Ginting mengangguk.
"Yaudah, Aku kesana dulu ya sebentar? Aku mau panggil asisten aku buat siapin gaun ini."
Tuti pun pergi meninggalkan ruangan ini.
Lea menghampiri Ginting yang sedang duduk di sudut ruangan.
"Bener ting, Gue bagus pake ini?"
Ginting tersenyum. "Bukan bagus"
Lea menekuk wajahnya. "Lah tadi katanya bagus? Yaudah kalau gasuka Gue bilang lagi nih ke tante Tuti."
"Eh jangan!" Ginting menahan tangan Lea.
"Kenapa? Tadi katanya ga bagus."
"Emang ga bagus"
Lea mengernyitkan dahinya. "Tuh kan ga bagus, yaudah sekarang gue mau ngomong ke tante tuti kalau---"
"Tapi Cantik."
Seketika ucapan Ginting membuat Lea tak dapat bergeming.
"Ah Ginting, jangan bikin Gue baper gitu ah, kan galucu udah bunting gini masih baperan"
Ginting mengacak-acak rambut Lea. "Cie baper"
"Ih Ginting apaan sih!"
"Udah sana lepas Gaunnya, abis ini kita makan ya, kasian tuh si Fajar didepan misuh misuh laper katanya."
Lea terkekeh. "Hehe iya, yaudah aku ganti dulu ya bentar."
Kemudian Lea berjalan dan masuk kedalam fitting room.
"Seandainya Meiwa yang kali ini Gue anter buat fitting." Gumamnya.
°°°°
KAMU SEDANG MEMBACA
Rankle
RomanceEntah apa yang dimimpikannya semalam hingga kedua orangtuanya tega menikahkan anaknya dengan seorang perempuan---berbadan dua. "Udah bunting duluan, gesrek pula" -ASG