One last breath

9.4K 687 21
                                    

Author's pov

Valerie masih tak menyangka jika Zee telah tiada, padahal beberapa jam yang lalu ia masih dapat merengkuh tubuh Zee begitu erat.

Valerie berharap duka yang melanda dirinya hanya mimpi semata karena ia belum siap menerima kenyataan yang sebenarnya.

Kini hidup Valerie terasa hampa karena Zee harus meninggalkan dunia untuk selamanya.

Air mata Valerie tumpah ruah hingga matanya lelah dan akhirnya ia hanya bisa pasrah merelakan adiknya dengan lapang dada.

"Silahkan tandatangani surat persetujuan didonorkannya jantung nona Zee"

"Baik dok" jawab Valerie lemah dengan sendu

Tangan Valerie kini bergerak membuat coretan hitam dengan hati bergetar. "Setidaknya jantungmu masih bisa kakak rasakan Zee" monolog Valerie begitu lirih

Zee lalu dipindahkan ke ruang operasi bersama Elsya untuk segera dilakukan pencangkokan jantung.

Sesuai permintaan Shain, pihak rumah sakit sampai menghadirkan dokter ahli bedah bergelar Doctor of Medicine untuk menangani Elsya, yang tentunya sudah tidak diragukan lagi sertifikasinya.

Wajah Shain terlihat begitu gelisah dihiasi peluh membanjiri pelipis hingga pipinya menjadi basah.

Shain lalu menyeka peluh diwajahnya dengan kalang kabut karena adrenalin dari situasi dan kondisi meningkat hebat.

Batin Shain tak henti-hentinya merapalkan doa untuk Elsya agar operasi berjalan dengan lancar tanpa kendala.

Suasana begitu menegangkan begitu terasa, membuat jantung Shain memompa dua kali lebih cepat seolah habis lari maraton.

"Shain" panggil Valerie membuat Shain terhenyak dari kegelisahannya. "Tenangkan hatimu Shain" ucap Valerie menyemangati

Shain hanya bisa menghela nafasnya dalam seakan pasokan udara di paru-parunya menipis, membuat Shain susah bernafas lega.

"Valerie aku berhutang budi padamu"

"Tidak Shain, jangan merasa seperti itu" potong Valerie dengan cepat tak mengindahkan ucapan Shain. "Tolong jaga Elsya jika ia kembali karena jantung Zee ada padanya" pinta Valerie terdengar sendu

"Terima kasih" ucap Shain

Valerie lalu mengangguk mengiyakan dengan senyum simpulnya.

Drrt drrt

Mendengar ponselnya bergetar, Shain beranjak mengangkat panggilan tersebut.

'Katakan jika berita kecelakaan Elsya tidak benar Shain!'

"Ya itu memang benar" jawab Shain dengan lemah mengiyakan

'Kenapa kau tidak memberitahuku?'

"Maafkan aku Yessi, karena fokus dan perhatianku hanya tertuju pada Elsya hingga lupa untuk menghubungimu" jelas Shain dengan jujur

'Shain aku pikir kau akan menjaga Elsya dengan baik, tapi nyatanya..' ucap Yessi begitu kecewa dengan nada suara bergetar siap menumpahkan tangisannya

You're My Destiny Gxg ✔ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang