oneshot

6.5K 603 53
                                    

🍃🍃

Ini kacau, pikir Jimin sambil diam-diam mengenakan sepatunya, bagaimana ia bisa selalu berakhir di sini.

Jungkook mencapai klimaks hingga dua kali, kelelahan setelah dua kali orgasme, sementara Jimin memutuskan untuk menyelamatkan dirinya dari rasa malu karena terbangun di sampingnya di pagi hari. Merasa bodoh tanpa henti karena jatuh kembali ke tempat tidur Jungkook setelah berkali-kali berjanji pada dirinya sendiri untuk tidak melakukannya.

Pemuda itu berjalan mengendap pada jam tiga pagi, perlahan keluar dari apartemen dengan kaki gemetar dan kulit masih basah oleh keringat.

Begini masalahnya Jimin bukanlah penganut seks bebas,dia dan Jungkook juga tidak sedang menjalin hubungan. Dan ini seperti hal yang tak terhentikan,yang sulit dicegah. Kebenarannya adalah bahwa ia terlalu lemah, terlalu mudah untuk didekati dan goyah. Setidaknya ketika itu adalah Jungkook.

Udara malam jelas dingin jika dibandingkan dengan kehangatan tangan Jungkook yang mulai memudar,prmuda itu memeluk dirinya sendiri yang berbalut hoodie dan berjalan dengan susah payah.
Dia sendirian, menunggu kereta bawah tanah datang. Sepanjang jalan menuju stasiun ia banyak merenung dengan pikiran berkecamuk.

Dia ingin sekali menelepon Taehyung sahabat baiknya agar menjemputnya,tapi tidak bisa. Itu akan sangat memalukan,ketika sang sahabat tahu bahwa dia adalah seorang jalang bagi Jungkook.

Jimin tidak ingin mengecewaan Taehyung untuk yang kesekian kalinya,itu buruk. Lagi pula,pemuda itu sudah berjanji pada Taehyung bahwa ia tidak akan melakukan ini lagi.

Taehyung sangat peduli padanya,dan akan selalu begitu. Dia mengatakan bahwa Jimin harus berhenti melakukan semua ini dan menyiksa dirinya sendiri, bahwa dia dapat melihat hal itu sebenarnya membuatnya sedih.

Tetapi sangat sulit untuk menjelaskan mengapa Jimin terus saja kembali ke pelukan Jungkook bahkan ketika itu membuatnya merasa bersalah setelahnya.

Seks itu baik,Itu adalah penjelasan termudah. Faktanya, seks itu menyenangksn. Dan Jimin berharap bahwa hanya itu dan tidak lebih, bahwa dia dapat dengan jujur ​​mengatakan bahwa satu-satunya alasan dia melakukan itu karena Jeon Jungkook adalah seseorang dengan permainan ranjang yang fantastis.

Tapi nyatanya tentu saja tidak sesederhana itu.

Jungkook memiliki lebih dari sekedar penis dan juga jari yang luar biasa, yang bisa membuat keajaiban di atas ranjang. Dia memiliki kebiasaan mengerutkan hidungnya ketika tertawa, gigi depannya terbuka seperti kelinci kecil. Dia memiliki sejuta cara untuk memastikan bahwa Jimin nyaman dan merasa baik.

Dan mungkin jika Jimin pada suatu saat dalam hidupnya membangun tembok pembatas di sekeliling dirinya dan Jungkook, kemungkinan besar itu tidak akan berhasil,dia terlalu sensitif, terlalu mudah dipengaruhi.

Dan semua itu hanya tentang seks,bukan tentang kasih sayang atau cinta-cintaan.
Itulah alasan Jimin untuk menjauhi Jungkook dan tidak melakukan seks lagi dengannya,karena sejujurnya terlalu sulit baginya untuk melakukan seks tanpa ikatan.

Taehyung sudah tahu bahkan sebelum Jimin menyadarinya. Gelisah dan kebingungan tentang mengapa dia selalu merasa sangat sedih ketika meninggalkan apartemen Jungkook di pagi hari. ketika dia berpikir dia sudah mendapatkan apa yang diinginkannya dari pemuda itu(sex).
Sang sahabat menatapnya dengan rasa prihatin dan kasihan,dan Jimin mulai mengerti.

Dan kini kausnya berbau seperti cologne Jungkook. Bahkan melalui hoodie-nya,pemuda itu bisa mencium baunya. Lain kali dia harus memastikan untuk melepas semua pakaiannya sebelum mereka naik ke atas ranjang.

Tidak.Tidak akan ada lain kali. Itu hanya akan membuatnya bertambah buruk jika dia melanjutkan itu semua. Kali ini, ia bersumpah pada dirinya sendiri, adalah yang terakhir.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 22, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ADDICTEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang