Love Never Late

1.6K 56 11
                                    

Disclaimer Garasu no Kamen by Suzue Miuchi

Fanfiction by Agnes Kristi

Setting : Setelah Maya berhasil memperoleh hak pementasan Bidadari Merah dan bersiap melakukan Pementasan ke dua.

Happy reading ... :D

========================================================================

========================================================================

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Eh? Penikahan?" Seruku terkejut.

Rei dan Mina langsung mengalihkan pandangannya padaku. Mina meletakkan surat kabar pagi yang tadi dibacanya bersama Rei ke meja ruang tamu. Alisnya bertaut menatapku.

"Ada apa Maya?" Tanya Mina.

"Ah, tidak," aku terkekeh sambil menggeleng. Sekali lagi mengeluarkan keahlianku berakting. Meski faktanya jantungku ingin melompat ke luar tapi aku harus bersikap biasa.

"Kenapa kau terlihat terkejut? Bukankah kau sudah tahu kalau Tuan Masumi dan Nona Shiori memang akan menikah," kata Rei. Sahabat yang paling dekat denganku ini memang sedikit sulit dikelabui.

"Aku hanya tidak menyangka pernikahannya secepat ini." Kataku santai sambil menggaruk kepala yang tidak gatal. Meringis, aku beranjak dari sofa, "Kasihan sekali Nona Shiori itu harus menikah dengan orang menyebalkan dan gila kerja seperti Tuan Masumi," selorohku mengejek.

"Kau ini bicara apa?" Rei mengikuti gerakanku yang berdiri dengan matanya, begitu juga Mina. Keduanya mendongak dan menatapku bingung.

"Ya kalian kan tahu sendiri bagaimana menyebalkannya Tuan Masumi itu." Jawabku santai.

"Setahuku dia hanya bertengkar denganmu Maya. Mungkin dia orang yang lembut jika bersama tunangannya." Kata Mina menanggapi perkataanku.

Ya, aku tahu dia lembut

Ugh! Hatiku sakit tapi aku justru tertawa. "Mana mungkin orang itu bisa bersikap lembut," aku menepiskan tangan di udara dan dengan cepat berbalik untuk pergi. Mataku mulai menghangat dan aku mungkin tidak bisa berakting lagi. Kedua sahabatku itu tidak boleh tahu yang sebenarnya.

"Kau mau kemana?" Tanya Rei ketika aku mulai melangkah.

"Keluar sebentar. Ada yang ingin aku beli di toko swalayan depan. Kalian mau titip sesuatu?" Tanyaku yang hanya memiringkan kepala melirik kedua sahabatku yang masih duduk di sofa ruang tamu.

"Tidak," sahut keduanya bersamaan.

"Baiklah, aku pergi," kataku seraya mempercepat langkahku.

"Hati-hati," kata Mina.

Aku masih mendengar seruan Rei padaku ketika aku sudah berada di genkan -bagian depan rumah, tempat melepas sepatu-.

Ku hirup udara pagi musim semi ketika keluar dari pintu apartemen baruku. Udara begitu sejuk, berbanding terbalik dengan hatiku yang panas.

Love Never LateWhere stories live. Discover now