Udara dingin malam menerpa wajah Izu yang tengah berjalan menuju rumah. Ini sudah hampir tengah malam, seperti biasa Izu pulang dari tempat kerjanya.
Izu melewati beberapa rumah dan hanya terdengar suara jangkrik yang mengimbangi kesunyian malam.
Wajah Izu terlihat lelah karena dia harus bekerja di dua tempat yaitu di supermaket dan di gay bar untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Yah...Izu adalah seorang gay. Nama lengkap Tomoe Izuhara. Pemuda berwajah imut berusia dua puluh tahun, dengan tinggi hanya 155cm.
Saat ini Izu tinggal dengan nenek Sumire dan nenek Sumire bukanlah nenek kandung Izu. Nenek Sumire meminta Izu tinggal dengannya karena Izu hanya sebatang kara.
Semua berawal ketika nenek Sumire tengah menyeberang dan hampir tertabrak. Lalu Izu datang menolong nenek Sumire. Perkenalan terjadi selanjutnya berakhir Izu tinggal di rumah nenek Sumire.
Setelah sampai di dalam rumah, Izu langsung masuk ke kamar lalu membersihkan diri. Rasa kantuk langsung menyerang Izu dan tanpa berlama-lama lagi, Izu masuk ke balik selimut yang hangat untuk melepaskan semua lelah sepanjang malam ini.
****
****Izu terbangun saat mendengar suara ribut di dapur. Ternyata nenek Sumire sedang memasak sarapan.
Sambil menguap, Izu masuk kedalam kamar mandi. Setelah selesai mandi dan berpakaian, Izu menemui nenek Sumire di dapur.
"Selamat pagi nenek." Izu mencium nenek Sumire lalu mengambil tempat duduk.
"Izu...aku sudah membuatkan bekal makan siangmu. Dan jangan lupa untuk meminum vitaminmu. Aku tidak mau melihatmu jatuh sakit." Nenek Sumire mengambil piring yang berisi makanan dan memberikan
nya pada Izu."Terima kasih nek..." Izu mulai menyantap sarapannya.
"Melihatmu selahap ini, nenek jadi berpikir apa kau makan dengan benar di tempat kerjamu."
"Iya nenek...aku selalu makan. Aku tidak pernah melewatkan nya meskipun pekerjaanku banyak." Izu tersenyum menghapus kekhawatiran di wajah nenek Sumire.
"Kau harus menjaga kesehatanmu. Meskipun kau masih sangat muda, kau bisa sakit karena lelah bekerja." Nenek Sumire memperhatikan dengan serius Izu yang sedang makan.
"Iya nenek..." Izu menepuk-nepuk punggung tangan nenek Sumire yang sudah dianggapnya sebagai neneknya sendiri.
"Nenek...aku berangkat sekarang ya...." lalu Izu memeluk sebentar nenek Sumire dan bergegas pergi.
"Hati-hati..." ujar nenek melambaikan tangan di depan pintu rumah.
¤¤¤¤
¤¤¤¤Malam haripun tiba kembali dan Izu sudah sibuk melayani pengunjung dengan menghantar pesanan mereka.
Sabtu malam ini pengunjungnya lebih banyak dari malam lainnya. Jadi, Izu harus bersiap untuk pulang lebih malam.
Selama sibuk bolak balik menghantar pesanan para pengunjung, tanpa Izu sadari ada sepasang mata yang terus memperhatikannya.
"Eh...bukankah itu Hanzo...?" teman satu kerjaan Izu bernama Shino membuka pembicaraan ketika mereka sedang menyeka gelas di belakang meja bar.
Izu langsung bereaksi dengan melihat siapa yang Shino maksud. Tampak seorang pria tampan sedang bercengkrama sambil sesekali tertawa. Tapi Izu belum pernah melihat pria yang bernama Hanzo itu.
"Ternyata dia sudah balik dari Amerika..." sambung teman lainnya yang bernama Wataru.
"Katanya dia harus mengurusi bisnis di sana selama sebulan."
Pantasan saja aku belum pernah melihatnya kata Izu dalam hati. Karena Izu baru dua minggu bekerja di bar ini.