Lotus Pier.
Seusai penyerangan "sunshot", Wei Wuxian atau lebih dikenal oleh masyarakat sebagai cultivator iblis, sang Yiling Laozu kembali menetap di tempat di mana dia di besarkan. Yunmeng.
Sebagai penghangus rasa bosan, kaki sang Yilling Laozu mengikuti kehendak hati menelusuri jalanan utama di sana walau gelap semakin pekat, siapa yang peduli?
Di temani "para gadis cantik", Wei Wuxian tak merasa kurang apa pun selain mungkin– beberapa kendi arak? Oh, tapi begitu otaknya memikirkan hal itu suilet yang begitu familiar baginya terlihat dalam pantulan iris gelapnya. Putih sutra pakaian berkabung yang begitu mencolok di tengah malam di tambah paras yang tak ada duanya, bagai giok halus tanpa cacat, jikalau dua sudut kurva pemilik paras membentuk senyum alangkah akan lebih indah pemandangan yang di dapat.
Setidaknya begitu jikalau memang seorang dengan surai hitam panjang di sana tahu bagaimana caranya tersenyum (mengingat dari tiap memori lamanya bahkan tak pernah sekali pun ia dapati pria satu di sana tersenyum barang sesenti, wajah, tingkah, sikapnya terlalu kaku, kekeuh seperti patung batu).
Bak saat di masa remajanya, timbul keinginan iseng yang tak pernah lepas dari kebiasaan Wei Wuxian, dimintalah tiap gadis yang menggerubuni untuk mengambil setangkai bunga untuk di berikan kepada kenalannya itu. Para gadis tak keberatan, malah begitu senang dapat setidaknya menatap dari dekat bagaimana perawakan menawan pria asal Gusu tersebut tiap perorangnya memberikan setangkai bunga. Satu persatu terus bertambah, terus hingga satu pelukan lengan sosok berhanfu putih terpenuhi bunga.
"Hanguang-Jun! Kebetulan sekali!" Dengan perasaan senang dihampirinya sang kawan berpakaian putih berkabung. Sudah lama tidak bertemu, tentu ia senang. Kali ini akan dipastikannya ia bisa mengajak sosok yang ia panggil Hanguang-Jun untuk minum arak terbaik di Yunmeng!
Dalam hati Wei Wuxian sudah menetapkan demikian, Hanguang-Jun yang terhormat atau Lan Wangji atau Lan Zhan akan minum bersamanya, titik.
Yang dipanggil hanya memandang datar kedatangan Wei Wuxian mengenyampingkan (sedikit) kebingungannya atas bunga-bunga yang diterima dari para gadis namun sedikit bisalah ia terka bahwasana gadis-gadis tadi bergerak atas permintaan saudara seperguruan Jiang Cheng tersebut. "Wei Ying." Gumam Lan Zhan untuk dirinya sendiri.
.
.
.
To Be Continue
.
.
Halo para pembaca sekalian, saya penulis baru di lapak ini. Mohon untuk memaklumi tiap kesalahan ketikan yang ada dan panjang chapter pertama yang pendek ini. Sebelum melanjutkan dengan tulisan yang lebih panjang, saya ingin melihat feedback awal dari tulisan ini. Jika cukup bagus akan saya teruskan mungkin sekitar lima chapter dan jika agak kurang akan saya buat sebagai thrilogy fic atau kuartet mungkin?
Akhir kata, terima kasih sudah membaca tulisan saya ini, sampai jumpa di lain kesempatan.
Love,
Kim
KAMU SEDANG MEMBACA
Bulan Kelabu
RomanceWhen you are realize, it was too late. Sebongkah penyesalan karena terlambat menyadari afeksi sang kawan. A Wangxian fanfiction. Fanfiction picture: Credit to 老寒946 Mo Dao Zu Shi © Mo Xiang Tong Xiu