Bapak : Hariku Kembali Buruk

257 0 0
                                    


Hari ini aku kembali merasakan letih yang teramat sangat. Mood-ku berantakkan setelah sepotong whatsapp status itu kubuka. Seharusnya tak perlu ku menjadi kepo. Semua orang berhak berbahagia

Tanpa diriku.

Tak sengaja kutengok secarik foto tak berbingkai di selipan cermin kamar berdebu ini. Foto aku dan Bapak yang berdiri berdampingan dengan latar Goa Jatijajar-daerah Jawa Tengah-. Satu-satunya moment kami berdua dalam selembar kertas yang mulai usang dan membuyar. 


"Pak, hariku kembali buruk. Hampir seburuk setahun lalu.." sambil menghela napas diselingi senyuman terpaksa. "Gak ada mood untuk bergaul. Rasanya pergaulan bukan untuk aku yang kaku dan terkesan aneh...."


Setahun lalu aku tenggelam dalam perasaan bersalah. Apapun itu terasa tidak benar. Aku sering menangis tahun lalu, sering berpikir bahwa hidupku tidak begitu membawa pengaruh untuk ekosistem ini. Aku tidak berguna.

Seseorang itu mengingkari kata-katanya. Namun aku mengerti, manusia tidak berubah, manusia akan tetap begitu. Sama seperti awal, lain halnya jika ia berniat untuk berubah dan tidak jatuh di lubang yang sama. 

Bukan, ini bukan perkara lelaki. Ini tentang teman yang dulu datang kepadaku dengan sebongkah besar kekecewaannya pada yang kami sebut teman lainnya, tapi sekarang temanku berbalik ke arah yang semestinya ia tahu akan seperti apa akhirnya. Aku tersisihkan.

Karena aku aneh dan kaku. Karena kami tidak sepemikiran. Karena aku bukan manusia yang bisa menempel dengan orang lain semudah itu. 

Tidak! aku yang aneh kok.

Temanku memang begitu dan aku memang begini, memang kita tak pernah sepemikiran, hanya saja kami pernah satu frekuensi.  

Aku pernah mencoba meniru orang-orang yang mempunyai banyak teman. Tapi, itu hanya berlaku beberapa saat. Emosiku naik turun dan itu hal terburuk yang aku benci dalam diriku. 

Hari ini aku kembali ke satu tahun lalu. I don't know what to do and say to myself...

Seandainya bapak di sini mungkin semuanya berbeda, mungkin kepercayaan diriku telah hilang sepeninggalnya bapak. Tapi aku tak yakin.. mungkin ini hanyalah diriku yang sebenarnya.

Terlalu banyak tapi. Terlalu banyak keluhan yang tak tahu harus kusampaikan kemana. 

Kalimat Kunto Aji dalam lagu Sulung menjadi penenang bagiku.  "Cukupkanlah ikatannya, relakanlah yang tak seharusnya untukmu. Yang sebaiknya kau jaga adalah dirimu sendiri."

Iya diriku, setidaknya agar aku tidak membunuh diriku sendiri di masa ini.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Dec 15, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Bapak : Hariku kembali buruk.Where stories live. Discover now