Happy reading💕
❣❣❣
Saat ini Juna sedang bersama Jeny, di teras tempat Jeny kost. Juna mendengar semua keluh kesah Jeny, jujur Juna merasa miris mendengarnya. Dalam hati kecil Juna ia merasa bersalah karena tak dapat melindungi Jeny dulu. Andai, waktu bisa diulang, Juna ingin kembali di mana masa ia masih bersama Jeny. Pasti Jeny masih dalam keadaan aman dan bahagia. Juna langsung ber-istigfar, tidak seharusnya Juna memikirkan sesuatu yang sudah terjadi bahkan berandai-andai.
Harusnya Juna bersyukur, atas kejadian itu ia bisa bersatu dengan Icha. Bidadari cantik yang sekarang telah membantunya menjadi pribadi lebih baik. Kalau kejadian itu tidak terjadi pasti saat ini Juna masih bergelut dengan perilaku yang membuatnya terus berdosa.
"Aku takut Juna hiks... aku takut Papa bakal terus usik hidup aku hiks hiks... aku gak mau dijual lagi hiks..." Ucap Jeny membuat hati Juna tersentil.
"Jen, kamu tenang aja, aku akan berusaha membantu kamu. Mulai sekarang kamu jangan pernah keluar dari sini, kalau ada sesuatu yang kamu butuhkan kamu bisa hubungi aku." Balas Juna seraya mengusap punggung Jeny yang sesegukan.
"Tapi, bagaimana dengan istri kamu?" Tanya Jeny dengan lirih. Jujur saja kalau sebenarnya Jeny masih mencintai Juna, sosok yang selama ini menjadi tujuan dia bertahan.
Awal ia tau Juna sudah menikah, hati Jeny sakit tapi itu semua bukan salah Juna itu salah dirinya juga yang pergi tanpa pamit. Lagipula mungkin ini cara Allah untuk memberitau kalau Juna bukan jodohnya. Sewaktu ia tau Juna menikah karena dijodohkan bahkan tanpa cinta sedikitpun, membuat Jeny bahagia karena masih memiliki kesempatan. Tapi dugaannya salah, cinta datang karena terbiasa. Perumpamaan yang bisa menggambarkan semua ini, Juna dan Icha terbiasa bersama dan dengan kelembutan dan perhatian yang Juna dapat membuat hati Juna luluh. Bahkan, Jeny bisa melihat besar cinta Juna untuk Icha daripada cinta Juna untuk dirinya dulu.
"Aku udah jelasin semuanya kok sama Icha, Icha perempuan yang baik, dia gak keberatan aku membantu kamu asal kita bisa jaga batasan kita. Bagaimana pun kita bukan mahram, aku juga gak mau membuatnya sakit hati kembali." Jelas Juna membuat hati Jeny benar-benar hancur. Tapi, semua itu ia tutupi dengan senyuman.
Jeny merasa kagum dengan Icha, sosok Juna yang biasanya selalu selengean sekarang bisa berubah lebih dewasa. Jeny memang tak pernah melihat sosok Icha, Juna pun tak pernah memperlihatkan sosok Icha itu sendiri ia hanya mendeskripsikan saja sosok Icha.
"Aku jadi penasaran, Icha kayak gimana sih? Coba liat fotonya dong." Rengek Jeny.
"Gak boleh, nanti kalau waktunya sudah tepat aku bakal kenalin dia. Pokoknya kalau kamu sudah ketemu dia kamu pasti bakal melihat sosok bidadari surga di diri Icha." Jelas Juna seraya tersenyum-senyum memikirkan sosok Icha.
Mendengar itu membuat hati Jeny teriris, ia hanya mampu membalas ucapan Juna dengan senyum mirisnya.
❣❣❣
Hari ini tanggal merah dan artinya itu adalah hari libur untuk semua orang. Termasuk Icha dan Juna, pagi-pagi sekali Juna sudah pergi katanya mau bertemu dengan Jeny. Awal Icha bertanya-tanya apa tujuan Juna, setelah dijelaskan kalau Jeny membutuhkan bantuan Juna membuat Icha mengerti. Icha merasa miris mendengar kisah hidup Jeny, tapi tak urung itu juga membuat hatinya sakit. Bagaimana pun Icha merasa khawatir kalau Juna akan kembali jatuh cinta pada Jeny, bagaimana pun mereka pernah bersama bahkan menjalin cinta. Icha menggeleng dan ber-istigfar, tidak seharusnya ia berpikir negatif apalagi pada Juna. Icha harus percaya Juna tak akan pernah berpaling darinya, karena kunci dari suatu hubungan adalah kepercayaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Imamku Badboy (SUDAH TERBIT) ✔
Spiritual⚠️ BEBERAPA PART DIHAPUS! ⚠️ DON'T COPY MY STORY PLEASE! ⚠️ JUDUL AWAL "MARRIED WITH CEWEK ALIM" •••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••• Teenfiction-Spiritual Wahai Imamku, menerima mu di hidup ku memang lah berat. Banyak yang harus ku korb...