Chapter 4: "CLBK"

32 5 11
                                    

"Anjir, serius lo?!" pekik Lucy yang saat ini sedang bermasker-ria bersama Reyna. Dihitung-hitung juga ini sudah hari ke tiga Lucy menginap disini.

Reyna hanya bergumam tak berarti. Ia masih bingung dengan kejadian bocor tadi pagi. Apalagi sosok Hyunjin yang jadi peran utamanya, aduh Reyna sampai-sampai sakit kepala memikirkan nya. Memikirkan, bagaimana hari-harinya besok di kampus. Bertemu dengan Hyunjin lagi. Jujur saja, Reyna malu setengah mampus kalau mengingat perlakuan Hyunjin yang bisa dibilang gentle itu.

Cowok asing mana yang mau-mau saja di mintai tolong untuk mencarikan pembalut, untuk seorang cewek yang tak terlalu dikenalinya?

Ya Hyunjin lah.

"Hah.. Nggak tau ah gue, pusing. Malu anjir!" ujar Reyna sambil memejamkan matanya, mencoba merilekskan pikiran nya kembali. Mood nya hari ini benar-benar kacau. Ya, mungkin memang pengaruh red day nya. Tapi, rasa 'Malu' lah yang lebih mendominasi saat ini.

Lucy berdecak malas, lalu menjitak pelan kepala sang sahabat. "Gue mah kalo jadi elo, bersyukur banget dapet kontak cogan secara cuma-cuma"

Yang dijitak pun mendesis geram. "Cuma-cuma palalo lima. Ini gue bocor di depan dia kimak. Coba aja gue gak nekat minta tolong sama Hyunjin, ya dia juga gak bakal minta idline gue. Etapi.. Kalo bukan sama dia juga gue mau minta tolong siapa? Elo? Etdah" rutuk Reyna.

"Gue tau ya tadi pagi yang bales chat gue tu si bule. Ngapain dia pagi-pagi di rumah gue? Lo balikkan?" lanjut Reyna mengganti topik.

Lucy seketika bersemangat. Ia beranjak duduk, melupakan masker nya yang hampir mengering, sehingga sekarang benda lembab itu malah retak di wajahnya. Reyna yang melihatnya hanya bergumam "bego".

"Bentar, bentar. Gue mau teriak dulu" ujar Lucy.

"AAAAA CINTA BANGET GUE SAMA FELIX REY!!" Pekik gadis bertahi lalat di pangkal hidung itu.

"Najis. Kemarin aja nangis-nangis depan gue, bilang Felix brengsek lah, Felix gatau diri lah, Felix homo lah. Sekarang tau-tau uda balikkan. Kentut." sewot Reyna.

Yang di ajak bicara melengos tak suka. "Ya dia kan di ancem, kambing. Gue juga awalnya sempet ragu sih, orang gue nggak ada dosa apa-apa kok di putusin. Mana pake alesan selingkuh lagi, Hell. Kontak cewek aja kaga ada, dia mau selingkuh lewat mana? Surat-suratan gitu?"

"Ya elo kan maung, mana beranilah Felix nyimpen kontak cewek. Heran gue, belom jadi bini aja takut minta ampun. Dasar bucin" ucap Reyna.

Lucy tertawa hambar, lalu kian membalas. "Makanya Rey, cari gebetan gih. Biar nanti kalo jadian, tau rasanya pacaran tuh gimana. Biar besok-besok gak ngatain orang-orang yang punya pacar itu bucin. Pokoknya entar kalo lo punya pacar, awas aja ngebucin. Gue lempar pake pala casan nanti"

Nah kalau sudah begini kan Reyna mati kutu. Mana bisa lanjut debat lagi melawan Lucy. Savage.

Baru saja Reyna ingin beranjak ke kamar mandi, handphone nya berbunyi. Ah, rupanya line. Gadis itu kembali duduk, lalu mengecek isi chat yang barusan masuk. Dan detik ini juga, rasanya Reyna ingin mandi malam-malam pakai air dingin.

HyunjinHwang

Hai cantik, Addback dong:)

21.26

Reyna menggigit kuku jari kelingking tangan nya, kebiasaan sedari kecil. Biasanya ia lakukan ketika sedang panik, ataupun merasa tak nyaman. Matanya masih saja tertuju pada chatroom antara dirinya dengan Hyunjin. Masih ingin menimbang-nimbang, addback atau blacklist.

Lucy yang sejak tadi memperhatikan gerak-gerik sahabatnya itu merasa penasaran, kemudian dengan tidak sopan nya, ia merebut handphone bercase kuning itu. Sang empunya handphone masih saja menggigiti kuku nya. Sumpah, Reyna gelisah sekali. Persetan dengan maskernya yang sekarang sudah retak.

I am YOU •Hwang Hyunjin•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang