Chapter 1: Cycyl ya ?

73 10 1
                                    

⏩⏩

Seminggu sudah Cycyl sekolah disini. Tapi, dia sama sekali belum menunjukkan sifat aslinya. Yang orang tahu dia pendiam. Tapi, benarkah? Atau ia hanya ingin memanipulasi saja?.

Gadis itu jarang bicara. Apa Irfan salah tebak?

"Salah tebak lo Fan" ujar Falldy.

Irfan hanya menyatukan kedua alisnya tanda bingung.

"Hei, hidung palsu" panggil Becca, yang kebetulan sedang duduk di bangku Kyra, atau lebih tepatnya meja disebelahnya.

"Apa?" sahutnya malas.

"Ngaku aja deh itu hidung oplas. Bilang aja hidung lo pesek, makanya lo pake hidung tempelan" cerocos Becca.

"Ini namanya anugerah" sahut Irfan singkat.

Becca tertawa keras mendengar pertanyaan Irfan yang menurutnya tidak masuk akal.

"Guys!" teriak Adelle sembari berlari menghampiri mereka.

"Kenapa Del?" tanya Ester bingung.

"Itu loh katanya bakalan ada Forthty-Seven Cup. Dan... Kita jamkos sebulan!" Seru Adelle.

"Berarti, fisika 4 kali gak masuk kimia 4 kali gak masuk dong. Memang Allah itu maha adil" ujar Falldy.

Sontak mendengar pertanyaan Falldy membuat sekelas ricuh.

Sehiruk pikuknya kelas ini, tetap saja gadis yang bernama Cycyl itu diam saja. Dia hanya merebahkan kepalanya di atas meja. Entah apa yang ia lakukan.

Irfan meliriknya sebentar.

"Cyl," panggil Mikha "lo ikut Forthty-Seven Cup juga?" tanyanya.

Cycyl mengangkat kepalanya keatas. Menatap Mikha didepannya.

"Itu kayak cabang lomba olahraga antar sekolah gitu?" tanya Cycyl balik. Mikha mengangguk.

"Gak deh, gue gak ahli di bidang olahraga"

"Oh ok"

Jam pulang nan ditunggu tunggu pun tiba. Cycyl duduk di halte bus. Yaya yang memang dari awal sudah ada disitu, dia sedikit merasa canggung. Dia hanya tersenyum kecil, begitu pula sebaliknya Cycyl.
Entah kenapa lama kelamaan suasana menjadi awkward. Yaya pun buka suara.

"Cycyl ya?" tanya nya ragu. Cycyl menoleh lalu mengangguk.

"Em, gue cuman mau kasih tau tugas kimia buat bikin karya tulis ilmiah dikumpul awal bulan November " akhirnya ia dapat mengucapkan itu dengan lancar.

"Iya gue udah tau kok dari Mikha" sahutnya. Yaya mengangguk. Suasana pun hening kembali.

"Nama lo Sevanya kan?" tanya Cycyl buka suara.

"Iya, tapi panggil Yaya aja. Lebih singkat" kata Yaya ramah.

"Gue boleh minjam buku catatan kimia lo gak?"

"Boleh kok"
Yaya menyodorkan buku catatan nya. Dan dengan senang hati Cycyl menyambutnya.

"Eh, nyokap gue jemput. Gue duluan ya Cyl, bye" ucap Yaya sambil melambaikan tangan padanya lalu pergi.

LewatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang