Prolog

216 11 3
                                    

Halo, Aku Rios Runo. Remaja 17th biasa normal dan tanpa kelebihan apapun. Bukannya melebih-lebihkan, hanya saja memang begitulah hidupku sangatlah "biasa".

Seperti namanya biasa, aku sekolah di sekolah biasa, keseharianku juga biasa baik disekolah maupun dirumah. Begitu pun seharusnya hari ini, hanya saja....

Untuk beberapa alasan saat ini aku harus berhadapan dengan seekor [slime] dan hanya ada sebuah ranting pohong ditanganku sebagai satu - satunya senjataku.

Beberapa waktu sebelumnya..

*ting *ting

Aah.. akhirnya bel telah berbunyi menandakan pelajaran hari ini telah selesai dan berganti ke kegiatan klub sekolah. Yah, aku tidak ikut klub apapun jadi aku akan langsung pulang kurasa dan mencoba game online yang baru aku download tadi malam.

"Hey Runo, mau ikut karaoke?" (??)

Tiba - tiba saja laki-laki yang sekelas menghampiriku bersama 3 orang grupnya yang memiliki expresi kesal diwajahnya, kurasa itu sudah biasa?

"Bagaimana?(??)

Maaf kawan. Kurasa dengan kehadiranku dipesta karaokemu hanya akan memperburuk suasana. Ingin kuberkata seperti itu, tapi tentu saja tidak mungkin kan. Jadi aku akan memilih kata-kata keren dan paling biasa yang pernah aku ucapkan.

"Ah, maaf. Aku ada kegiatan setelah ini"

Sejujurnya aku tidak sepenuhnya bohong sih. Kan bermain game itu merupakan kegiatan juga. Walaupun dikebanyakan pandangan orang lain itu hanya membuang - buang waktu. Tapi jika untukku itu adalah sebagian dari hidupku, aku bisa mengatakan itu dengan bangga!

"Begitu ya.. Apa boleh buat. Lain kali kau harus ikut ya, oke?"

"O-oke"

Aku hanya menjawabnya dengan senyum kecut diwajahku. Aku tak tau berapa tinggi parameter sosialitas miliknya sehingga berani mengajak orang lain karaoke bersama dan tanpa memperhatikan suasana hati kawan - kawannya yang lain?

Yah, kurasa mau seberapa lama pun aku berusaha level up takkan bisa setinggi miliknya. Tipe "ikemen" memang luar biasa. Sedangkan orang biasa sepertiku hanya bisa mengehela nafas melihat betapa besarnya perbedaan diantara kami.

Sebenarnya laki-laki tadi adalah sakuya tachibana. Tipe murid populer dikelas. Selain pandai, ia juga bintang diklub sepakbola. Terlebih lagi wajahnya, cih! Apakah harus ceritakan juga? Dasar Author sialan! Ehem~ Dengan rambut kuning dan bola mata yang selaras serta dilengkapi expresi polos yang tentu saja menjadi bumbu paling menarik bagi anak cewek bukan! Aaa.. aku sungguh iri!!

Mungkin sepertinya aku terlalu terlalu banyak berpikir yang tidak penting, lebih baik aku berbegas pulang.

"Yosh, waktunya pulang!"

Setelah merapikan peralatanku, aku langsung keluar kelas dan menuju loker di lantai bawah. Memang sebenarnya kelasku berada di lantai dua. Jika kuingat kembali, sekolahku mungkin memang salah satu sekolah swasta yang cukup elit di daerah sekitar tempat tinggalku. Baiklah, kurasa cukup basa basi nya dan sekarang aku sudah berada di loker. Sialnya, si ikemen dan kawannya masih berada di situ sambil mengobrol.

Apakah mereka tau kalau berada disitu sungguh membuat orang lain terganggu? Kurasa itu tidak berlaku untuknya, Ikemen memang beda huh. Yah walaupun orang yang melewati loker sudah cukup sepi karena memang sudah sore.

I became the strongest because I was cheating but weak in the eyes of othersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang