Stage 01: ZENSEISHIN

13 2 0
                                    

Bel istirahat berbunyi, siswa-siswi pergi ke kantin atau bermain hp untuk menghabiskan waktu istirahat.
Andhika: Fer, ke kantin yuk, laper nih.
Ferdi: Kamu pergi duluan aja, aku masih.
Ferdi melihat ke kursi kosong yang berada di dekat jendela yang merupakan kursi Agesta.
Ferdi: Sudah beberapa hari Agesta tidak datang kesekolah dan tidak ada kabar.
Alda: Fer, kamu mikirin Agesta ya?
Ferdi: Begitu lah, ntah kenapa aku jadi khawatir sama dia.
Andhika: Ciee, Ferdi khawatir sama Agesta.
Ferdi: Apaan sih, itu wajar kalo kita khawatir, lagi pula Agesta kan temen kita.
Andhika: Iya iya. Alda, yuk kita ke kantin.
Alda: Yuk.
Andhika dan Alda pergi ke kantin dan meninggalkan Ferdi yang masih duduk di kelas.

Mike datang menghampiri Ferdi dan tiba2 mengangkat kerah baju Ferdi.
Mike: Ketemu juga lu bangsat.
Ferdi: Why?
Mike: Elu kan yang ngerebut Beby dari gw?
Ferdi: Tu-Tunggu dulu... Ini salah paham...
Mike meninju wajah Ferdi hingga hidungnya berdarah.
Mike: Rasain, berani2nya lo ngerebut Beby dari gw.
Tiba-tiba Beby masuk ke dalam kelas lalu menghampiri Mike dan Ferdi.
Beby: Yasalam, Mike kamu apain Ferdi?
Beby mengecek luka di muka Ferdi.
Beby: Kamu gpp kan, sayang?
Ferdi: Iya gpp kok.
Mike: Loh kok kamu nolongin Ferdi?
Beby menendang Tytydnya Mike.
Beby: Dasar goblok.
Beby menjewer telinga Mike lalu membawa Mike keluar kelas.
Ferdi mengambil tisu lalu mengelap darah yang keluar dari hidungnya.
Ferdi: Tulang hidungku nggak patah kan?

Monster raksasa muncul di kota dan membuat gedung2 disekitarnya hancur. Helikopter milik angkatan udara PBB dikerahkan dan mulai menyerang monster raksasa itu.
N/A: Disini CP01, memantau jarak monster. Jarak 1 Km.
N/A: P01, P02, P03, siap menyerang!
N/A: Jarak bagus, tembak!
Helikopter mulai menembakan machine gun ke monster raksasa itu.
N/A: Disini CP01, serangan tidak mempan. Diulangi, serangan tidak mempan.
N/A: P01, P01, P03, ganti senjata ke missile.
N/A: Siap!
N/A: Tembak!
Helikopter2 itu menembakan missile ke tubuh monster itu.
N/A: Berhasil?
Monster raksasa itu masih bertahan dan menghancurkan semua helikopter PBB. Kendaraan tempur milik TNI mengambil alih penyerangan terhadap monster raksasa tersebut.

Semua siswa-siswi mulai meninggalkan sekolah mereka karena monster yang disebut malaikat itu semakin mendekat ke sekolah mereka.
Ferdi: Duh kampret, tali sepatuku copot.
Andhika: Yak elah.
Ferdi: Kalian pergi duluan, nanti aku menyusul.
Alda: Ok.
Andhika dan Alda pergi meninggalkan Ferdi yang mengikat tali sepatunya.
Ferdi: Kampret, ngapain copot pas kondisi kek gini.
Tiba2 ada sebuah runtuhan rumah yang jatuh di dekat Ferdi.
Sebuah mobil Corolla Altis berhenti di depan Ferdi lalu pintunya terbuka dan turunlah seorang perempuan cantik yang ternyata merupakan wali kelas Ferdi.
Ferdi: Bu Sarah?
Sarah: Cepat masuk ke mobil, Ferdi!
Ferdi: Tapi...
Sarah: Cepatlah! Tidak ada waktu!
Ferdi masuk ke mobil.
Ferdi: Apa kita baik2 saja?
Sarah langsung tancap gas dan pergi meninggalkan sekolah.

Orang2 sedang sibuk di ruang kontrol markas pusat NEFISI. Selain staff NEFISI, disana juga ada 3 petinggi TNI yang memantau penyerangan.
Thasya: Target masih utuh. Ia terus bergerak menuju Kota Padang.
N/A: Angkatan udara PBB tak mampu menghentikannya!
Para petinggi TNI tadi mulai naik darah setelah melihat tak ada serangan yang melukai monster tersebut.
N/A: Tembakkan semuanya ke makhluk itu! Perintahkan pasukan Divisi 4 untuk menembak!
N/A: Jangan setengah-setengah! Hancurkan makhluk itu apapun resikonya!
MLRS, artileri dan tank divisi 4 mulai menyerang monster itu namun tidak mempan. Pesawat milik divisi 2 melanjutkan serangan dengan menjatuhkan bom ke tubuh monster namun hasilnya sama dengan sebelumnya dan tubuh monster tetap utuh.
N/A: Bagaimana mungkin?! Yang tadi itu langsung tepat sasaran!
N/A: Batalion tank telah luluh lantak. Peluru kendali dan artileri juga tidak berpengaruh.
N/A: Sialan! Apa yang harus kita lakukan untuk menghadapi makhluk ini?!

Komandan dan wakil komandan NEFISI yaitu Dariel dan Dadang duduk di sambil memantau penyerangan yang dilakukan PBB dan TNI.
Dadang: Jadi makhluk itu masih bisa bertahan dari semua serangan yang dikerahkan.
Dariel: Ya, senjata konvensional tidak akan berguna melawan "malaikat".
Salah seorang petinggi TNI sedang menerima telepon dari atasan mereka yang meminta untuk menyerang makhluk yang disebut malaikat tersebut dengan bom N2.
N/A: Dimengerti. Kami akan menembakkannya sesuai dengan rencana.
Salah satu drone tanpa awak milik TNI yang membawa bom N2 mulai mendekati malaikat tadi lalu membidiknya. Semua pesawat dan kendaraan tempur lainnya pergi meninggalkan lokasi pertempuran
N/A: Lapor pak, target telah terkunci, siap untuk menembak!
N/A: Sekarang! Tembakkan sekarang juga!
Pilot drone itu menekan trigger pada pengontrol drone itu dan menembakkan nuklir ke arah malaikat tadi.

Zenseishin NeosazerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang