(Ameera Pov.)
Senja kian memucuk pada tempat tenggelamnya, bertamu pada dewi malam dan menemaninya....
Namun hati kini masih saja terluka olehnya, mata seolah mengadakan perjanjian dengan butiran bening yang jatuh tanpa memberi isyarat..
Kala ku lihat dia yang ku cintai bersama wanita lain disampingnya...
"apa itu wanita yang dijodohkan keluarganya untuk ustadz Imran ya?" gumamku dalam hati
Tiit... Tiit.. Tiit...
Suara handphone ku berbunyi whatsapp dari kakak asramaku di Jogja, mbak Dina..
"Assalamualaikum.." ucap salam mbak Dina
"Waalaikumsalam mbak, tumben telepon?" jawab salamku"eheheheh, ndak apa-apa ra, mbak kangen aja sama kamu,gimana kabarmu?" ujar mbak Dina
"ah mbak bisa aja, alhamdulillah baik mbak, mbak sendiri?" kataku
"alhamdulillah, ra gimana kelanjutan hubunganmu dengan ustadz Imran?" tanya mbak Dina
Deg....
"emm, ndak tau lah mbak Ameera bingung" jawabku dengan nada lesuh
"jadi gini ra, mbak mau ngasih tahu kamu sesuatu ra" ujar mbak Dina"iya mbak? Mau ngasih tau apa?" tanyaku
"bundanya ustadz Imran kemarin cerita ke ummi kalau perjodohan ustadz Imran dibatalkan" tutur mbak Dina yang membuatku terkejut
Aku hanya diam tidak tahu ingin bicara apa...
"Ra.. Haloo?" suara mbak Dina dari seberang
"eh.. I.. Iya mbak? Lalu kenapa mbak? , insyaallah aku sudah melupakan dia jadi ya sekarang tidak ada sangkutpautnya lagi denganku kan?" ujarku
"Raa, kamu ndak boleh gitu dong, kamu mencintainya kan?" tanya mbak Dina
"tapi mau gimana lagi mbak, ternyata ustadz Imran di kotaku dan kemarin pas dia kecelakaan aku melihat ada wanita lain disampingnya mbak" tuturku
"
innalillahi.. Lalu keadaannya gimana ra?" tanya mbak Dina
"alhamdulillah mbak, hanya terluka ringan saja" jawabku"Ra, bisa jadi memang wanita itu adalah yang dijodohkan dengannya, tapi berita itu baru kemarin ra, jadi bisa juga perjodohan itu sudah batal" ujar mbak Dina menjelaskan
"lalu aku harus bagaimana mbak? Menunggu tanpa kepastian? Atau berharap sebuah kepalsuan? Ameera capek mbak.. Hiks.. Hiks..." ucapku dengan nada tangisan lirih
"Ra, yakinlah jika jodoh tidak akan tertukar" ucap mbak Dina
"tapi mbakk...." keluhku
"Raa.., kamu ndak boleh kayak gini, doakan saja semuanya agar diberi yang terbaik, ustadz Imran mencintaimu, begitupun denganmu kan?" tutur mbak Dina
"yasudah kalau begitu mbak, Ameera sudah pasrahkan semuanya pada Allah swt." ucapku
"iya ra, yang sabar ya sayang" ujar mbak Dina menenangkan
"iya mbak terimakasih.." jawabku
"mbak tutup dulu ya teleponnya, Assalamualaikum" ucap salam mbak Dina
"iya mbak, Wassalamualaikum" jawabku
"telepon dari siapa nak?" tanya ibu yang kini duduk disampingku
"dari mbak Dina bu, kakak kelas Mira di asrama" jawabku
"telepon kenapa mir?" lanjut ibu
"ndak apa-apa kok bu, katanya cuma rindu" jawabku berbohong tentang apa yang dibicarakan mbak Dina
"oh" jawab ibu dengan ber-oh-ria
***
Sebenarnya aku tidak ingin dalam keadaan yang seperti ini, hatiku selalu terluka, aku sudah berusaha melupakan tapi tetap saja tidak bisa...
Dia... Dia... Diaaa...
Kenapa harus hadir dalam hidupku? Memberi harapan lalu berlalu pergi? Ah tidak sepatutnya aku menyalahkan keadaan sebab yang salah hanya ada aku dan hatiku, tetap saja merangkainya dalam harapan.."hei sayang, kok murung kenapa?" tanya ibu padaku
Aku hanya melamun tanpa menjawab pertanyaan ibu
"masalah pemuda itu lagi ya?" tanya ibu lagi
"Eh eh.. Ndak kok bu" elakku
"sudahlah sayang, tak usah bohong sama ibu gini-gini ibu juga pernah muda loh" goda ibu menoel daguku dengan telunjuknya
"apa sih ibu ini hmm..." ucapku sambil tersenyum malu
"memangnya ada apa lagi dengannya, bukannya kamu sudah tidak ada hubungan lagi dengannya?" tanya ibu
"hubungan apa bu? Toh mau dimulai eh dianya malah kabur kan?" jawabku sensi
"nah terus kenapa kamu mikirin dia terus-terusan?" lanjut ibu
"ndak tau lah bu, sebenarnya Mira juga sama sekali ndak ingin seperti ini, tapi bagaimana lagi, ah ndak tau lah bu.." tuturku
"ciyeee anak ibu udah kenal sama yang namanya jatuh cinta, sulit lepasnya ya, makanya mir jangan terlalu dalam heheheh" goda ibu lagi yang membuatku kesal bercampur malu
"ibu, sudahlah jangan goda Ameera lagi.." ujarku
"iya iya, ibu semakin penasaran siapa sih dia yang bisa membuat anak ibu galau gini" kata ibu
"nanti juga tau, kalau Allah berkehendak" ucapku
"apapun itu, selagi baik, ibu doakan agar terwujud sayang" kata ibu
"iya ibuku sayang" jawabku
>>>Bersambung<<<
Assalamualaikum readers akuhh..
Gimana nih, udah ada yang kangen sama Ameera dan Imran???
Btw, nih Ameera terlalu mikir deh yaa,,, sabar Mir, sebentar lagi pangeran berpecimu juga akan melamar.. Ciyeee... 😋😁
Kepo next nyaa?? Tunggu yaaa..
Jangan lupa vote dan komennya yaakkk...Terimakasih...
Wassalamualaikum.. 🤗🤗🤗
KAMU SEDANG MEMBACA
Jannah Ku Bersamamu Ustadz (REVISI)
Fiksi RemajaHati-hati kalau baca, awas BAPER 😂 Langit pagi yang cerah, mentari kian merasuk dalam cermin dan memantul pada bibir yang membuat ukiran indah dengan lesung manis dipipiku... Aroma udara Jogja yang khas kian masuk dalam kalbu "Assalamualaikum Yog...