[18] Elwi nginep?

11.2K 564 14
                                    

Jangan lupa voteee

Keila langsung pergi ke kampus tanpa izin ke Alvin. Kotak makan yang ia bawa, dibiarkan begitu saja dalam kondisi terbuka. Belum tericip sama sekali, tidak peduli jika makanan itu tidak tersentuh sama sekali.

Keila mengeluarkan tissu lalu mengeluarkan ingusnya dengan sekali dorongan. Tangisnya tidak berhenti dari tadi, bahkan supir taksi sudah menatapnya heran.

Dipikirannya saat ini, mungkinkah suaminya lebih sayang ke sekretarisnya?

Mungkinkah Keila jadi janda muda?
Bahkan ia belum genap dua puluh tahun.

Ia turun dari taksi setelah mengeluarkan uang beberapa lembar untuk membayar argo taksinya. Lalu berjalan lunglai dimana teman temannya berkumpul.

"Yaampun Kei!" Tasya berhambur memeluk Keila yang barusaja datang dengan mata sembab. "Lo kenapa gini sih? Cerita sama kita kita."

Alda ikut mengelus pundak Keila yang menangis di pelukan Tasya.
"Karena Alvin?" Tanya Alda.

Keila mengangguk dengan wajahnya yang masih bersembunyi di pelukan Tasya.

"Heran deh, kenapa sih tuh cowok selalu nyakitin lo!? Kali ini lo diapain sama dia?" Ucap Tasya yang marah marah sendiri.

Keila tak menjawab, malah nangis lebih kencang.

"Hadeuuh. Ni cewek nangis mulu gimana mau selesei masalahnya." Ucap Kevan sambil menggelengkan kepalanya.

¶¶¶

Jujur saja, Keila sangat capek hari ini. Memang tidak begitu banyak bergerak, namun hati dan perasaannya sangat lelah, sehingga tubuhnya juga lelah melakukan ini itu.

Keila membuka pintu apartement, ternyata Alvin sudah pulang dari kantor. Cowok itu sedang duduk di ruang tv dengan mengenakan kaos santai.

"Kamu udah pulang?"

Obrolan klise yang selalu Alvin sampaikan.

Keila mengangguk lalu pergi ke kamarnya dengan Alvin. Disusul dengan Alvin yang menyusul ke dalam.

"Tadi kamu kemana? Bekelnya kok ditinggal gitu aja?" Tanya Alvin.

Keila berhenti membereskan barang barangnya. "Udah gak selera."

"Kamu kan bisa kabarin aku dulu, Kei. Kamu pergi gitu aja, aku jadi khawatir."

Keila menahan air matanya. Alvin bahkan tidak menanyakan kepergiannya yang begitu tiba tiba.

Ah, rasanya ia hanya ingin pergi ke rumah orangtuanya. A.k.a kabur.

Keila tak melanjutkan ngomong, lalu melangkah ke kamar mandi. Menumpahkan semua air matanya disana. Jika dipikir, Keila banyak mengeluarkan air mata baru baru ini.

Beberapa menit, saat otak dan pikirannya sudah fresh, Keila keluar kamar mandi dengan dress tidurnya yang tipis. Bukan sengaja menggoda Alvin, tapi malam ini memang cukup gerah.

Mata Alvin terus mengarah begitu Keila keluar dari kamar mandi.

"Kamu sengaja pake itu ya?" Alvin memicingkan matanya. Tubuh Keila tercetak jelas di bagian tertentu. Terlebih wanita itu tidak mengenakan bra.

"Aku kegerahan, jangan mikir yang aneh aneh!" Keila mulai berbaring di tempat tidur.

Tak jadi memejamkan mata, Keila meneguk ludahnya ketika Alvin melepas kaos dan berganti ke kaos yang baru, dihadapan Keila.

Ia menggigit bibir, lalu memejamkan mata, berusaha mengubur dalam dalam pikiran liarnya.

•∆•∆•

Pasutri Retjeh#1 - Ga Sengaja NikahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang