Chapter 2: The New Vongola Tenth

127 8 1
                                    

Pagi itu sangat cerah Juri sedang menghanyutkan dirinya dengan keheningan tetiba pintu terbuka dengan kerasnya, Kapten Kendo Club, Mochida datang untuk meminta bahwa dia ingin menantang Tsuna, Juri pun mengangguk. Hari merasakan kekhawatiran untuk adik sepupunya itu, Dia tersenyum 'semua akan baik-baik saja' dari tatapan matanya. 

"Aku mau keluar sebentar." 

"Baiklah." 

Juri berjalan melalui lorong semua murid sudah ada didalam kelas, kemungkinan hanya dia, Natari, Hibari atau Kusakabe yang tidak pernah masuk kedalam kelas. Dia pergi ke loteng sekolah dan duduk sambil memeluk kakinya. 

"Kenapa kau tidak masuk kelas?" 

Terdengar suara yang tidak asing yang membuatnya menengok, itu dia, Hibari Kyoya. Juri menaksir pria ini walaupun ia ditakuti oleh seantero Namimori. Tidak ada yang berani mendekatinya. 

"Bagaimana denganmu? Kau saja tidak masuk kelas. Kau memakai alasan Komite Ketertiban agar tidak masuk kelas sejak dulu kan?" Juri menjawab.

Hibari hanya diam menatap gadis tersebut. "Hn." Hanya itu jawabannya, terkadang itu membuat Juri terasa kebingungan, tetapi dari tatapan matanya bisa diartikan 'Kalau iya, kenapa? masalah?' 

Juri menarik nafas. "Hibari." ia memanggil.

"Hn?" 

"Bolehkah aku memanggil mu Kyoya?" 

"Tidak."

"Ayolah, cuman manggil saja masa tidak boleh?" 

"Tidak."

Kali ini, Juri memelas layaknya anak anjing yang lucu, Hibari tidak bisa menolak. 

"Terserah." 

Juri menoleh dan memeluknya, Hibari langsung menghindar yang membuatnya jatuh ke lantai. Juri cemberut. Tetapi, hal ini tidak buruk juga. Ada sedikit kemajuan, mungkin sedikit demi sedikit. Perlahan, tidak perlu buru-buru. Mereka masih punya waktu. 

Menjelang sore, Juri mendapatkan kabar bahwa Tsuna menang telak melawan Mochida. Itu membuatnya bahagia dan ia menceritakan kepada Hari bagaimana Kyoya Hibari menyerah karena ia memanggil dengan nama depannya. Hari tersenyum, gadis itu berpikir masih ada kesempatan bagi Juri untuk merebut hati si Iblis Namimori tersebut. 

"La la la ~" Juri menyanyi karena bahagia. 

Dari kejauhan, terlihat pria berambut silver yang sedang menatap misterius kepada Tsuna, dia tidak sabar untuk mengetes kemampuannya. 

Pagi pun datang, Juri sedang melangkah ke ruang OSISnya. Setibanya disana ada cowok kemarin yang berambut Silver sedang berdiri dengan wajah yang masam. Hari, teman baiknya juga sedang disana. 

"Jadi kau murid pindahan ya?" 

"Che. Iya, masalah?" 

"Ini jadwalmu." Juri melemparkan jadwal kelasnya ke pria bernama Gokudera Hayato tersebut.

Setelah itu, Gokudera meninggalkan ruangan dengan menutup pintu cukup keras didengar. Hari memberikan sebuah paper bahwa anak kelas 1-A dan 1-C akan bertanding dengan bola voli. Hari pun menanyakan kemajuannya di Kyoya yang membuat dia kaget. 

"Pagi-pagi sudah menanyakan itu?" Jawab Juri

"Sebagai teman baikmu, ku harus tau." Hari tertawa kecil.

"Kyoya akan berada di pertandingan juga ya?" 

"Kau memanggilnya Kyoya sekarang? Waduh, ada kemajuan nih. Aku bangga." 

Juri yang merasa pipinya memerah langsung meninggalkan ruangan. Dan berlari ke aula dimana, seketika dibelakangnya ada Hibari yang tersenyum. Ntah maksudnya apa. 

"Heh, cepat sekali kau disini." jawab Kyoya.

"A-a-aku punya tanggung jawab sebagai ketua OSIS. Itu saja." jawabnya terbata-bata.

Banyaknya murid sudah ada berada disana, dan juga sang pelatih yang akan memulai pertandingan, Juri khawatir kalau adiknya tidak akan datang dan merasa gugup. Berselang 2 menit kemudian Tsuna akhirnya datang disambut meriah oleh teman-teman sekelasnya. Akhirnya, Juri bisa bernafas dengan lega. 

"Kau sedang didekat Hibari-san, kenapa tidak menyatakannya sekarang saja?" balas Hari.

"Tidak. Tidak sekarang." balas Juri.

"Ketua, persiapannya sudah siap." balas anggota komite ketertiban.

"Oh, begitu. Kalau begitu, pak guru mulai saja." balas Kyoya tersenyum.

~POV Juri~

Aku melihat ia tersenyum, pipiku langsung memerah. Tidak, jangan menunjukkan kelemahan didepan Kyoya., Aku harus tegar dan kuat. Aku mencoba menenangkan diri sambil menyuarakan batuk-batuk.

"Pak guru? kenapa diam saja? Mulai saja pertandingannya." balasku dengan nada menuntut.

Aku melihat Pria yang berprofesi sebagai guru olahraga itu hanya ketakutan melihat kedua orang ini, tanpa ragu ia mengumumkan pertandingan akan segera dimulai. Pluit pun akhirnya berbunyi. Tsuna, adik yang sangat kusayangi malah menggunakan bagian pria untuk menahan bolanya, terlihat lucu tetapi dia berani juga. 

Setelah Tsuna berhasil membalikkan keadaan, akhirnya kelas 1-A menang telak. Aku bangga. Dan, sebelum kusadari Kyoya sudah tidak ada disebelahku. Dia telah pergi, kemungkinan begitu. Aku menghela nafas, aku bisa bersamanya seharian itu sudah cukup. 

Vongola's Lost Princess [OC x Hibari Kyoya] A KHR Fanfic [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang