wathashi wa bakadesu!

4.2K 264 15
                                    

Dazai, apa kau tahu? yah.. tentu tak tau dasar aku bodoh. Baiklah..

Aku ingin memperkenalkanmu kepada satu makhluk pencicilan yang tidak bisa diam benama 'hati'. kebetulan dia miliku, dan kebetulan juga dia mengejarmu. Hatiku memang gila. Sekuat apapun aku melarangnya untuk berlari ke arahmu, dia hanya akan tetap berlari hanya untuk memelukmu.

Tunggu dulu!, sebelum kau beranjak pergi karena takut dengan kelakuan hatiku, biar ku teruskan ceritaku. Hatiku punya sahabat baik. Dia adalah makhluk berkacamata tebal yang berdiri di sebelahnya. Namanya 'pikiran'. Kebetulan, dia juga miliku. Mereka berdua bersahabat baik dari hari aku lahir ke bumi ini. Berbeda dengan hatiku yang pecicilan, pikiranku ini pendiam sekali. Dia jarang rukun dengan hatiku, malah sering berkelahi. Alasan perkelahian mereka kali ini tentu saja karena hatiku ingin berlari ke arahmu dan pikiranku kurang setuju. Pikiranku percaya bahwa dengan hatiku berlari kearahmu, dia akan berujung hancur. Pikiranku yang sayang pada hatiku tidak ingin sahabatnya itu hancur.

Sebentar, izinkan kami berunding. Jangan dulu pergi. Aku mohon. Telah lama aku menanti sosokmu. Kau tangguh, aku suka itu. Kita sama-sama pejuang. Kau berjuang mencari jalan pulang, maka aku akan berjuang menjadi rumahmu. Karna ternyata hatiku betul. kaulah orangnya!

Meski aku tahu! Akan ada titik dimana kita merasa tidak tahu harus berbuat apa, dan harus bagaimana. Sementara segala masalah seakan menghajar kita bertubi-tubi. Semua seolah memusuhi, dan tak ada yang memberikan tangan ketika kita berusaha menggapai-gapai. Pada akhirnya, kita meledak. Mungkin menangis, berteriak, atau bahkan menghancurkan benda-benda di sekitar kita.

Aku ingat! Ketika kaca itu pecah dan kepalan tanganku dilumuri darah, aku tidak sadar. Yang ku tahu hanyalah, aku gelap mata. Aku menyalahkan dunia atas ketidak adilan ini. Berjuta "kenapa" berputar di kepala. Aku tidak terima ditusuk oleh seseorang yg paling erat ku peluk. Kalah.. aku merasa kalah. Sedih berganti kecewa, kecewa berganti marah.

Ironisnya, menjadi marah adalah hal yang menyenangkan. Betapa kita senang membiarkan dendam tetap membara.. panas. Tanpa kita sadari, bara itu membumihanguskan segala kebaikan yg ada di dalam diri kita.

Aku terdiam, lama, berusaha mengembalikan kesalahan ini. Ini keliru, pikirku. Emosi hanya akan membuat seseorang menjadi bodoh. Marah tidak marah, masa lalu tidak akan diubah.

Jatuh hati tidak pernah bisa memilih.
Tuhan yg memilihkan.
Kita hanyalah korban.
Kecewa adalah konsekuensi,
Bahagia adalah bonus.

Untuk mu si sialan berperban
Surai coklatmu mengingatkan
Hiburmu menenangkan
Ejekanmu menjengkelkan
Sungguh
Mengapa?
Aku membencimu
Selalu tak bisa berpaling darimu
Tapi aku mencintaimu!
Ah sampah
Sialan
Brengsek
Tolol
Aku gila.. ini menyenangkan!!!

Author anti silent reader ya! If you like VOMENT please:)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Author anti silent reader ya! If you like VOMENT please:)

Maybe For ImpossibleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang