ALENA ADALAH SEORANG ASDOS
AlVARENDRA ADALAH KAKA MAHASISWA S2.Bel berbunyi menandakan pukul 07.00 pagi, Alena segera bangun dri tempat tidurnya dan langsung mempersiapkan diri untuk ke kampus. Hari ini adalah jadwalnya mengajar menggantikan dosen matematikanya.
"Bi tolong bereskan tempat tidur ku yah, aku berangkat dulu, assalamuallaikum" teriaknya pada bi Inah dan berlari ke luar rumah karena taxinya yg sudah menunggu dri tadi.
Sesampainya dikampus, dia lupa kalau buku panduannya tertinggal di rumah. Pada akhirnya dia pun harus ke perpus terlebih dahulu utk meminjam buku tersebut. Tiba-tiba "hey baru datang ya kamu?" Tegur diba sahabat dekatnya alena. "Ya ampun, kaget tau!" Badannya berputar dan wajah yang kesal.
"Ngapain sih pagi-pagi udah di perpus?" Tanya Diba seketika. "Aku lupa bawa buku panduan, aku harus masuk kelas hari ini, Pak Taryo berhalangan hadir" cetusnya. "Kebiasaan sih Na, yaudah aku balik kelas dulu yah dah telat, bye." Diba pergi meninggalkan alena.
Dikelas, alena selalu memulai pembelajaran dengan pembiasaan diri menghafal rumus. "Oke, kita review 5 rumus logaritma yang sudah dibahas kemarin." Sambil menyebutkan bersama mahasiswa lainnya.
"Kita mulai pembelajaran baru kita, mohon maaf sebelumnya karena Pak Taryo berhalangan hadir jadi saya yg menggantikannya." Kata alena.
2 jam pembelajaran selesai Alena meninggalkan kelas dengan tergesa-gesa."Hmmm.. Hari yang melelahkan Dib, andaikan waktu bisa kembali aku ingin jadi anak bayi saja hahahha." Menyender dikursi kantin mereka berdua tertawa terbahak-bahak. "Sudahlah nikmatin saja Na, toh kamu juga enakkan dapet untung, dibandingkan aku yang masuk kelas pun bisa terhitung." Dengan santainya Diba menjawab pernyataan Alena.
Keesokan harinya, Alena datang ke kampus tepat waktu tidak seperti hari kemarin. "Yes, i can do it." Sambil melihat gadget yang dia pegang dan berjalan menyusuri lorong kelasnya.
"Sorry-sorry, gua engga sengaja." Kata seorang lelaki yang sudah menyebggol Alena hingga tersungkur ke belakang. "Aw." Alena yang hampir terjatuh dan tak jadi karena tangannya yang ditarik oleh lelaki tersebut. (Tatapannya, cara dia berbicara, bagai pahlawan yang datang disaat waktu yg tepat) bisik Alena dalam hati, dan terpukau karena ketampanannya. Beberapa detik mereka saling menatap. "Ehiya gapapa." Sambil melepaskan tangan lelaki itu.
"Sorry yah gua galiat lu lagi jalan tadi." Ujar lelaki itu. "Iyahh aku juga yang salah, yaudah aku duluan ya." Kata Alena sambil meninggalkan laki-laki itu.
"Eh tunggu." Teriak laki-laki itu. Tapi Alena tak mendengarnya dan terus berjalan.(Andai saja sebuah kenyamanan bukan awal dari sebuah hubungan, bagiku itu sangat menyakitkan)
Thx for reading....
Jangan lupa like dan comment yah :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Alena Denaiku adalah Terbitku
RomanceTerkadang orang bilang bahwa hidup itu senada. Tapi aku yakin bahwa hidup itu penuh warna. Dikala kamu senang, sedih, semua itu rupa-rupa sebabnya. Tak hanya satu orang merasakan hal yang sama. Jadi, beranilah untuk penuhi hidup mu dengan warna. Kar...