Oh Tuhan, dia tersenyum kepadaku. Aku bahagia, sangat bahagia. Setelah lamanya dia menghilang, dia datang dan memberikanku sekilas senyum.
Aku ingin merengkuhnya. Namun, oh tidak. Mengapa tanganku menembus tubuhnya? Apakah ini mimpi? Oh tidak, jika ini mimpi mengapa terasa amat nyata?
Dia datang menghampiriku, Tuhan. Tapi rasanya, tubuhku kaku dan mulutku juga tak bisa berucap. Tuhan, dia mendekat. Aku sangat ingin merengkuh tubuhnya. Namun, mengapa sulit. Oh, ayolah, tubuhku bergeraklah.
Dia mendekat ke arah tubuhku dan mencondongkan wajahnya ke samping wajahku, tepat di telinga kananku.
"Berbahagialah, kau pantas mendapatkannya." Dia berbisik seperti itu. Setelahnya, dia menatap wajahku dengan tatapan kerinduan. Senyumnya jelas tercetak. Tak lama setelah itu dia pergi seperti dihembuskan oleh angin.
Oh tidak, ibu kau dimana? Mengapa kau pergi? Aku rindu, ibu. Ibu kembalilah, kumohon. Oh ayolah ibu, kembali.
Aku terbangun, dengan deru napas yang tersenggal. Ternyata benar, tadi hanyalah sebuah mimpi.
Tuhan, apa ibu rindu denganku? Mengapa dia datang ke dalam mimpiku, Tuhan?
-Tin
KAMU SEDANG MEMBACA
My Life
PoetryIni saya.... Kehidupan saya Kesedihan saya Kebahagiaan saya Keterpurukan saya Kedepresian saya Dan .... Keputusan asaan saya