"Tunggu!"
Haneul berbalik melihat siapakah gerangan yang menyetop langkahnya saat akan memasuki lift.
Kenapa orang ini mengikutiku? Haneul membatin sambil memasang tatapan curiga.
"Kau pulang sendiri? Ke mana teman-temanmu tad-"
"Apa urusan Anda jika Saya pulang sendiri? Anda mau menguntit Saya secara terang-terangan?" selidik Haneul belum bisa melupakan bagaimana Sehun beberapa waktu terakhir tertangkap sedang mengawasinya.
Sehun terkekeh singkat lalu menarik tangan Haneul hingga tubuh mereka bertabrakan.
"Apa-apaan ini, lepaskan Saya!" berontak Haneul manakala Sehun memeluknya tanpa permisi. Sementara pelaku pemelukan bertahan dengan ritme tak beraturan yang terjadi di dada kirinya. Siapa gadis ini? Kenapa dia bisa membuatku berdebar? batin Sehun terus dilingkupi rasa penasaran akut.
"Haneul-ah!" suara pria lain terlantang dari pintu lift yang baru saja terbuka. Dalam sepersekian detik pria itu berhasil melepaskan Haneul dari pelukan Sehun.
"Oppa!" pekik Haneul lalu berlindung di balik punggung pria tersebut.
"Berani-beraninya Kau memeluk kekasihku, Kau mau cari mati?!" bentak pria tersebut tak terima disertai tinjuan melayang ke Sehun.
Menyeka sudut bibir, kemudian ia tergelak memandang pria yang menggertaknya baru saja.
"Bersikap bak pahlawan, hem? Itu menjijikkan!" lontar Sehun seraya mendecih."Apa hakmu bicara seperti itu, a.dik.ku?" saut pria itu mengejutkan Haneul.
Penguntit itu adiknya Oppa? Haneul membatin tidak percaya.
"Benarkah? Aku tidak merasa demikian." Sehun tersenyum miring, tatapannya menusuk.
"Tidak Kau akui sekalipun, darah yang mengalir di tubuh kita satu sumber. Mengelaknya percuma." sanggah pria atau lebih tepatnya kakak kandung Sehun tersebut. "Jadi kuharap, Kau tidak mengusik kehidupan kekasihku ini." pesan sang kakak seraya membawa Haneul pergi meninggalkan Sehun yang meremang jengkel.
"Berengsek!" Sehun mengepalkan tangannya kuat-kuat.
•¶•
Ruang inap Chanyeol kini sepi ditinggal pembesuknya. Bagai dua orang asing yang dipertemukan dalam satu ruangan, baik Hae Soo mau pun Chanyeol tak ada yang bersuara. Mereka diam dengan benak masing-masing.
"Hae Soo-ya!"
"Park Chanyeol!"
"Kau dulu saja." Chanyeol mengalah, mempersilahkan si gadis bicara lebih dulu.
"Tidak, Kau saja dulu. Kau terlihat ingin mengatakan banyak hal." elak Hae Soo.
"Baiklah, jika itu maumu." Chanyeol akhirnya yang memulai.
"Hae Soo-ya," panggil Chanyeol lembut, sangat jauh dari diri Chanyeol yang biasanya.
Hae Soo yang sedikit merasa aneh tetap mengangguk dipanggil namanya. "Ada apa?"
"Bisakah Kau mendengarkanku bicara tanpa memotongnya?" pinta Chanyeol terselip nada memohon di sana.
Hae Soo pun mengangguk. "Bicaralah,"
Mengayun kedua kaki, Chanyeol tinggalkan ranjangnya menghampiri Hae Soo di sofa tempat si gadis berdiam diri. Ia mengambil duduk persis di samping sang kekasih hasil pengakuan sepihak. Kemudian Chanyeol bawa tangan sang gadis bertumpu di atas lututnya sembari ia genggam lembut.
"Ketika Kau hadir perdana ke sekolah, ketika itu pula kenyamananku Kau usik. Kau gagalkan eksekusiku hingga membuatku nyaris marah sepanjang hari. Setiap saat dalam benakku hanya ada keinginan balas dendam dan menghancurkanmu. Kau sangat mengganggu, demi apapun. Namun tanpa sadar, Aku jadi memikirkanmu setiap saat. Mengawasimu tanpa jeda dan entah mengapa, Aku merasa selalu ingin melihatmu."

KAMU SEDANG MEMBACA
Boys Over Flowers EXO Vers. [REVISI]
أدب الهواةBoys Before Flowers versi Exo dengan sedikit perubahan alur dan penambahan tokoh-tokoh pendukung lain. Sudah tamat, tapi masih proses revisi. Pengunggahan ulang mengikuti suasana batin penulis.