Eve berjalan melalui koridor. Pandangannya melihat beberapa orang lalu lalang dengan sibuknya. "Apa rumah sakit selalu serame ini ya?" Gumamnya sambil terus berjalan. Langkahnya tiba tiba terhenti karena suara panggilan dari ponselnya. Ia mengangkat panggilan dari seseorang. "Halo Kak?"
"Halo Ip"
"Kenapa Kak?"
"Eril sama Erika gimana?"
"Ci Eril sama Ka Erika masih koma kak..." Jawab Eve lemas. Orang yang berada jauh disana pun juga hanya mendesah lemah. "Aku titip mereka ya..."
"Iya Kak Amel" Amel menutup panggilannya, ia menatap keluar jendela. Ini sudah hari ke7 semenjak kabar itu. Ia tak berhenti menangis dan begitupula tak berhenti berharap kedua orang tersayangnya tetap baik baik saja. "Amel.." Amel yang dipanggil namanya itu menoleh melihat Lala memberinya coklat. Lala tersenyum kepadanya. "Buat moodbooster kamu
""Makasih" Amel menerima coklat itu dengan senang hati. Ia segera membuka bungkus coklat itu. Dan memakannya. Lala tersenyum senang melihat Amel begitu lahap memakan coklatnya. Ia berjalan meraih botol mineral dan segera duduk di samping Amel. "Minum biar ga seret" Amel mengangguk lalu tersenyum menunjukkan giginya. Lala tertawa melihat gigi Amel yang penuh coklat. "Gausah ketawa ketawa!"
"Hish galak banget" Amel mengabaikannya dan lanjut memakan coklatnya hingga tak disangka hanya tinggal 2 batang lagi. Amel mematahkannya menjadi 2 bagian. "Mau gak? Gw suapin" Lala mengangguk dan sedikit berdiri. Bibirnya terbuka. Amel meneguk ludahnya melihat bibir Lala yang begitu menggoda. Lala menggigit coklat itu. Amel secara tak sadar ikut menggigit coklat itu.
Detak jantung keduanya kini berdetak begitu cepat. Entah siapa yang memulainya. Amel dan Lala sama sama menggigit semakin jauh membuat bibir keduanya bertemu.
Berikanlah coklat dengan bibir
Ciuman yang biasanya
Itu membosankanAmel mulai melumat bibir Lala. Perpaduan manisnya bibir lala dicampur dengan coklat manis yang berada diantara keduanya membuat Amel semakin kecanduan dengannya. "Mmmpppphhh La"
Amel menekan kepala Lala berusaha memperdalam ciuman mereka. Tangan Amel bergerak menyentuh dagu Lala kemudian mengelus lembut leher lawan mainnya. Lala melepaskan ciuman itu. Nafasnya sedikit terengah, matanya pun terlihat menginginkan lebih. Begitupun dengan Amel sudah cukup lama ia tak bertemu dengan dua orang yang sedang koma disana. Itu artinya sudah lama juga ia tak merasakan bibir manis dari keduanya. "Boleh?"
Lala mengangguk dan memejamkan matanya mempersilahkan Amel untuk merasakan bibir manisnya itu sekali lagi. Decak bunyi ciuman keduanya memenuhi seluruh ruangan. Tangan Lala menarik kepala Amel membuat ciuman keduanya terlepas menimbulkan untaian saliva tipis yang terlihat dari bibir Lala ke Amel. Lala menerkam leher Amel, mencubuinya dengan begitu nafsunya. Amel mendesah tak karuan. "Enngghhh Laaa" Amel menjabak rambut pendek Lala kala gadis itu menyetuh payudaranya.
Lala menjauh dari Amel sejenak mengambil napas sambil memperhatikan Amel yang tengah terengah engah. Lala mengambil coklat yang jatuh di paha Amel lalu memasukannya ke dalam mulutnya. Ia membuka satu persatu kancing baju milik Amel. "Kalo suster masuk gimana?" Pernyataan Amel barusan cukup membuat gerakan Lala terhenti. Lala menggeleng, Ia kembali melepas satu persatu kancing baju milik Amel dan mengeluarkan coklat dari mulutnya. Coklat yang basah dengan air liurnya itu ia tempelkan ke perut Amel. "Lala!! Lu gila ya! Lengket badan gw!!" Lala tersenyum sinis. Ia menekan pipi Amel dan mencium bibirnya dengan ganas cukup untuk membuat Amel kwalahan. "Nikmati aja" Lala kembali mengolesi perut Amel dengan coklat itu. Hingga tersisa cukup sedikit tapi ia menyimpannya di cangkir di dekatnya.
Lala menjilati coklat di perut Amel. "Ahhh geliii Laaa" Amel hanya bisa meronta dengan mulutnya sambil sesekali ia menggerak gerakkan perutnya. Tangan kanan serta kiri milik Amel ditahan oleh Lala. Belum selesai dengan coklat di perut Amel. Lala mulai menyelipkan tangannya ke dalam celana Amel. "LALA!!!" Amel melotot sambil tangannya berusaha menyingkirkan tangan Lala.
Lala terkekeh kemudian ia berdiri ia meraih coklat yang tadi ia letakkan di cangkir kemudian dengan senyum liciknya ia menarik tangan Amel dan celananya dan mengoleskan coklat itu di vagina Amel. "AAAA LALAAAA!!!"
Lala tertawa kemudian duduk bersandar di sofa cukup jauh dari Amel. "LENGKET!!"
"Trus aku harus apa?" Lala memainkan alisnya menatap Amel yang menatapnya begitu kesal. Amel menghembuskan napasnya berusaha menahan rasa kesal. Ia melepas celananya lalu membuangnya ke arah Lala. Ia mengangkat kaki kirinya membuat vaginanya dengan jelas terbuka di depan mata Lala. Amel menggigit bibir bawahnya kemudian memasukkan jarinya ke dalam mulutnya. Setelah dirasa basah jarinya ia gunakan untuk membelai vaginanya. "Mau?"
Lala menelan ludahnya dengan susah payah. Ia mengangguk sambil berjalan mendekat ke arah Amel. Ia menahan kaki kiri Amel, lalu mulai mendekatkan wajahnya ke vagina milik Amel. Lidahnya menyapu vagina milik Amel membuat Amel mendesah nikmat. "Emmhh"
"Engghhh Laaa..." Lala semakin membenamkab wajahnya di vagina Amel tangan kirinya ia gunakan untuk menekan nekan bagian bawah vagina Amel membuat Amel memejamkan matanya nikmat.
Pintu kamar itu tiba tiba terbuka menampilkan seseorang yang terlihat terkejut dan kemudian berlari kembali keluar dengan tangisan. "Mel aku harus.."
Amel menghembuskan napas mengerti dan merelakan nafsunya untuk hubungan kakak adik itu. Lal tersenyum senang kemudian berlari mengejar adiknya yang berlari cepat hingga punggungnya hilang oleh pandangan mata Lala. "Ajee" Lala menyandarkan tubuhnya ke dinding. Kepalanya tertunduk merasa bersalah dengan apa yang ia lakukan. "Sebodoh itukah?"
Tbc
Long time no updatee 😋
KAMU SEDANG MEMBACA
Trip 2
Fanfiction[18+] "Kecerobohan yang menyebabkan semua ini terjadi!" -Anin "Maafkan aku, aku tau aku salah" -Boby "Aku butuh tanggung jawabmu Boby, Ini anakmu Boby!" -Michelle