Last Kiss

455 35 14
                                    

Daegu, October 2016.

Aku masih ingat dengan jelas dalam pikiranku rupa wajahmu saat itu. Wajahmu bercahaya dalam gelap saat kau membisikkan kata yang hanya kita berdua yang tahu. Kau bilang kau mencintaiku, lalu kenapa kau pergi?

Aku ingat bagaimana hujan turun dengan derasnya saat itu. Aku bahkan bisa mencium baunya yang segar di Trotoar. Aku berlari disepanjang Trotoar, berteriak, menangis, memaki dan mengutuk diriku sendiri.

Aku ingat hari itu adalah tanggal 9 Juli. Aku ingat bagaimana remuk dan hancurnya jantung dan hatiku. Aku ingat bagaimana menyakitkan rasanya untuk bernafas.

Aku masih ingat ringannya ayunan langkahmu. Aku bahkan masih merasakan hangat dari lengan kekarmu saat memelukku.  Aku masih ingat bagaimana kau pamer saat kita berpesta. Aku masih ingat bagaimana aku tidak pernah menari, tapi untukmu aku mau melakukannya.

Karna aku suka bagaimana kuatnya genggaman tanganmu saat kau menggenggam tanganku. Aku suka bagaimana renyahnya tawamu saat bertemu dengan Ayahku. Aku suka keakraban kalian. Aku suka bagaimana kau berjalan sambil memasukkan tanganmu kedalam saku. Aku suka bagaimana kau menciumku saat aku sedang mengatakan sesuatu. Tak ada hari dimana aku tidak merindukan interupsi yang kurang ajar itu.

Tapi sekarang. yang bisa kulakukan hanyalah meringkuk di lantai. Aku mengenakan pakaianmu. Pakaian yang dulunya merupaka hadiah Ulang Tahun dariku. Dan yang kupikirkan hanyalah betapa aku tidak tahu bagimana caranya menjadi seseorang yang kau rindukan.

Aku tak pernah membayangkan kita akan memiliki Ciuman terakhir. Tak pernah kubayangkan hubungan kita akan berakhir seperti ini.

Aku dan Kim Jongin berpacaran sejak kami masih di Semester pertama tingkat awal Sekolah Menengah Atas Daegu. Saat itu aku meninggalkan Taehyung untuknya. Seorang Namja yang biasa kupanggil Kai. Dia adalah segalanya bagiku. Dia adalah segalanya yang kuinginkan.  Namanya akan terukir selamanya di Hatiku. Dan akan kuucapkan hingga akhirnya aku tak bisa mengingat Nama itu lagi. Bahkan selamanya jika perlu.

Dulu aku selalu melihatmu tertidur. Aku suka melihatmu tertidur. Aku suka melihat bagimana lekuk sempurna wajahmu, bibir penuhmu dan nafasmu yang teratur. Terasa begitu damai bagiku. Sekarang aku hanya bisa melihatmu di Album foto kita berdua. Dan juga di video-video yang kita buat bersama.

Aku bisa merasakan kau sudah mulai melupakanku sekarang. Ini hanya firasatku saja, tapi rasanya sama seperti saat dulu aku selalu merasakanmu bernafas. Saat dulu aku merasakan kau dalam bahaya. Atau saat dulu kau akan datang menemuiku. Sangat lucu bagaimana aku masih merasa memiliki Koneksi batin denganmu sedangkan kau sama sekali tak merasakannya lagi.

Tapi tak apa. Aku tidak membencimu karna itu. Bahkan aku berharap, dimanapun kau berada, semoga Matahari selalu bersinar untukmu. Aku harap Cuara selalu cerah. Aku juga berharap sesuatu membuatmu teringat padaku agar kau juga merindukanku. Agar kau berharap tak pernah meninggalkanku. Agar kau kembali padaku.

Aku masih akan tetap menghabiskan waktu dengan teman-teman lama kita, khususnya temanmu hanya untuk menanyakan bagimana kabarmu. Aku berharap kau baik-baik saja.

Aku ingat saat terakhir kali aku bertanya pada mereka tentang keadaanmu. Aku berharap kau masih membicarakan tentangku pada mereka. Sekali saja. Namun sepertinya aku berharap terlalu jauh. Karna yang mereka katakan adalah,

"Kai sudah memiliki Kekasih baru. Kai biasa memanggilnya Rachel. Dia adalah Yeoja bari di Kota ini. Pindahan dari Seoul. Kai, tampak lebih bahkan sangat bahagia dengan Yeoja itu."

Kau tahu apa yang kurasakan saat mendengar itu Kai? Aku merasa hancur. Aku merasa seolah Dunia sudah runtuh. Aku merasakan sakit yang begitu luar biasa. Sakit yang tak pernah kurasakan sebelumnya. Sakit yang membuatku tak dapat berpijak diatas tanah lagi. Aku jatuh. Jatuh kedalam Parit terdalam di dunia ini.

Apa yang akan kau katakan ketika airmata mengalir deras di wajahmu didepan semua orang yang kau kenal? Apa yang kau lakukan ketika orang yang paling berarti dalam hidupmu, bahagia dengan orang lain?

Mereka bertengkar saat itu. Saling menyalahkan karna telah memberitahuku. Aku tak mendengar lagi karna aku segera berlari menjauhi mereka. Aku harap aku bisa lari dari kenyataan pahit ini. Tapi aku tak bisa. Aku hanya bisa lari ke Rumah, masuk ke Kamarku dan mengunci pintunya. Lalu menangis dan berteriak sekencang-kencangnya hingga aku bahkan tak bisa merasakan tenggorokanku lagi. Hingga mataku membengkak dan tak bisa mengeluarkan airmataku lagi.

Aku bisa merencanakan perubahan waktu dan musim. Tapi aku tak pernah merencanakan kau akan merubah pikiranmu secepat itu.

Kau mengatakan padaku bahwa kita sudah tidak cocok lagi. Bahwa kau saat ini sedang ingin sendirian saja. Kau ingin menikmati waktumu. Lalu kenapa kau memiliki Kekasih baru Kai? Katakan padaku kenapa kau berpacaran dengan Yeoja baru itu?

Aku sudah memberikan semua yang kumiliki padamu, selalu ada untukmu, peduli padamu dan menjagamu. Jadi katakan dimana aku melakukan kesalahan hingga kau meninggalkanku?

Rasa sakit yang kurasakan inilah yang mendorongku untuk menulis surat ini. Surat yang akan kukuburkan. Dan berharap, rasa sakit ini juga akan hilang bersamaan dengan Rasa Cintaku yang kukubur dengan surat ini.

Regards,
Kim Jennie.

Last Kiss | JENKAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang