Sepuluh

25.9K 820 70
                                    

"Aku merindukanmu,sayang." Wanita yang tidak Rossy kenali itu langsung memeluk erat Kelvin yang terlihat tak nyaman dan terus berusaha melepaskan pelukan Olivia.

"Olivia lepaskan. Ini tempat umum." Kelvin berbicara dengan suara tercekat saat melihat perubahan ekspresi wajah Rossy.

Olivia pun melepaskan pelukannya. Ia menatap Kelvin.

"Kau makin tampan sekarang. Aku sungguh merindukanmu." Setelah mengatakan itu,Olivia mengecup singkat bibir Kelvin.

Rossy tak percaya dengan apa yang baru saja ia lihat. Ia berusaha melawan peringatan untuk lari. Namun tak bisa.

Seakan kakinya memiliki pemikiran sendiri dan melangkah membawa tubuh Rossy berlari meninggalkan Kelvin yang meneriakan namannya. Dan serta merta meninggalkan semua barang yang ia beli.

Tidak ada rasa lelah atau letih pada Rossy. Yang ada saat ini hanya air mata dan perasaan kecewa yang cukup kuat.

Ia hampir putus asa untuk mengetahui dimana pintu keluar mall ini. Namun,keputus asaan itu pupus saat ia menemukan pintu itu.

Merasa tak ingin membuang waktu,Rossy berlari keluar tanpa mendengar panggilan atau langkah kaki Kelvin yang mengejarnya.

Otaknya mulai berfikir. Ia sadar saat ini ia harus pergi menjauh dari Kelvin. Ia tak akan kembali kerumah Kelvin. Lagipula tadi Kelvin terlihat santai dengan sikap wanita itu. Jadi apa peduli Rossy?

Meski begitu Rossy tak bisa membohongi dirinya sendiri. Ini cukup membakar dan membuatnya kecewa. Ia larut dalam kesedihan. Kenapa ia harus mengalami hal ini disaat ia tengah hamil.

Rossy hanyut pada fikirannya sendiri. Hingga hampir saja sebuah mobil menabraknya.

Citttt!!!!!!

Rossy gelagapan sambil menghapus air matanya. Ini adalah kelalaian yang hampir saja membahayakan nyawa anaknya.

Rossy lebih gelagapan saat melihat seorang pria keluar dari dalam mobil yang hampir menabraknya itu.

"Apa yang kau lakukan?" Suara dingin dan datar itu kembali merasuki indra pendengaran Rossy.

Rossy tak bisa menjawab. Ia kalut saat ini. Pria itu. Marco. Pasti akan menyeretnya lagi kepada Kelvin.

"Aku mohon jangan bawa aku padanya." Rossy memohon. Air matanya kembali jatuh berharap Marco akan mengasihaninya.

Marco hanya diam memandang Rossy yang tengah menangis tertunduk. Bahu gadis itu berguncang akibat ledakan tangisnya.

"Masuk." Kelvin menyuarakan agar Rossy masuk kedalam mobilnya.

Rossy mengangkat wajahnya menatap tak percaya kepada Marco. Namun itu tak bertahan lama. Rossy langsung masuk kedalam mobil itu tanpa berfikir panjang. Yang ia inginkan saat ini adalah menjauh dari Kelvin dan menenangkan dirinya untuk mengambil sebuah keputusan.

Nafas Rossy tertahan saat melihat Kelvin menghampiri Marco dengan wajah mengeras. Rossy duduk dilantai mobil berusaha menyembunyikan dirinya dan berharap bahwa Kelvin tak akan masuk kedalam mobil itu ataupun kedalam kehidupannya lagi. Rossy benar-benar ingin bebas dari Kelvin saat ini. Sungguh.

Tapi Rossy benar-benar merasa yakin kalau Marco akan menyerahkannya kepada Kelvin. Dan Rossy harus bersiap menghadapi amarah Kelvin. Melihat bagaimana wajah bengas Kelvin.

Degup jantung Rossy makin tak karuan saat pintu mobil terbuka. Kini Rossy hanya pasrah pada takdirnya.

"Kenapa kau disitu?"

Rossy tertegun. Suara itu suara Marco. Rossy mengadah melihat Marco yang tengah berdiri didepan lintu mobil dan menatapnya.

"K-kau." Rossy bergumam.

IM YOUR BITCH,MY MAFIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang