Inayya Agatha, gadis berusia 16 tahun itu, menjejak tanah dengan perasaan lega dan gembira. Ini hari pertama di sekolah barunya. Setelah perjalanan yang melelahkan seharian dengan kereta api dan di sambung bus. Akhirnya dia sampai disekolah barunya. Sekolah yang terletak di dataran tinggi dibandingkan dengan daerah-daerah sekitarnya.
Inayah sangat bangga bisa bersekolah di sana. karena sekolah menengah yang akan dia masuki adalah sekolah paling terkenal.
salah satu sekolah asrama khusus perempuan paling bergengsi di sana,perlu kerja keras agar dapat masuk ke sekolah tersebut dengan pertimbangan banyak hal Ayah kaitlyn memutuskan untuk memindahkan Chat Line dari sekolah lama ke sekolah baru kepindahan ketlin bertepatan dengan berpindahnya tingkat kelas.
Oleh karena itu, nayya diwajibkan untuk menjalani tes masuk yang cukup berat apalagi, sekolah barunya memang terkenal dengan sekolah yang ketat penerimaan siswanya.
Sebenarnya Nayya bisa saja diantar oleh orang tuanya seperti banyak anak yang lainnya juga diantar oleh orang tua mereka.Di depan gedung sekolah terparkir berbagai kendaraan dari mulai yang biasa-biasa saja sampai kendaraan yang mewah.
Tadi pagi itu Ayah dan Ibu Nayya hanya bisa mengantar Naya sampai Stasiun Kereta Api .saat ini Ayahnya sedang sangat sibuk menangani pekerjaan pekerjaan di kantornya sementara ibu harus mengurus Evelyn adiknya yang baru masuk sekolah dasar.
Nayya datang bersama beberapa anak baru pindahan dari sekolah lain. tadi di bus dia sempat berkenalan dengan mereka selain anak-anak baru yang memasuki kelas 11 dan ternyata ada 2 anak yang sama sepertinya sama-sama memasuki kelas 12. dua anak itu bernama Vanessa dan chantika. Nayya merasa kedua teman barunya sangat menyenangkan dibandingkan dengan teman-teman di sekolah dahulu yang menyebalkan dan sombong.
Ternyata vanesha dan Cantika sudah berada di sampingnya dengan suara lembut wanita berkata "Ayo nayya Apakah kamu akan melamun seharian?"
Nayya tersenyum dan menjajarkan langkahnya dengan kedua temannya beberapa orang sudah berada didepan Mereka banyak pula yang masih sibuk mengeluarkan barang dari bagasi bus. koper-koper itu diserahkan pada seorang petugas yang sudah berjaga di dekat gerbang. Asal kita sudah memberi nama koper-koper itu maka koper-koper tersebut akan diantar ke kamar Kita.
"Ya, ampun,lihat itu!" Tunjuk nayya tiba-tiba. Serentak chantika dan Vanessa mengarahkan pandangannya ke tempat yang ditunjuk nayya.
"Apa?"tanya chantika.
Vanessa mengernyitkan keningnya dengan anggun. "Indah sekali! " Nayya tidak memperdulikan kebingungan teman-temannya dia langsung lari membelai-belai bunga melati yang bermekaran.
Tanaman indah itu menghiasi sepanjang gerbang dan pagar gedung sekolah. Aneka warna bunganya cantik dipandang mata, merah,merah muda, orange, Ungu ,kuning dan putih .Menyembul satu sama lain Di antara hijaunya daun-daun yang bergerigi besar.
"Ya ampun, nayya.......kirain apa?!". Chantika bersungut-sungut. Dengan bibir maju satu senti dan kedua tangan yang dimasukkan ke dalam saku celana jeans nya Cantika tidak bergerak dari tempatnya Cantika ingin segera beristirahat ternyata tidak hanya nayya yang merasa lelah Chantika juga.
"Hihihi ..... kamu segitu sukanya,nya sama bunga?"Vanessa malah mendekati Nayya dia membungkuk di depan bunga-bunga itu.Rok cantiknya menjuntai ke tanah. Tangannya pun siap-siap beraksi.
"Jangan" cegah nayya memegang pergelangan tangan Vanessa.
"Upss, maaf," Vanessa terlihat menyesal "ini kebiasaanku di rumah. Aku biasa memetik bunga di halaman rumahku untuk dipasang di vas."
"Ah,sudahlah.Yuk, kita masuk lihat wajah Chantika udah merah seperti udang rebus. goda nayya. kulit putih chantika memang terlihat merah karena kesal. Rambut keriting pirang pendek nya terjuntai diantara dahi-dahi dan telinganya membuat wajahnya semakin terlihat merah.
"Yuk" ucap Vanessa .kedua tangannya menggandeng tangan Nayya dan Chantika. Vanessa berasal dari London. Dia masih kerabat dengan keluarga Kerajaan. Rumahnya pun sangat besar . Begitu menurut cerita Vanessa selama di bus Vanessa juga memperlihatkan foto-foto diri dan keluarganya dari ponselnya . Menurut Vanessa lagi, biarpun dia anak orang berada ,namun ayah ibunya tidak ingin memanjakannya. Mereka berharap Vanessa menjadi anak yang mandiri. Oleh karena itu, Vanessa berangkat sendiri menggunakan kendaraan umum.
Nayya memandang gedung sekolah yang akan dimasukinya . Gedung sekolah menengah atas berdiri megah. Gedung berarsitektur modern itu terlihat seperti baru di renovasi besar-besaran. Ya, keadaannya sungguh kontras dengan alam sekitar.
Jarak antara Bendungan dari sekolah hanya dibatasi oleh berbagai lapangan olahraga dan kolam renang yang ada di area sekolah. Sementara itu ,disekitar Bendungan masih tampak hutan alami. Pepohonan membuat udara terasa lebih segar dihirup. Sungguh, tempat yang sangat cocok untuk belajar. Pantas kalau ayahnya nayya sangat bersemangat memindahkan nayya ke sekolah ini.
"Tunggu kita akan kemana? " tanya nayya sesaat setelah mereka menjejakkan langkah kedalam gedung.
"Hei,nayya, tidakkah kamu mendengarkan apa yang dikatakan Miss ....? Ummm..... Miss siapa tadi yang di bus? Aku lupa ." Kata chantika . Diusapnya keringat yang bercucuran di dahinya.
Nayya terdiam. Dia tidak tahu harus menjawab apa.
"Miss Dina,chantika, "jawab Vanessa
Oh ya, Miss Dina ,Bukankah dia bilang kita harus ke aula. Kamu ke mana saja,Sih?" Jawab Cantika dengan pandangan agak menuduh.
"sepertinya aku tidur," Kata Nayya sambil menyeringai, karena dia memiliki kebiasaan Duduk diam di kursi apalagi kursi tersebut sangat nyaman, dia akan langsung terlelap. "Nah,Nah,sekarang aku tidak tahu letak aula itu" kata Nayya melanjutkan kebingungannya.
"Itu dia orangnya, " jawab Vanessa.
"Dari mana kamu tahu, Vanessa? "Tanya chantika . "Aku,kan, mengikuti orang yang berjalan di depan kita, " jawabnya tersenyum sambil mengedipkan mata.Next......
KAMU SEDANG MEMBACA
rhythm of life
Teen FictionBanyak yang bilang, masa remaja adalah masa yang paling indah. Yups, that's right! Itu masa dimana potensi kita terlihat, menampakkan diri kita menjadi lebih tinggi dan semakin tinggi