Sambung Cerita: Gilan 1990 SM

58 3 1
                                    

#SambungCerita

Pagi, Memberdeul ^^)/

Ketemu lagi sama eikeh, Bigsis yang lutju dan manis walau kena darah tinggi x3 heuheu.

Minggu ini kelas gim terakhir tema romance comedy. Berhubung Minwar Sky lagi demen-demennya sama Dilan, minggu ini kita main sama Gilan dan Midea aja. Lhooo... iya, biar lucu xD

Nah, biar makin seru, kisah ini berlangsung di zaman sebelum Masehi. Langsung saja disambung di komen, maksimal sambung 3 kalimat, ya <3

Selamat bermain!

:p

GILAN 1991 SM

Tanggal 22 di awal musim hujan, kita jadian. Waktu itu, Gilan duduk di atas TRC (Triceratop) abu-abunya. Dia memarkir TRC itu di samping gua kafe Dino Unyu. Aku jadi penasaran, seperti apa kepribadian Gilan ini?

Aku mengikuti Gilan. Tak ada yang aneh dengan Gilan hari ini. Hanya saja, baju kulit zebra yang dikenakannya terlihat lebih rapi.

"Bro, es caramel susu satu ya. Ingat GPL!" ucap Gilan sambik tersenyum.

"GPL itu apa Mas Gilan?"

Gak Pake Lama." Gilan menjawab santai lalu mencari tempat duduk.

Kami duduk di sofa lempung. Gilan mengernyit jengkel, "Ah, sofa apa ini. Jauh lebih keras dari sofa bulu mammoth di rumah!"

Dasar orang kaya! Ternyata dia songong juga.

"TRC-mu bagus banget," kataku.

"TRC itu akan disembelih untuk dijadikan topping martabak. Makanya, aku merawatnya dengan sepenuh hati," ucapan Gilan membuatku melongo.

Seminggu kemudian, Gilan benaran menyembelih triceratopsnya. Sebagian martabaknya, ia bagikan pada warga sekitar. Midea juga kebagian sepotong besar.

"Aku mencintaimu Midea." Gilan memulai aksi gombalnya.


"Iya aku tahu itu."

"Ada satu hal yang kamu tak tahu. Siapapun yang menyakitimu raga dan jiwanya akan menghilang dari bumi ini." Gilan berkata serius.

"Tentu saja," ucapku sambil sesekali membenturkan kepalanya pada meja dan kursi secara bergantian.

Warga juga melakukan hal yang sama. Rupanya, TRC Gilan terkontaminasi virus dino gila itu.

Begitu pula dengan warga yang tadi sempat ikut memakan martabak bertopping Triceratop itu.

"Sepertinya mereka mulai gila," gumam Gilan. Gilan lalu membaca beberapa mantra dan mencari sarang kecoa karena itu satu-satunya vaksin untuk mencegah penularannya.

Sayangnya, mantra Gilan tidak manjur. Dia pun akhirnya ikut gila, lalu berjoged-joged mengikuti irama Goyang Dombret.

TAMAT

Sampai ketemu lagi! Bulan depan, kita akan main lagi dengan Minwar lain. Sampai jumpa semua!

Cerita PilihanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang