Taeyong mendesah kasar saat orang di seberang sana tak kunjung menjawab panggilannya.
Ini sudah hari kelima panggilannya diabaikan. Dan ini sudah yang kedua puluh kalinya untuk hari ini namun pria itu tak kunjung lelah untuk melakukannya lagi.
Sekali lagi dia mencoba tapi hasilnya masih tetap sama.
Pria itu masih tidak mau menerima panggilannya.
Oh Tuhan.
Tidak tahukah dia kalau Taeyong merindukannya?
"Sayang. Tolong jawab telponku"
Taeyong menggeram kasar saat pesan singkatnya tak kunjung mendapat balasan.
Tidak ada cara lain Taeyong harus menemui pria itu.
"Mau kemana?"
Taeyong terjingkat kaget kala mendapati Johnny yang berada di ruang tengah dengan tv yang masih menyala. Pria bongsor itu lagi asik menonton film tengah malam.
"Ke tempat Ten"
"Kau tidak lihat? Ini sudah larut malam"
Taeyong menulikan pendengarannya. Sibuk mencari kunci mobil dan jaketnya yang tersampir dibahu sofa lalu bergegas meninggalkan Johnny dengan acara menontonnya.
...
...Jalanan terasa sepi hanya ada beberapa pengendara yang lain.
Taeyong mengambil kesempatan menambah laju mobilnya untuk segera sampai menuju apartemen pujaan hati.
Sesekali dia masih mencoba menekan icon telepon untuk menghubungi sang pacar.
Demi Tuhan.
Taeyong mengkhawatirkannya. Merindukan pria itu.
Dia tidak bisa bertemu dengan Ten karna pekerjaan yang menumpuk minta diperhatikan.
Dan sialnya pekerjaan itu membawanya untuk keluar negeri selama lima hari penuh.
Taeyong bersumpah akan langsung merengkuh tubuh mungil pria itu.
...
...Taeyong berlari kecil menuju lift setelah berhasil memarkirkan mobilnya di basement.
Ia menekan tombol pada lift dengan tidak sabaran agar segera membawanya ke lantai sepuluh dimana unit prianya berada.
Tring...
Taeyong langsung melompat keluar dari lift dan berlari menuju unit Ten yang berada di lorong paling ujung.
Dia tersenyum kecil melihat pintu kamar 0127 sudah berada di depannya.
0701.
Pip...
Oh sial. Ten bahkan mengubah password pintu kamarnya.
0107.
Pip...
Masih belum terbuka.
Sepertinya kau belum beruntung Lee Taeyong. Kau harus mencoba lagi.
Ting tong~
"Ten, buka pintunya"
Ting tong~
"Sayang, aku tau kau belum tidur"
Ting tong~
"Ten, aku masih mendengar suara televisi yang menyala"
Taeyong masih menekan bel dan semakin menekannya seperti orang kesetanan.