15. Ending Scene

2.4K 244 24
                                    

California, May 2016.

Aku tahu aku terlambat menulisnya. Tapi tak apa. Aku suka menulis. Biasanya perasaanku lebih baik setelah mencurahkan apa yang membuatke merasa sakit. Biasanya aku menulisnya dibulan yang sama dengat saat kejadiannya meskipun di hari yang berbeda. Tapi sekarang aku akan menulis kisahnya sejak awal. Karna aku berharap dengan menuliskan semua tentangnya, aku akan melupakannya.

Namanya Kim Seokjin. Dia tinggi dan memiliki bahu yang sangat lebar. Rambutnya hitam pekat. Begitu juga matanya. Begitu kontras dengan kulitnya yang putih. Dia begitu tampan. Dia adalah Namja pertama yang kusukai. Lebih dari suka, aku mencintainya.

Sejak Jennie selingkuh dariku, aku tidak mempercayai cinta lagi. Bahkan aku tidak mempercayai Yeoja lagi. Aku benar-benar mati rasa pada Cinta. Kupikir aku tidak akan pernah Jatuh Cinta lagi. Kupikir aku tidak akan pernah memiliki Pasangan lagi. Yang mana sebenarnya bukan masalah bagiku karna aku tak ingin tersakiti lagi. Aku tak mau. Aku tidak suka.

JIka saja aku tidak kabur saat mereka akan membawaku ke Panti saat itu, mungkin aku tidak akan bertemu dengannya. Atau mungkin juga aku akan tetap bertemu dengannya jika takdir memang sengaja mempertemukan kami. Yang aku pertanyakan adalah kenapa takdir mempertemukanku dengannya jika dia hanya menorehkan luka yang lebih dalam lagi dihatiku?

Aku tahu dia juga membuatku merasa bahagia. Membuatku merasakan hal-hal yang belum pernah kurasakan sebelumnya. Membuatku melihat hal-hal yang belum pernah kulihat sebelumnya. Tapi kenapa dia melakukan itu jika pada akhirnya dia meninggalkanku disaat aku masih mencintainya?

Aku pertama kali bertemu dengannya di Daegu sekitar 4 tahun yang lalu di sebuah kedai tempatku bekerja. Dia menghampiriku seolah kami sudah mengenal lama. Dia bicara padaku seolah kami adalah Teman dekat sejak kecil. Entah bagaimana dia tahu aku tidak merasa nyaman dengan hidupku saat itu. Dia bisa membaca emosi orang yang ada didekatnya. Kurasa itulah kenapa dia menjadi Psikolog sekarang.

Dia juga merupakan Yatim Piatu. Dia tak seberuntung aku. Dia tinggal di Panti sejak kecil. Dia bahkan tak pernah melihat orangtuanya barang sekalipun. Dia memutuskan untuk keluar dari Panti ketika dia sudah mendapat pekerjaan di usia 15 tahun. Dia menyewa sebuah rumah kecil sederhana di Gwacheon dengan gajinya. Dia adalah Namja yang pintar, jadi dia mendapat Beasiswa penuh untuk sekolahnya. Jadi dia tidak perlu membiayai sekolahnya.

Dia mengambil pekerjaan sebanyak yang dia bisa. Dia menjadi tukang cuci piring sepertiku, dia menjadi Babysitter, dia juga menjadi pelayan di sebuah Restoran. Hingga akhirnya, Seokjin memiliki Tabungan yang cukup untuknya melanjutkan kuliah di Universitas Daegu. Tapi takdir berkata lain, dia bertemu denganku dan mengajakku tinggal bersamanya karna dia merasa ada sesuatu yang membuatnya merasa terikat denganku. Dia merasa takdir sengaja mempertemukan kami karna suatu hal.

Seokjin mengajakku tinggal bersamanya di Rumah sewaan kecilnya. Dia menghabiskan uang tabungannya untuk membiayai sekolahku. Saat itu aku belum menyelesaikan sekolah Menengah Atasku, dan dia memasukkanku ke Sekolahnya. Aku tidak mendapat Beasiswa disana, jadi Seokjin yang membiayaiku.

Awalnya, yang aku rasakan pada Seokjin hanyalah rasa Terima Kasih yang sangat besar, aku sangat menghargai semua yang dilakukannya untukku, dan aku juga sangat menyayanginya seperti Kakakku sendiri. Dia adalah orang yang sangat baik. Hingga akhirnya, aku mulai jatuh cinta padanya. Aku suka menatap wajah tampannya. Aku suka melihat bibir plumnya tersenyum. Aku suka mendengar tawanya yang indah. Aku suka semua hal tentangnya.

Aku ingin memberitahunya tapi aku tidak punya keberanian. Aku takut dia akan membenciku dan mengusirku. Aku takut dia akan jijik padaku. Namun suatu malam, aku tidak bisa tidur. Begitu juga dengannya. Dia memelukku. Pelukan yang terasa hangat dan nyaman. Aku tetap menutup mataku dan berusaha tidur dalam kenyamanan ini. Namun kemudian kurasakan sesuatu menyentuh bibirku dengan lembut. Aku terkesiap dan membuka mataku.

Beautiful Trauma | VSOOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang