Setelah malam dimana rahasia anak mereka terbongkar, Bu Winda dan Bu Risa berencana akan memberi sedikit mereka berdua 'pelajaran'.Hati orang tua mana yang tak kecewa bila mendapati anaknya berbohong dibelakang mereka? Namun,Bu Winda dan Bu Risa ingin memberi mereka kesempatan untuk menjelaskan apa yang terjadi sebenarnya tanpa mengadili sesukanya.
Pagi harinya, ketika mentari masih memamerkan sedikit pendar cahayanya dan kabut masih bergelung di udara, Bu Winda dan Bu Risa berencana akan mengunjungi Apartemen anak dan menantunya.
Ingin membuktikan segala rasa gundah di hati mereka dan mengetahui rahasia apa yang disembunyikan dibalik punggung mereka.
Disaat yang bersamaaan, Raihan baru saja akan keluar dari Apartemennya untuk mencari sarapan bertemu dengan Alina yang membawa dua kantong besar penuh dengan bahan belanjaan berjalan tanpa melirik sedikitpun kearahnya.
Raihan tak ambil pusing, toh ia juga tak peduli. Yang ia percaya hingga kini, pernikahan ini tak akan berjalan dengan mulus.
Raihan baru saja ingin mengunci kembali Apartemennya dan Alina tengah kesusahan memencet tombol password Apartemennya di kejutkan oleh kedatangan dua orang yang tak ingin mereka temui dalam kondisi seperti ini.
"Maksudnya apa ini?", Bu Risa menatap bergantian keduanya.
"Jadi......
... Kalian gak tinggal se- Apartemen?"
Bu Winda menutup mulutnya tak percaya dan Bu Risa menatap kecewa pada kedua anaknya.
Brakk.
Kantong belanjaan Alina terjatuh dengan kasar di atas lantai.
Gawat! Mereka lupa untuk berpura-pura!
.
-Jodoh Ditangan Mama-
.
"Jelaskan!!"
Bu Winda dan Bu Risa menatap tajam dua orang yang kini tengah menunduk dalam di depan mereka.Raihan dan Alina baru saja di giring untuk di dudukkan berdua di dalam ruang tamu Apartemen Raihan oleh kedua orang tuanya. Aura menenggangkan di rasa sangat kental menyelimuti ke empat orang yang sedang duduk berhadapan itu.
- Raihan POV -
Ini terlalu cepat! Dugaan ku meleset dengan tajam. Bahkan ini belum genap seminggu aku dan Alina pisah Apartemen namun kedua orang tuaku sudah mengetahuinya.
Kurasa selama ini, aku dan Alina telah menjalankan peran dengan baik. Kita selalu bekerja sama dalam hal berbohong, kepada siapapun itu. Jadi, jika sudah seperti ini, pasti salah satu di antara kami ada yang kecolongan. Atau kami berdua?
Mama benar-benar ahli dalam merencanakan sesuatu. Kemampuan stalkernya jauh diatas rata-rata. Kadang aku berfikir, apa sebenarnya Mama dulu adalah agen FBI?
Baru kali ini ruang tamuku terasa beribu kali lebih menegangkan dari biasanya. Perasaan takut dan khawatir tercampur sempurna kala mataku tak sengaja bertatap dengan manik milik Mama.
Damn, kenapa aku merasa seperti telah melakukan suatu tindakan nara pidana? tatapan mereka berdua menyudutkanku dengan sempurna.
"Raihan. Jelaskan."
Sangat jarang Mama memanggil nama asliku, jika sudah seperti ini aku yakin bahwa Mama benar-benar kecewa akan sikapku.

KAMU SEDANG MEMBACA
Jodoh Ditangan Mama [ON GOING]
Novela Juvenil[Slow Update] Raihan Syahreza. Lelaki berusia matang yang belum juga mendapat jodoh. Bukan karna tak laku, Ia hanya tak ingin. Hingga membuat Sang Mama harus turun tangan untuk mencari pendamping hidup yang pas bagi Raihan. Apa yang harus Raihan la...