Allah Maha Adil.

909 56 13
                                    

Barulah setelah terkuaknya tentang kehamilan Alina, semua gejala saat hamil bermunculan. Penyakit pagi yang dulu diderita Raihan, kini beralih ke Alina. Pun dengan keinginan mengidam, kini Alina yang merasakan dan bersyukur bahwa permintaannya tak terlalu nyeleneh hingga saat ini.

Saat malam dimana Bu Winda yang pertama kali mengetahui berita ini, beliau tentu sangat bahagia. Namun ketika melihat sikap Alina yang terdiam saat pulang dari klinik sampai rumah, tak ayal membuatnya khawatir jika Alina tak menginginkan adanya kehamilan tersebut, hal itu membuat Bu Winda menahan semua kebahagiaan nya dan lekas menghubungi besannya setelah mobil Raihan tak lagi nampak dipandangan.

Namun, semua kekhwatirannya seketika sirna saat mengetahui dari Sang besan bahwa jika Alina terlalu bahagia, ia cenderung akan diam dan bingung tak tau harus bersikap seperti apa. Dengan begitu Bu Winda bisa menghela napas lega dan kembali bersorak gembira bersama Bu Risa.

Berbeda dengan nasib Raihan yang kini tengah dilanda kecemasan, pasalnya sudah lebih dari satu jam yang lalu Alina berkali-kali memuntahkan cairan putih ke closet. Jelas itu bukanlah pertanda yang baik, ditambah lagi dengan Alina yang tak ingin memakan apapun, maka tak salah jika yang keluar hanyalah cairan asam.

Raihan berani bersumpah bahwa lebih baik ia saja yang mengalami hal ini, ia tak tega melihat raut pucat Alina saat memapahnya dari kamar mandi ke ranjang mereka.

"Udah jam tujuh mas, siap-siap sendiri bisa ya? Sarapan di Cafetaria aja, maaf aku gak bisa masakin kamu hari ini", Alina berkata pelan saat tangan lemas nya di genggam erat oleh jari-jari Raihan.

"Saya gak kerja. Saya nemenin kamu aja hari ini, barusan udah nge-Wa Tiara buat nge-handle semua kerjaan dikantor", Alina mengangguk kecil sebagai tanda persetujuan, toh ia memang butuh teman ketika tubuhnya sedang lemas bukan main seperti saat ini.

"Apa saya harus telfon Mama buat ngecek keadaan kamu?", Raut khawatir masih tergambar jelas pada paras Raihan.

"Gak usah, aku gak mau ngerepotin Mama. Kamu bisa kan jaga aku hari ini? Satu hari aja kok"

"Jangankan sehari, bahkan sampe berbulan-bulan pun saya siap jagain kamu", Alina tersenyum kecil mendengar perkataan Raihan, andai kata tangannya saat ini bisa digerakkan dengan cepat, ingin rasanya ia memukul kepala bagian belakang Raihan.

"Kamu mau makan apa? Perut kamu kosong, tapi daritadi muntah-muntah terus", Alina hanya menggelengkan kepala pertanda bahwa ia tak ingin memasukkan secuil pun makanan kedalam mulut nya.

"Kamu harus makan, biar ada tenaga dan gak jadi lemes kayak gini. Saya buatin bubur ya?"

"Emang bisa?"

"Errr, lihat di google?"

"Gak usah lah mas, aku gak laper kok"

"Enggak. Kamu harus makan. Tunggu bentar ya, saya bakal masakin kamu bubur ter enak sepanjang masa."

Gegas setelah mengecup kening Alina dan menaikkan selimut hingga batas dada, Raihan pun berlari ke arah dapur dengan semangat. Ia merasa sangat yakin dapat membuatnya dengan mudah, karena itu hanyalah semangkuk bubur.

Bermenit-menit-menit-menit kemudian, Raihan akhirnya bisa kembali kekamar dengan membawa semangkuk bubur hangat di nampan. Keadaan Raihan sangat jauh dari kata rapi, bahkan ia masih menggunakan apron biru tua milik Alina -yang sekarang terlihat lengket bagian depannya karena Raihan mengusapkan lelehan bubur berulang kali pada kain tersebut-

Raihan menatap penuh harap bubur yang sekarang berada pada nakas, ia berdoa agar rasanya bisa enak setelah beberapa kali gagal dalam membuat hanya semangkuk bubur tersebut. Jika ia tak salah menghitung, inilah mangkuk ke lima setelah beberapa kali gagal, di mangkuk sebelumnya ia memang menambahkan sedikit garam pada nasi yang ia masak, berharap akan mendapatkan rasa gurih karena mungkin saja lidah Alina tak enak ketika menyantap makanan hambar.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 30, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Jodoh Ditangan Mama [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang