1

976 57 0
                                    

Cast :

Mark Lee
California Lee as You

#EXO-Oasis

Malam ini terasa lebih dingin dari biasanya, angin berhembus sangat kencang membuat ranting pohon bergoyang-goyang dan menjatuhkan daunnya. Bahkan langit pun terlihat lebih gelap, hanya sedikit bintang yang terlihat.

Kulihat dari jendela mobil, orang-orang sedang berlarian. "Ada apa ya di sana?" tanyaku pada suamiku yang sedang menyetir mobil.

Mark meminggirkan mobil tanpa mematikan mesin, dia keluar dari mobil. "Sayang, kau disini saja. Aku yang akan melihatnya"

Aku mengangguk, lalu mengawasi dari mobil. Setelah tubuh Mark terlihat mengecil, kulihat semakin banyak orang yang berlari, berlari ke arah kami!

Tidak lama kemudian Mark berlari menuju mobil, lalu menjalankan mobil dengan kecepatan penuh. Membuat tubuhku hampir terjungkal.

Napas Mark terlihat tidak beraturan, pandangannya lurus ke depan. Aku berpegangan pada hander agar tidak terjungkal. "Ada apa?!" tanyaku. Tiba-tiba Mark mengerem mobil membuat dahi-ku terbentur dashboard.

Aku menoleh ke belakang, orang-orang masih berlarian menuju ke arah kami. Kulihat ke arah depan lalu terkejut. Puluhan mobil berhenti menghalangi jalan besar yang seharusnya kami lewati.

Mark mengambil ransel yang berada di bangku belakang lalu keluar dari mobil. Dia mengetuk jendela mobil menyuruhku untuk keluar lalu menarik-ku untuk berlari.

Aku benar-benar bingung dengan apa yang sedang terjadi. Aku ikut berlari sambil terus menoleh ke belakang. Kami pun berlari melompati mobil yang menghalangi jalan, terima kasih Tuhan, hari ini Aku memakai hotpants.

Kami sampai di depan lampu merah, Mark berhenti sebentar, pandangannya ke segala arah. Kemudian menarik-ku ke barat, untuk memasuki Mall.

Yang aneh adalah, Mall ini sepi, sepi sekali. Mark menarikku masuk melalui pintu yang terbuka, menutup pintunya lalu menguncinya.

Dia terus menarik tanganku menuju lantai dua, Aku mulai kehabisan tenaga. Lalu berhenti. "Aku lelah"

"Aku bahkan tidak tahu apa yang terjadi"

Mark pun berjongkok di depanku, "Naik" katanya. Aku menggeleng. "Kubilang naik!" Aku pun terkejut mendengar Mark membentakku, dengan cepat Aku naik ke punggungnya. Dia berdiri lalu mengaitkan tangannya pada kedua kakiku lalu berlari.

Kami memasuki sebuah cafe yang cukup besar, terlihat klasik dan gelap. Mark menurunkanku di sebuah sofa empuk, lalu duduk sambil mengusap wajahnya.

Aku yang tidak terbiasa dibentak, berjalan menjauh dari Mark lalu berdiri memunggunginya. Aku merasa takut jika ada seseorang membentakku, Aku merasa kecewa pada diriku, sudah membuat seseorang marah padaku.

Aku pun duduk di sofa yang jauh dari sofa yang Mark duduki. Lalu menenggelamkan wajahku pada meja, berusaha menahan tangis. Tidak lama kemudian Aku merasakan sofa sedikit bergoyang, menandakan seseorang baru saja duduk di sampingku.

Sebuah kecupan mendarat di kepalaku, "Sayang.."

Aku tidak menjawab, masih menenggelamkan wajahku, Aku tidak mau Mark melihat wajahku yang menangis ini. "Cal. Lihat Aku."

Spontan Aku mengangkat kepalaku, tidak ingin membuatnya semakin marah. Mark menatapku sambil tersenyum tipis lalu mengusap pipiku yang basah. Ia menarikku ke pelukannya, lalu membisikkan sesuatu yang membuatku terkejut.

"Kota ini terkena virus zombie" kata Mark.

Aku melepaskan pelukannya. "Kita kan kesini mau berlibur" "bukan mau mati" Mark tertawa kecil lalu mencium pipiku. "Hey, kita akan keluar dari kota ini, tenang saja. Aku akan menjagamu"

Aku hanya mengangguk. Mark pun berdiri lalu berjalan menuju pintu berwarna cokelat yang ada di samping cafe ini, lalu membukanya. "Cali! kemarilah!"

Aku pun menyusulnya, ternyata cafe ini terhubung dengan bioskop. Aku yang merupakan movieholic langsung berlari memasuki bioskop. "Ini keren!"

Mark tertawa lalu menarik tanganku ke salah satu teater. Kami memasuki teater 4 lalu duduk di salah satu anak tangga. "Mark, sampai kapan kita disini?" tanyaku.

"Sampai pagi, kita akan kembali ke mobil. Lalu pergi dari sini"

Aku mengangguk, Mark menarik tubuhku lalu melingkarkan kedua tangannya di pinggangku. "If the zombies come to you, I will kill them for you...Baby girl, just calm down, I'm here. I will save you.. We could go home, we could go home" Mark bernyanyi dengan asal seperti biasanya.

"I will kill them for you too" kataku. Mark mencium bibirku lalu melepaskannya. "No. Itu bahaya"

"Kita itu saling melindungi!" kataku sambil memukul lengannya. "Aduh, iyaiya. Kau lebih galak dari zombie"

"Terserah"

"Tidur yok, udah malem" kata Mark. "susah" kataku. Kami pun berdiri, Mark mengambil ransel yang ditaruhnya di tangga teater. Ia merangkul bahuku lalu mengajakku berjalan keluar teater.

Mark mengambil beberapa makanan dari kantin bioskop kemudian mengajakku menuju cafe klasik tadi.

Kami pun masuk, menutup pintu dengan rapat, Mark menaruh ransel dan beberapa makanan di lantai dekat salah satu sofa. Aku pun berjalan menuju bagian belakang untuk melihat-lihat. Cafe ini belum terlalu kotor, Aku yakin kejadian ini belum lama. Aku membuka lemari es untuk melihat apakah ada minuman dingin.

Kubuka dengan perlahan, pintunya terasa sulit untuk dibuka, kutarik dengan paksa lalu sesuatu muncul membuatku menjerit.

Aku pun berjalan mundur. Ada seorang anak kecil keluar dari lemari es, wajahnya terlihat berantakan, banyak bercak darah di tubuhnya, mulutnya juga mengeluarkan darah. Matanya terlihat merah, dan tatapannya kosong tapi tampak melihat ke arahku.

Aku melirik ke samping dan melihat Mark sedang memberikan isyarat untuk diam. Tetapi, yang kulakukan justru berjalan mundur dengan pelan, tanpa mengeluarkan suara. Mataku bergerak ke lemari yang berisikan alat-alat masak, hell ya Aku menemukan beberapa pisau daging. Kuambil yang paling besar untuk berjaga-jaga.

Sesuatu membuatku membuatku terjatuh, membuat pisau itu terlempar dan sedikit menggores pipiku. Tubuhku tergeletak di lantai, jantungku berdegup sangat kencang. Suara pisau daging yang mendarat di lantai menggema di cafe klasik ini, membuat anak kecil itu berjalan dengan cepat ke arahku.

Aku segera bangun lalu berjalan mundur, anak itu mendorongku hingga kepalaku terbentur tembok. Sebisa mungkin kucegah kepalanya untuk mendekatiku, kugunakan kedua tanganku untuk mencekiknya.

"Mark!" teriakku.

ESCAPE from zombies [Mark Lee]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang