2

30 7 0
                                    

SELAMATMEMBACA :)

***

Galang Muzakki, orang yang tidak gampang menyerah dan juga bertanggung jawab atas kesalahannya. Laki-laki berambut rapi ini sudah sangat menahan dirinya agar tidak kabur dari situasi ini. Sudah lebih dari satu jam ia bediri di dekat tiang bendera dengan kaki satu, itu karena hukuman atas keterlambatannya datang ke sekolah.

Sialnya, sang guru juga tetap mengawasinya dan anehnya hanya dia yang terlambat hari ini membuat dirinya malu setengah mati. Apalagi saat ini salah satu kelas ada jam olahraga didekat lapangan upacara. Walaupun mereka tak terlalu menghiraukan dirinya tetapi ia tetap merasakan malu.

Dan kalian perlu tahu seumur-umur ia telambat tetapi baru kali ini ia terlambat seorang diri. Biasanya ada anak lain yang juga terlambat, tetapi kali ini hanya dia seorang.

Terkadang saat guru tersebut tidak melihat kearahnya, ia menurunkan kakinya dan saat sang guru melihatnya ia pun langsung cepat-cepat menaikannya kembali.

Karena merasa gerah dan bosan ia pun memilih melihat sesuatu yang membuat dia sampai melamun dan tanpa sadar kakinya sudah tidak diangkat lalu dia juga tidak sadar Bapak guru sudah memandangnya.

"Galang!" seru Bapak itu saat melihat kaki Galang turun kebawah.

Mendengar seruan Bapak itu Galang terkesiap dan langsung terburu-buru mengangkat kakinya kembali. Ia melirik Bapak itu yang berada didekat koridor dengan hati-hati, kemudian tanpa sengaja ia melihat siswi berambut sebahu berjalan dikoridor membawa beberapa buku tebal dan tak sadar ia menurunkan kakinya kembali dan terus melihat siswi itu berjalan sampai ia terkejut mendengar seruan Bapak itu lagi.

***

Laura Hilmy, perempuan yang suka sekali menggambar dan kemana pun ia pasti akan membawa buku gambar mini beserta alat tulisnya. Apalagi saat ini kelas nya sedang kosong, ia akan memanfaatkan waktu tersebut untuk menggambar.

Tetapi, ia tidak suka hal-hal yang sangat berisik. Maka dari itu ia sekarang bersiap-siap untuk keluar dari kelas itu dan menuju sebuah tempat yang selalu ia kunjungi. Pergerakannya itu tak lepas dari pandangan teman yang duduk di sampingnya.

"Lo mau kemana?"

Laura menoleh dengan wajah tanpa ekspresi. "Perpus."

"Gue nitip ya? Pulangin buku biologi sama kimia, hari ini terakhir soalnya batas pijamannya."

Perempuan rambut sebahu itu hanya mengangguk. Kemudian Ulfa teman semeja nya itu langsung mengeluarkan buku yang ia maksud dari tasnya. Lalu, di sodorkan nya ke Laura dengan senyum lebar. "Makasih Ra."

Setelah menerima buku tersebut Laura beranjak dari bangkunya. Ulfa mendengus melihat kelakuan temannya itu yang selalu seperti itu. Tanpa sengaja Ulfa melihat kearah laci temannya itu ia melihat ponsel Laura ketinggalan, dengan cepat Ulfa menyambar ponsel tersebut lalu menyusul Laura yang belum terlalu jauh.

Karena ponsel itu sangat penting untuk bisa mengabari Laura saat ada guru supaya Laura dengan cepat kembali ke kelas. Ulfa sedikit berlari kemudian ia pun berteriak memanggil temannya itu.

"Laura!"

Laura menoleh dengan menaikkan sebelah alisnya.

"Ini handphone lo."

***

Setelah sekitar dua jam ia dihukum akhirnya Galang di perbolehkan masuk kelas oleh Pak Bambang. Sampainya di kelas ia bukannya memperhatikan sang guru yang sedang menerangkan pelajaran hari ini, ia malah bengong seperti banyak beban pikiran. Wafiq melihat itu lantas menyenggol Galang menggunakan bahunya.

Galang sedikit terkejut kemudian menoleh. "Apaan?"

"Lo kenapa sih bengong terus? abis ke sambet setan?"

Cowok itu tidak menghiraukan ucapan teman satu mejanya melainkan kembali menoleh ke depan dengan niat mendengarkan perjelasan sang guru. Tetapi, sedetik kemudian ia kembali menoleh ke Wafiq dan bertanya dengan raut wajah serius. "Lo, kenal gak Laura Hilmy?"

Wafiq menaikkan sebelah alisnya lalu membeo, "Laura Hilmy?"

"Iya, kenal gak lo?"

"Kenal, dia tetangga gue," ujarnya sembari mencatat apa yang dijelaskan oleh Bu Laila di depan.

Dengan tiba-tiba Galang menonyor kepala temennya itu dan Wafiq pun mengadu ke sakitan. "Lo, kok gak bilang sih?"

"Lo kan gak nanya bege." Wafiq mendesah pendek. "Lo ngapa tiba-tiba nanyai dia? naksir?"

Bukannya menjawab pertanyaan temennya Galang malah tersenyum kecil.

"Gue nanti kerumah lo ya?"

***

Ra, Bu Marni udah datang nih, lo cepetan balik ke kelas ya..

Laura mendesah setelah melihat pesan dari Ulfa, sedetik kemudian ia membereskan alat menggambarnya dan beranjak dari duduknya menuju ke kelas.

Di koridor ia bertemu dengan dua orang cowok yang bisa dibilang mereka berdua anak baik-baik karena penampilan nya terbilang rapi. Laura hanya mengenal satu diantara mereka berdua karena cowok itu tinggal di dekat rumahnya.

Kedua cowok itu tersenyum ramah dan Laura membalasnya dengan senyum yang terkesan terpaksa dan itu hanya ditujukan untuk tetangganya yaitu Wafiq sedangkan terhadap Galang ia hanya meliriknya sekilas dengan muka datar.

Melihat itu Wafiq tertawa mengejek. "Mangkanya lo jangan sok kenal."

Galang kembali menonyor kepala Wafiq lalu ia menoleh ke belakang melihat punggung Laura yang belum terlalu jauh. Perlu kalian ketahui ia semakin penasaran terhadap cewek berambut sebahu itu.

***

Hallo semuanya, makasih udah mau baca^_^

Kalau kalian suka dengan cerita ini jangan lupa vote dan komentarnya yaa:*

Bila perlu share ke teman2 yang lain siapa tau mereka juga suka :D

Salam,

^_^(senyum)

Why?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang