COLLABORATION PROJECT
realfgust25 X annisakmlsr23 X Irnaaprilliaptr15 X SitiNurHaliza141
Di lapangan outdoor SMA Airlangga, terdapat empat lelaki yang tengah asyik bermain basket. Tak jarang mereka tertawa bersama karena tingkah konyol mereka sendiri. Seharusnya, saat ini mereka tengah berada pada mata pelajaran olahraga. Namun sang guru berhalangan hadir karena menghadiri rapat dengan guru olahraga se-kota Bandung lainnya. Alhasil, mereka dibebaskan untuk melakukan apapun yang masih berhubungan dengan olahraga.
"Elo, boleh juga." ujar Gantar pada Ganen seraya melemparkan benda bulat tersebut. Ganen hanya tersenyum lalu mendribble bola basket tersebut lalu melemparkannya ke arah ring yang tepat berada di belakangnya.
"Gue udah biasa ikut kakak gue latihan waktu kecil, jadi ya begini." Ujar Ganen yang mengikuti langkah ketiga temannya menuju pinggir lapangan tersebut.
"Di sini juga ada yang enggak kalah jago dari lo. Dia cewek sih, tapi elo jangan sekali-kali nantangin dia." Radith melihat keadaan sekitar.
"Dia banyak antek-anteknya. Makanya dia ditakutin sama satu sekolah. Kalau lo ngadepin dia sendiri, bisa-bisa lo mati." bisik Radith.
"Gue enggak takut! Datengin aja kesini! Siapa dia sampai satu sekolah ini takut sama dia?!" tantang Ganen.
*
"Oh iya! Kembaran lo udah sekolah?" Tanya Senja yang tengah sibuk mengupas buah apel milik Alyn.
"Udah dari kapan kali, kemana aja lo?" Sahut Nagen.
"Kesan kembaran lo pertama masuk sini gimana, Gen?" Tanya Ila penasaran.
"Dia sih suka, katanya orang di sini asik semua." Ujar Nagen dengan mulut yang penuh dengan makanan.
Kini Queen A beserta keempat sahabatnya tengah menikmati makan siang mereka di kantin, walaupun sebenarnya belum saatnya istirahat.
"Emang kembaran lo masuk kelas apa sih?" tanya Naila penasaran.
"Dia sekelas sama si ketua OSIS."
"Arkan maksud lo?"
"Hooh. Si Arkan itu."
Tak lama setelah itu, terdapat dua lelaki yang terburu-buru mendekati mereka.
"Bos! Bos!" Panggil lelaki dengan penampilan yang berantakan seraya terengah-engah.
"Paan sih?" Tanya Naila tak sabaran.
"Itu hosh... ada yang hosh... nantangin elo." Sambung lelaki tersebut.
"APA?!" Pekik Naila dengan keras sehingga makanan yang berada dimulutnya keluar dan mengenai wajah Alyn yang berada di hadapannya.
"SIAPA YANG BERANI NANTANGIN GUE HAH?! CARI MATI TU ORANG!" Lanjut Naila.
"Itu, murid baru itu..." ujar lelaki yang satunya lagi setelah ia mencoba menetralkan napasnya.
Nagen yang mendengar itu pun menepuk jidatnya dan menggelengkan kepala.
Astatang! Tu bocah ngapain sih pake nantangin Nai segala. Udah tau dia murid baru. Bisa abis tu bocah. Ya Allah, maafkan hamba yang mempunyai kakak seperti itu. Batin Nagen.
"Iya! Dia bilang, siapa elo sampai ditakutin satu sekolah." Naila yang mendengar itu pun naik darah, hingga menghiraukan Alyn yang sedari tadi meraung-raung tak jelas karenanya.
"Bawa gue ke dia! Sekarang!" Kedua antek-antek Naila pun mengangguk cepat dan segera menunjukkan jalannya.
"NAILA! BERSIHIN! MUKA GUE JADI BANYAK KUMANNYA GARA-GARA ELO!"
*
Naila berjalan menuju segerombolan lelaki yang tengah tertawa di lorong masih dengan antek-anteknya yang terus mengikutinya.
BRAK
"JADI ELO YANG NANTANGIN GUE?! HAH?!" Tanya Naila kepada Radith setelah menggebrak loker di dekatnya.
Wajah Radith yang awalnya berseri-seri kini berubah menjadi pucat pasi, hal yang benar-benar ia takutkan kini terjadi.
"Bos!" cicit salah satu antek-antek Naila.
"PAAN?!" Tanya Naila sewot tanpa mengalihkan pandangannya dari Radith.
"Anu... eum... bukan orang itu yang nantangin elo bos. Tapi yang itu." ujarnya seraya menunjuk Ganen.
"Oh yang itu?! Ngobrol kek!" ujar Naila lalu mengalihkan tatapan matanya ke arah Ganen.
Naila meraih kerah seragam Ganen lalu menghempaskan tubuh Ganen hingga membentur loker.
"Elo yang nantangin gue?!"
"Kalau iya, emang kenapa? Masalah buat lo?" ujar Ganen dengan santainya seraya mengeluarkan seringaian andalan miliknya.
Siswa-siswi SMA Airlangga yang berada di sekitar kawasan itu pun merasa terkejut, bahkan anggota Queen A lainnya beserta keempat sahabat lelaki mereka terkejut mendengar apa yang dilontarkan oleh Ganen. Karena memang sebelumnya tidak pernah ada yang berani menantang Naila.
"LO BERANI SAMA GUE?! HAH?!" Pekik Naila.
"Ya berani lah, emang siapa elo sampai ditakutin satu sekolah ini?." Ujar Ganen dengan santainya.
Naila yang mendengarnya pun benar-benar emosi sekarang, bahkan nafasnya terengah karena terlalu emosi.
"Pulang sekolah gue tunggu elo di lapangan. Kalau lo enggak dateng..."
"...lo mampus di tangan gue. Ngerti lo?" Ganen tersenyum remeh mendengarnya.
"Ok, siapa takut."
A/n : Aloha! Maaf karena cerita ini sudah terbengkalai selama beberapa bulan. Hal ini dikarenakan kami memiliki kegiatan masing-masing.
Sekali lagi kami minta maaf ya^^
Jangan lupa ikuti, klik bintang di kiri bawah dan tinggalkan komentar^^
Terimakasih!
KAMU SEDANG MEMBACA
Semasa SMA
Teen FictionCOLLABORATION PROJECT * Bagaimana jadinya jika empat gadis dengan kepribadian berbeda bersatu?