Seorang pemuda yang putus sekolah terlihat murung di pinggir jalan. Dengan kedua tangan yang digunakan untuk menumpu dagu dia pun melamun memikirkan masalah yang tengah dihadapinya. Dia berniat mencari pekerjaan untuk meringankan beban ibunya. Ibu sang pemuda tengah terbaring lemah karena sakit sedangkan sang ayah telah meninggal saat dia berumur 5 tahun. Namun, setiap tempat yang ia sambangi untuk melamar kerja selalu menolaknya dengan alasan sedang tidak menerima pekerja baru. Sang pemuda pun sudah sangat lelah dan berputus asa karena tak kunjung mendapat pekerjaan
Suatu hari saat dia sedang melamun di bawah rindangnya pohon, sang pemuda di datangi oleh seorang pria paruh baya kemudian pria paruh baya itu bertanya pada sang pemuda
"Ada apa, nak?" tanya pria paruh baya
"Tidak apa-apa, pak" ujar sang pemuda
"Tidak apa, kau bisa menceritakan masalahmu pada bapak. Siapa tahu bapak bisa bantu" ucap sang pria paruh baya
"Saya sedang mencari pekerjaan untuk biaya berobat ibu saya, tapi setiap tempat yang saya datangi selalu menolak saya. Saya sudah sangat lelah, pak" keluh sang pemuda
"Mari ikut saya, nak" ajak pria paruh baya ituMereka pun berjalan menuju rumah pria paruh baya. Rumah yang lebih pantas disebut sebagai gubuk karena terbuat dari anyaman bambu. Setelah sampai di dalam rumah, sang pria paruh baya lantas pergi ke dapur kemudian mengambil gelas dan panci yang masing-masing telah diisi oleh air. Pria paruh baya itu kemudian mencampurkan garam ke dalam air yang berada di dalam gelas dan panci. Kemudian sang pria paruh baya menyuruh pemuda itu untuk merasakan air yang berada di dalam gelas
"Coba kamu rasakan air ini" perintah pria paruh baya itu sambil memberikan gelas yang berisi air garam
"Air ini terasa sangat asin, pak" ujar sang pemuda
"Sekarang coba kamu rasakan yang ini" ucap pria paruh baya menunjuk panci yang berisi air garam tadi
"Air ini masih terasa asin, tetapi tidak seasin air yang sebelumnya" kata sang pemudaPria paruh baya itu pun tersenyum mendengar jawaban sang pemuda. Dia pun lantas mengajak pemuda itu ke danau yang berada di dekat rumahnya. Tak lupa juga ia membawa sejumput garam. Setelah sampai ditepi danau, pria paruh baya itu langsung menaburkan garam tersebut ke danau kemudian dia pun bertanya pada sang pemuda
"Nak, menurutmu bagaimana rasa air danau ini. Apakah aka menjadi asin atau tidak?" tanyanya
"Tentu saja tidak akan asin, pak" ujar sang pemuda
"Bapak harap kamu mengerti. Gelas, panci dan danau diibaratkan sebagai dirimu sedangkan garam diibaratkan sebagai masalah yang kau hadapi. Jika kamu menerima masalah yang kamu hadapi dengan berat hati maka kamu akan seperti gelas yang berisi air garam yang rasanya akan sangat asin karena kamu merasa terbebani dengan masalah itu, kamu juga tidak berusaha untuk menyelesaikannya dan memilih untuk berputus asa. Sedangkan jika kamu menghadapi masalah dengan hati yang terbuka maka kamu diibaratkan sebagai danau yang ditaburi garam yang rasa asinnya tidak terasa karena kamu tidak merasa terbebani dengan masalah itu dan juga kamu berusaha untuk menyelesaikannya. Maka jadilah seperti danau yang ditaburi garam tadi, karena setiap masalah pasti ada jalan keluarnya tergantung bagaimana kamu menyelesaikan setiap masalah yang kamu hadapi"Note: Cerita ini asli karangan author
Hope you like this story. Don't forget to vomment 💖
KAMU SEDANG MEMBACA
CERITA INSPIRATIF
Short StoryKumpulan cerita-cerita pendek inspiratif tentang kehidupan