"Ini pesanannya tuan, selamat menikmati"
"Terima kasih"
Jisoo tersenyum pada pelayan yang mengantarkan makanan. Jisoo dan Minghao sedang berada di cafe terdekat dari perusahaan Wen corp, ia membawa Minghao setelah selesai dari kamar mandi.
"Jadi, apa kau sudah lebih baik?" Jisoo meminum green tea miliknya yang baru saja disajikan pelayan, Minghao mengangguk pelan sebagai balasan.
"Boleh aku bertanya?" Minghao bertanya sambil terus memperhatikan minuman miliknya.
"Aku disini untuk itu" mata kucing itu tertutup karena senyuman diwajahnya.
"Aku tidak mengerti sama sekali apa yang terjadi antara kau dan Junhui, bukankah kau kemarin terlihat kesal saat Junhui menggenggam tanganku di pesta? Tapi-"
"Sebuah permainan harus dilakukan dengan baik Hao"
"Permainan?"
"Banyak yang tertarik pada pesona seorang Wen Junhui. Meskipun dia mafia yang terkenal akan kesadisannya, itu tak memungkiri para wanita menyukainya. Jadi tugasku dikontrak adalah bersikap seolah dia milikku seutuhnya walaupun ia selalu mengacuhkanku karena itu" Jisoo terkekeh mengingat bagaimana dirinya yang selalu diacuhkan oleh pria tampan itu.
"Ah ya aku lupa, aku disini juga ingin menyampaikan permohonan maaf atas perlakuan Seokmin kemarin malam" Jisoo berdiri kemudian membungkukkan badannya empat puluh lima derajat didepan Minghao.
Melihat Jisoo yang membungkukkan badannya Minghao langsung memegang bahu Jisoo, menahan bahu itu agar Jisoo tidak bergerak lebih jauh.
"Tidak perlu. Kau terlihat lebih tua dariku, harusnya tidak perlu sampai seperti itu" Minghao masih enggan menatap Jisoo, ia terus mengarahkan pandangannya kebawah.
Jisoo awalnya terkejut karena Minghao mengehentikannya, namun wajah merah itu membuat Jisoo kembali tersenyum bahkan tertawa.
"Maaf membuatmu tidak enak" Jisoo tau saat ini Minghao sedang malu karena dirinya yang rela meminta maaf dengan mudah hanya untuk pria brengsek seperti Seokmin.
Jisoo kembali duduk, ia terus menggoda Minghao yang malah semakin membuat wajah pria manis itu semakin memerah.
"Boleh aku memanggilmu Hyung?"
"Silahkan saja, bukankah seharusnya juga begitu?"
"Baiklah. Umn Hyung, dari yang ku lihat kau pasti sering meminta maaf pada orang lain karena ulah Seokmin hingga melupakan status besar keluargamu"
"Kau tau tentang keluargaku?"
"Siapa yang tidak mengenal keluarga Hong, secara mereka itu sangat kaya dan berpengaruh besar di negara ini"
"Kau terlalu melebih-lebihkan Hao, lagi pula aku juga manusia biasa, apa salahnya meminta maaf pada orang lain"
"Seokmin memang sangat merepotkan, meski begitu aku yakin dia pasti sangat menyayangimu Hyung. Jadi Hyung harus bersabar menghadapinya" Minghao memberikan kata-kata penyemangat diakhir.
"Kau sangat mengenal Seokmin ya" Jisoo menatap lekat, rasanya lebih baik saat mereka menemukannya.
"Tidak juga hyung. Dari kecil Seokmin sangat mengagumimu, jadi aku berpikir seperti itu"
"Itu sama saja Minghao, kau mengenal baik tentangnya. Ah rasanya aku jadi iri karena tidak tau apapun tentangnya"
"Maaf hyung, aku tidak bermaksud-"
"Tidak apa, lupakan saja"
Seseorang tampak memperhatikan mereka berdua dari kejauhan, berdiam diri disana tanpa berpikir untuk bergabung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny [Junhao]
Fiksi PenggemarIa dijual saat usianya menginjak 17 tahun oleh sang ayah. Karena kecantikannya, semua orang ingin menjamah tubuh mulus itu. Dia adalah pria cantik nan imut bernama Xu Minghao. Junhui adalah seorang mafia yang terkenal akan kesadisan dalam membunuh m...