-5

108 19 6
                                    

Setelah beberapa jam, mereka pun sampai di tempat suatu wisata.
"O em jii jiji."-teriakk sapaa.
"Jiji kenapa lu?"-tanya umi.
"Ini kagum bego. Bukan jiji."-ucap sapa.
"Hahaha;v korban iklan."-kata umi.
"Ca, mobil si wawa mana ya? Ko blm dateng juga."-tanya dina.
"Gatau ni, masih di belakang kali."-kata eca.

Tak lama kemudian mobil yang wawa bawa pun datang.
"Nah itu merekaa."-kata umi.
"Ehhhhh anjirrr bagusss bangettt."-teriak bila ketika melihat pemandangan dan wahana wahana di sekitarnya.
"Gimana weh, udah ketemu pemandunya?"-tanya wawa.
"Belum wa, kita tadi nungguin lu lu pada."-kata eca.
"Yaudah ayo."-kataa wawa.
Tempat wisata ini cukup sepi hanya ada beberap orang yang berkunjung.
"Atass nama elmaa travell?"-tanya seorang lakilaki ketika menghampiri mereka ber7.
"Iyaaa. Kaka, pemandunya ya?"-tanyaa wawa.
"Iya, ayo ikut saya."-katanya.

Kemudian mereka mengikuti kaka pemandu yang sudah jalan di depan.
"Jadi mana dulu yang kalian mau naekin?"-tanya kaka pemandu.
"Flaying fox dulu."-ucap araa
"Nah iyaa."-setuju dina.
Yang naik pertama adalah ara, karna araa yang paling antusias.
"Hwaaaa"-teriak ara ketika mulaii melesat dengan flaying foxnya.
Araa sampai ke tempat sebrang, sedangkan yang menaiki ke dua adalah Ecaa.
"Eh anjirrrr keren bangett"-teriak ecaa ketika melesat dengan flaying foxnya. Ketikaa sampai di pertengahan, tali flaying fox tersebut tiba tibaa putus.
"Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa"-teriak ecaa ketikaa ia jatuhh ke bawah.
"Ecaaaaaa."-teriak wawa, sapa, bila, dina, umi.
"Ka, ayo buruann tolongin."-pintaa ara.

Petugas tersebut tak menjawab. ia hanya menuruni anak tangga dan mulai mencari keberadaan eca yang jatuh. Begitupun araa, wawa, sapa, umi, dina, mereka juga ikut mencari.
"Ecaaaa woiiii."-teriakk sapa.
"Berabe nih kalo si haer tau."-kata wawa panik.
"Gimana ni guys, belum ketemu juga. Bentar lagi sore."-kata ara yang juga mulai panik.
"De.... de..."-teriak seorang petugas keamanan di sekitar situ.
"Temen kaliann ketemu nih."-lanjutnya.
Wawa, ara, dina, sapa, umi, dan bila langsung menghampiri kaka pemandy tersebut, Dan benar saja eca sudah di temukan namun dalam keadaan pingsan yang kaki yang sobek karna terkena batu.
"Pak ayo bawa ke musolah dulu."-ucap ara.
Kemudian ecaa di bawa ke musolah.
"Ini gimana woii. Kakinya sobek, sedangkan rumah sakit jauh bangett."-kataa bila.
"Pak? Disini ada kotak P3K?."-tanya ara.
"Oh ada, sebentar ya."-pemandu itu pun pergi untuk mengambil kotak p3k.

"Sementara kita obatin pake obat yang ada disini sini dulu. Besok pagi kitaa cari rumah sakit."-ucap araa lagi.
"Oke gue setuju."-kata wawa.
"Nih de."-pemandu itu datang kembali dan memberikan kotak P3k.

Wawa mulai menutup luka kaki eca dengan perban, sebelum menutup luka di kaki eca, wawa sudah memberikan obat terlebih dahulu.
"Ehh anjeng sakittt banget."-ecaa terbangun dan langsung memegang kakinya.
"Astagfirullah gua mah, baru juga bangun. Udah anjeng anjengan aja."-ucap wawa kesal.
"Say allah ca."-kata umi sambil tertawa.

"Woi balik yu, udah mau magrib. Nanti jalanan nya gakeliatan sama sekali ketutup kabut."-kata dina.
"Iya weh, nanti ecaa jangan bawa mobil. Biar si umi aja."-kata bila.
"Iyaa gua setuju nih."-kata sapa.
"Okedeh gapapa gua yang nyetir."-kata umi.

Kemudian mereka sudah menaiki mobil yang tadi mereka bawa. Mobil yang Wawa bawa sudah jalan terlebih dahulu, sedangkan mobil yang umi bawa berada di belakang mobil wawa. Setelah beberapa kilometer dari tempat wisata tersebut mobil yang umi, sapa, eca, dan dina tumpangi tiba tiba mogok.
"Aih? Kenapa ini berhenti?"-tanya umi.
"Abis bahan bakar kali ya?"-tanya dina.
"Woii gc anjing, kaki gua sakit banget."-kata eca nge gas.
"Sabar bangsat, ini mogok mobilnya."-ucap sapa.
Kemudian umi turun dari mobil, dan memeriksa bagian depan mobil.
"Udah, udah bisa."-kata umi.

Umi pun melanjutkan perjalanan nya, umi menghentikan lagi mobilnya.
"Kenapa lagi mi?"-tanya sapa.
"Ko ini ada per tigaan si."-kata umi bingung.
"Di daerah atas bukit begini mana adaa pertigaan."-ucap dina.
"Ya allah bihaa, kenapaa jadi gini si. Perasaan tadi gada pertigaan."-ucap umi panik.
"Udah, udah. Tenang dulu. Kita belok ke kanan aja coba."-kata sapa.
"Iya, bismillah."-kata umi.

Umi membelokan mobil ke arah kanan dan melanjutkan menyetir.
"Woii anjir ko balik lagi."-kata ecaa.
"Eh iya aih ko ini balik kesini lagi."-kata sapa.
"Yaallah. Kita kesesattt."-umii panik dan mulai menangis.
"Mii, udah mi jangan nangis duluu siapa tauu tadi lu salah ngambil jalann."-kata dinaa.
"Udah coba sekarang kita lurus."-kata sapa. Umi melanjutkan menyetirnya, dan setelah beberapa jarak yang mereka tempuh mereka kembali ketempat tersebut.

"Udah gue nyerahhh."-teriak umi putus asa sambil menangis.
Sapa, eca, dan dina mulai panik.
"Woiiiiii bangsatt apa apaan ini!"-teriakk eca.
"Gue yakinnn ni ada yang mau ngerjain kita."-katanya lagi.
"Yaallah bihaaa."-rintih umi.
"Woi, mau magrib gimanaaa ini."-kata dinaa.

                               ***

Ditempat lain, wawa, ara, dan bila sedang panik. Karna sampai sekarang umi, sapa, dina dan eca belum balik.
"Merekaa kemana si. Di hubungin ga aktif."-kata araa.
"Wa, lu bawa mobilnya kekencengan si. Jadi mereka gabisaa ngejar. Apalagi itu yang bawanya si umi."-kata bilaa.
"Ko lu jadi ke gua gua sih bil? Itu gua udah pelann bawanya."-kata wawa dengan emosi.
"Lahh emang iya si."-kata bila sewot.
"Lu kalo ga seneng sama gua ngomong bil, gausah nyalahin gua gitu."-sinis wawa.
"Udah weh udah. Pikirinn sekarang gimanaa."-kata ara.
"Kita tunggu sampe besok pagi, kalo besok pagi mereka belum dateng kita cari. Kalo kita cari sekarang yang adaa kita jugaa ikut kesesat."-ucap wawa.
"Okee, sekarang tidur aja dulu."-kata ara.

Pukul 02.35
Bilaa tidur sendiri, ia terbangun dan membenarkan posisinya menjadi duduk. Bilaa seperti mendengar orang menangis.
"Sapa?"-katanya pelan.
"Sapa udah balik?"-tanyanya heran.

Bilaa kembali mendengarkan suara tangisan ituu, suaranya terdengar dari balkon kamar. Bilaa melihat ke arah tersebut, dibalik hordeng putih seperti ada orang yang duduk dan menelengkupkan badannya sambil menangis.
"Ituuu sapa?"-bilaa turun dari tempat tidurnya dan berjalan menuju balkon kamar.
Bilaa membuka pintu kaca yang membatasi antara kamar dan balkon.
"Sap? Lu kapan balik? Teruss kenapa nangis?"-bilaa mendekati seseorang yang ia kira sapa.
Bilaa menepuk pundak seseorang tersebut, namunn ia masih tetap saja menunduk dan menangis.
Bilaa duduk di sampingnyaa dengan tangan yang masih berada di pundak seseorang tersebut.
"Sapp?."-panggil bilaa pelan.
Seseorang tersebutpun perlahan mulai mengangkan kepalanya dan menengok ke arahh bila.
Bilaaa terkejutt setengahh mati!! Ketikaa melihat wajah seseorang tersebutt. Wajahnya hancurr, wajahnya terus mengeluarkan darahh, matanya hilang satu. Bilaaa tergeletak pingsan.

                               ***

Hi guys, apakabarr? Kangen ga sama cerita HANTU BULDOG? Maaf ya author baru bisa updadate, dikarenakan abis ujian dan keadaan hati yang sedang tidak stabil hehe. Teruss baca ceritaa ini ya agar dapat berkembang dengan baik😄. Jangan lupa vote and komen. Dann jangan lupaaa ajak temen temen kalian baca cerita ini😙. Sampaii berjumpaa di chapter selanjutnyaaaa❤.

Hantu BuldogTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang