20. Dua Cecunguk

186K 6.7K 146
                                    

Selamat membaca


*****

Orlando sudah bersiap dengan pakaian olahraganya. Karena hari ini adalah hari Minggu, Orlando berencana untuk mengajak Lusya berolahraga bersama. Ia berpikir Lusya menjadi sangat pemlasa akhir-akhir ini, menghabiskan hari-harinya hanya menonton film, serta rebahan di atas ranjang sepanjang waktu. Orlando berkacak pinggang melihat satu sosok tengah membungkus tubuhnya dengan selimut tebal. Kedua matanya terpejam kuat, enggan untuk terbuka sedikitpun. Ia memandang wajah itu sesaat, lalu memncet hidung kecilnya geram hingga sosok itu terlonjak sadar, dengan nafas yang gelagapan.

"Ih.. Orlando rese' banget sih?" gerutu Lusya. Orlando hanya terkekeh melihat wajah kesal gadis itu.

"Cepet mandi, gue mau ajak lo jogging," ajak Orlando

"Enggak mau gue mau tidur aja, jogging nggak enak. Capek!" ujar Lusya

"Gue nggak nerima penolakan! Pokoknya lo harus ikut. Gue tunggu di bawah,"

"Ihh! Dasar cowok abal-abal!"geram Lusya sembari meremas selimutnya merasa sebal. Dengan langkah gontai, gadis itu masuk ke dalam kamar mandi melawan rasa malas.

Orlando terus saja memaksa Lusya berlari. Tapi Lusya mengabaikan seruan itu tetap berjalan santai meskipun Orlando sudah berada jauh di depannya. Jujur saja, Lusya tidak terlalu suka olahraga sebab ia tidak suka tubuhnya berkeringat. Aneh memang, padahal berkeringat sangat penting untuk metabolisme tubuh manusia.

"Lari dong Mel! Masa jogging jalan," kata Orlando sedikit lantang.

"Nggak mau! Gue capek," sahut Lusya nafasnya ngos-ngosan, jarang olahraga membuatnya cepat sekali lelah apalagi Orlando langsung menggempurnya dengan lintasan yang cukup jauh. Berat bagi Lusya yang selama ini hanya berpofresi sebagai putri kerajaan.

Lalu tiba-tiba Orlandoo berbalik arah menuju Lusya, gadis itu terkejut tatkala Orlando berjongkok dihadapan Lusya dengan posisi punggung yang tepat berada di depan kedua kakinya.

"Ngapain lo?"

"Udah, cepet naik!"

"Lo mau nge-gendong gue gitu?"

"Lama lo," sahut Orlando tak tinggal diam Orlando langsung meraih kedua kaki Lusya mengempitnya pada kedua sisi badan. Ia berdiri membuat tubuh Lusya terangkat. Lusya yang belum siap, hampir saja terjengkang kalau saja ia tidak reflek mengalungkan kedua tangan nya di leher Orlando.

"Apaan sih lo? Turunin gue cepetan!," teriak Lusya..

"Diem! Kalo nggak mau gue cium disini."

Mendengar itu Lusya langsung diam dan menutup mulutnya rapat-rapat. Tentu saja ia tidak bertambah malu jika Orlando bersungguh-sungguh dengan ucapannya. Banyak beberapa pasang yang melihat kearah mereka berdua. Bahkan ada yang secara terang-terangan mengambil gambar Lusya dan Orlando yang membuat Lusya bertambah salah tingkah di depan umum. Lusya menyembunyikan wajahnya di ceruk leher belakang Orlando.

"Kenapa sih Mel?" tanya Orlando merasakan pergerakan Lusya.

"Gue malu tau. Banyak yang ngelihatin." cicit Lusya.

"Biarin aja, mereka iri kelamaan jomblo."

"Ndo udah sampek sini aja cepetan turun in gue!," ucap lusya menepuk bahu Orlando.

"Udah diem bentar lagi nyampe."

Dengan penuh rasa terpaksa, Lusya akhirnya menuruti saja ucapan Orlando dan kembali menjadi pusat perhatian. Tak lama sampailah mereka di sebuah kedai pinggir jalan yang menjual bubur ayam. Orlando berjongkok dan menurunkan Lusya saat berada di depan warung Bubur Ayam itu. Menurutnya tempatnya sangat nyaman di pinggir jalan yang tak terlalu padat. Tempatnya juga sejuk karena tepat di bawah pohon yang membuat siapa saja nyaman di sini. Tempatnya juga bersih,sebab warung ini di dominasi dengan cat warna putih.

Suamiku Bad Boy ✔ [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang