The Truth

132 0 0
                                    

Ruang tamu di rumah besar itu nampak sangat berantakan, seperti telah berhari-hari ditinggalkan oleh si empunya rumah. Beberapa kertas penuh coretan berserakan disana-sini, ada pula beberapa botol bekas minuman ringan diantaranya, berserakan di dekat anak tangga. Keadaan rumah itu sungguh seperti sebuah rumah yang baru saja terserang badai Katrina.

Sementara di salah satu sudut lain di rumah itu, Yoon Eunhye, sang gadis penghuni rumah itu baru saja terbangun dari tidurnya. Wajahnya terlihat sangat kusut dan loyo. Wajar memang, sebab Eunhye baru berhasil memejamkan matanya sekitar pukul 3 dini hari dan sekarang ia sudah terbangun lagi padahal jam digital di meja yang terletak di samping tempat tidurnya masih menunjukkan pukul 6:45, itu artinya ia baru saja mengistirahatkan tubuhnya selama kurang dari 4 jam saja.

“Aishhhh…!!!” Eunhye menggerutu pada dirinya sendiri ketika menuruni anak tangga menuju ruang tamu dan langsung disambut dengan sebuah pemandangan katastrofik di depan matanya. Dengan masih menggaruk-garuk kepalanya – yang semakin membuat rambut-bangun-tidur-nya tambah berantakan–gadis itu bergerak memunguti barang-barang yang berserakan di ruangan itu dengan malas. Ia berjalan terseok sambil mengumpulkan kesadarannya dan berusaha mengingat apa yang telah terjadi di rumahnya semalam hingga bagian depan rumahnya bisa sekacau seperti sekarang ini.

“Kalau bukan karena pria sialan itu, tentu aku tidak akan sefrustasi sekarang!”Semalam, ia bertengkar hebat lewat telepon dengan si ‘pria sialan’. Dan pertengkaran itu berakhir dengan Eunhye mengacak-acak rumahnya sendiri, melempar dan membanting segala benda yang terjangkau tangannya guna melampiaskan kekesalan dan kemarahan yang memuncak di dalam dirinya. Ya, itulah salah satu kebiasaan terburuk yang dimiliki gadis itu, tidak bisa mengontrol emosinya jika sudah merasa terlampau marah ataupun sedih. Dan malam tadi, kedua perasaan itu dirasakannya langsung secara bersamaan, ia merasa marah dan sedih karena perbuatan si ‘pria sialan’ itu.

“Dia benar-benar keterlaluan! I really hate him!!!” Eunhye masih bermonolog di dalam hatinya sendiri dengan nada gusar sekaligus geram di saat bersamaan. Ia sedang merutuki orang yang disebutnya sebagai si ‘pria sialan’. Gadis itu bahkan tidak lagi sudi mengingat nama pria yg dianggapnya telah mengacaukan hidupnya saat ini. Hatinya terlalu sakit mengingat apa yang telah diperbuat pria itu padanya. Baginya, pria itu tak lebih dari sekadar mimpi buruk yang menghampiri tidur panjangnya.

Selesai membenahi ruangan yang tadinya kacau itu, Eunhye bergegas ke kamar mandi di dalam kamarnya. Ia menyalakan kran dan mengisi bathtub dengan air hangat. Ia ingin melepas kepenatan yang menggunung di dadanya semalaman tadi dengan berendam, barangkali dengan begitu ia bisa menenggelamkan segala kekesalan dan kesedihannya ke dalam bathtub. Tak lupa ia pun menyiapkan beberapa lilin aromatherapy yang ia susun di tepiannya untuk lebih merilekskan otot dan pikirannya.

---0O0---

Lee Hyukjae, adalah nama si ‘pria sialan’ yang kini sangat Eunhye benci dengan segenap hatinya. Gadis itu sungguh sangat membencinya sampai-sampai ia merasa muak dengan dirinya sendiri tiap kali nama ataupun wajah pria itu kembali berkelebat di ruang memorinya. Ia tidak mau lagi mengingat-ingat, apalagi bila sampai harus berurusan lagi dengan pria itu. Sampai kapanpun.

 Pria berperawakan kurus dengan rahang tirus itu adalah teman Eunhye di kampus, sekaligus ... (mantan) kekasihnya. Ya, Hyukjae dan Eunhye pernah menjadi pasangan kekasih yang selalu terlihat kompak dan romantis di setiap kesempatan. Setidaknya, begitulah penilaian teman-teman mereka. Dimana ada Eunhye, disitulah Hyukjae berada, disampingnya. Pria itu selalu setia mendampinginya. Eunhye dan Hyukjae adalah tipikal pasangan serasi seperti yang sering terlihat di film-film drama televisi. Si pria tampan, sementara gadisnya jelita, kurang apa? Segalanya nampak begitu indah dan sempurna, sampai suatu hari Lee Hyukjae menghancurkan semuanya hingga berkeping-keping tanpa sisa.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Sep 05, 2012 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

The TruthWhere stories live. Discover now